HaiBunda

MENYUSUI

Menyusui hingga 6 Bulan Terbukti Tingkatkan IQ dan Akademis Anak saat Remaja

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 26 Sep 2025 08:50 WIB
Menyusui hingga 6 Bulan Tingkatkan IQ dan Akademis Anak saat Remaja/Foto: Getty Images/ Edwin Tan
Jakarta -

Manfaat menyusui sangatlah luas ya, Bunda. Bahkan, tidak hanya untuk anak di masa kecil saja. Diketahui, menyusui hingga 6 bulan sangat bermanfaat tingkatkan IQ dan akademis anak saat remaja.

Menyusui bukanlah sekadar memberikan nutrisi pada bayi ya, Bunda. Lebih dari itu, deretan manfaat baik bisa Bunda dan bayi dapatkan dalam jangka panjang. Seperti misalnya menyusui yang bisa meningkatkan tumbuh kembang bayi, meningkatkan imunitas tubuh bayi, serta membantu kesehatan pencernaan bayi.

Selain itu, ternyata banyak juga manfaat menyusui bagi bayi lho, Bunda. Salah satunya yakni bayi Bunda bisa lebih cerdas bahkan IQ mereka dan kemampuan akademis mereka meningkat saat usia remaja, seperti dikutip dari laman News-Medical


Manfaat menyusui untuk perkembangan otak anak

Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang disusui pada usia enam bulan menunjukkan peningkatan yang terukur dalam IQ, keterampilan membaca, dan matematika, dengan manfaat unik untuk bahasa dan percakapan.

Dalam sebuah artikel terbaru di Jurnal Nutrients, para peneliti di Universitas Bristol, Inggris, meneliti hubungan antara pemberian ASI pada usia enam bulan dan berbagai macam hasil neurokognitif hingga akhir masa remaja.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa terlepas dari pengaruh demografis dan sosial, lebih dari 40 hasil, termasuk keterampilan akademik yang lebih baik, skor kecerdasan (IQ) yang lebih tinggi, dan peningkatan keterampilan berbicara yang terkait dengan pemberian ASI.

Penting Bunda ketahui bahwa anak-anak yang disusui menunjukkan pergeseran yang jelas ke arah penggunaan tangan kanan pada usia 3.5 tahun sebagaimana dinilai melalui tugas-tugas spesifik. Misalnya memegang sikat gigi atau sendok, sebuah hubungan yang sebelumnya dicatat dalam penelitian lain dan dikonfirmasi dalam penelitian ini.

Dalam penelitian sebelumnya telah dieksplorasi bahwa adanya dampak pemberian ASI terhadap perkembangan kognitif dan perilaku anak. Namun, hasilnya tidak konsisten. Beberapa penelitian menunjukkan adanya manfaat yang jelas, sementara yang lainnya melaporkan efek yang beragam atau tidak ada efek sama sekali. Sering kali, ini dikarenakan ukuran sampel yang terbatas atau variasi alat ukur.

Salah satu bukti terkuat berasal dari randomized controlled trial (RCT) di Belarus, yang menunjukkan peningkatan IQ verbal, kosakata, keterampilan menulis, dan membaca pada anak-anak yang ibunya menerima dukungan ASI, dengan peningkatan yang bertahan hingga remaja. Namun, tidak ada perbedaan perilaku yang ditemukan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Tujuan sistematis sebagian besar mendukung hubungan positif antara ASI dan IQ, dan beberapa memperluasnya ke fungsi eksekutif, kognisi dan perilaku. Namun, efeknya biasanya kecil. Analisis yang membandingkan durasi menyusui menunjukkan bahwa menyusui lebih dari 6 bulan memberikan manfaat tambahan. Studi observasional yang lebih besar juga menunjukkan efek yang lebih luas.

Sebagai contoh, data Skotlandia pada 177 ribu anak menemukan risiko kesulitan belajar yang lebih rendah di antara anak-anak yang disusui, sementara Jepang dan Australia melaporkan penurunan keterlambatan perkembangan dan peningkatan hasil bahasa dan kecerdasan. Meskipun terdapat temuan yang konsisten untuk IQ, eksplorasi konsekuensi neurokognitif lain yang bergantung pada kumpulan data besar masih terbatas. 

Dasar dari penelitian ini

Meskipun daya ingat diuji dengan berbagai cara, hanya satu tugas memori kerja spesifik (pengulangan non-kata) pada usia 8 tahun yang menunjukkan hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan pemberian ASI selama 6 bulan sementara pengukuran daya ingat lainnya tidak memenuhi ambang batas signifikansi yang ketat setelah penyesuaian.

Penelitian tersebut menggunakan data dari the Avon Longitudinal Study of Parents and Children (ALSPAC), yang merekrut lebih dar 14.500 ibu hamil di Inggris. Para ibu dan pasangan mengisi kuisioner selama kehamilan dan setelah melahirkan yang memberikan data tentang pemberian makan bayi dan karakteristik latar belakang.

Status menyusui dinilai pada usia 4 minggu, 6 bulan, dan 15 bulan. Dalam analisis ini, pemberian ASI pada usia enam bulan merupakan paparan utama, tanpa membedakan antara pemberian ASI eksklusif dan parsial. Beberapa faktor perancu dimasukkan untuk memperhitungkan pengaruh sosial dan demografis, khususnya pendidikan ibu dan ayah, usia ibu saat lahir, urutan kelahiran, masa tinggal di rumah, cara persalinan, dan kebiasaan merokok ibu selama kehamilan. Faktor-faktor ini diketahui memengaruhi praktik menyusui dan luaran anak.

Hasil neurokognitif dinilai melalui 373 pengukuran berkelanjutan yang dikumpulkan dari masa bayi hingga remaja melalui laporan orang tua, guru, dan diri sendiri, serta pengujian langsung oleh staf ALSPAC.

Temuan utama

Skala analisis yang luas melibatkan skrining 373 pengukuran neurokognitif yang berbeda, yang menyoroti upaya untuk mengidentifikasi hubungan yang paling kuat di luar IQ dan akademis.

Dari 11.337 ibu yang disurvei pada usia enam bulan, 28,7 persen masih menyusui, 24,4 persen tidak pernah menyusui, dan 46,9 persen telah berhenti menyusui sebelum usia enam bulan. Analisis difokuskan pada anak-anak yang sedang disusui pada usia 6 bulan dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah disusui. Dalam hal ii, anak-anak yang berhenti menyusui sebelum enam bulan tidak diikutsertakan dalam penelitian. Dari 373 ukuran neurokognitif, sebanyak 42 hasil menunjukkan hubungan yang signifikan dan telah disesuaikan.

Tes perkembangan awal menunjukkan sedikit perbedaan yang bertahan lama, dengan keterampilan motorik halus pada usia 30 dan 42 bulan menjadi satu-satunya ciri prasekolah yang sangat terkait dengan menyusui. IQ secara konsisten menunjukkan efek positif, karena anak-anak yang disusui selama enam bulan mendapatkan skor lebih tinggi dalam hal verbal, kinerja, dan IQ total pada usia 8 dan 15 tahun, dengan peningkatan rata-rata sekitar 4,1 hingga 5,1 poin IQ.

Selain itu, kemampuan membaca juga menunjukkan hubungan yang kuat di berbagai pengukuran, termasuk penilaian nasional, sementara hubungan ejaan lebih lemah. Hasil bahasa beragam, tetapi peningkatan signifikan diamati dalam keterampilan percakapan pragmatis pada usia sembilan tahun, sebagaimana diukur dengan the Children Communication Checklist (CCC).

Anak-anak yang disusui juga berprestasi lebih baik dalam matematika pada penilaian guru dan nasional, tetapi hubungan serupa untuk sains tidak mencapai ambang batas signifikansi yang ketat (p<0,001).

Dalam manfaat perilaku yang terbatas, meskipun anak-anak yang disusui menunjukkan penurunan hiperaktivitas dan tingkat aktivitas yang lebih rendah di usia prasekolah ditemukan juga adanya temuan tambahan termasuk kemungkinan lebih tinggi untuk menggunakan tangan kanan dan lokus kendali internal yang lebih besar pada usia delapan tahun.

Perbedaan perilaku memang hampir seluruhnya berfokus pada penurunan tingkat aktivitas dengan sedikit bukti yang menghubungkan durasi menyusui dengan gejala emosional yang lebih luas, masalah perilaku, atau hubungan dengan teman sebaya dalam model yang disesuaikan.

Studi ini sendiri menemukan bahwa menyusui selama enam bulan dikaitkan dengan IQ yang lebih tinggi, peningkatan kinerja membaca dan matematika, keterampilan motorik halus yang lebih kuat, dan kemampuan percakapan yang lebih baik, dengan hubungan yang lebih lemah untuk perilaku dan ciri-ciri kepribadian.

Terlepas dari apa pun itu, menyusui selama enam bulan secara konsisten dikaitkan dengan keuntungan kognitif jangka panjang dalam kohort ini, tanpa terdapat bukti bahaya di dalamnya. Meskipun kausalitasnya tidak dapat dikonfirmasi, temuan ini mendukung promosi menyusui sebagai hal yang bermanfaat bagi perkembangan neurokognitif anak.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Penyebab ASI Masih Keluar Meski Sudah Berhenti Menyusui

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Tanggapan Leony usai Wali Kota Tangsel Ingin Ajak Dialog soal Anggaran, Pilih Fokus Hal Ini..

Mom's Life Nadhifa Fitrina

3 Artis Tuntut Nafkah Cerai dengan Nilai Receh, Terbaru Tasya Farasya

Mom's Life Amira Salsabila

90 Nama Terlarang di Tiap Negara untuk Anak, Ada Linda hingga Tom

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

Hari Kontrasepsi Sedunia 2025: Fakta Menarik di Baliknya, Sejarah, dan Tema

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

7 Tempat Penyewaan Mainan & Perlengkapan Bayi di Jakarta, Bisa untuk Harian Bun!

Parenting Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Tanggapan Leony usai Wali Kota Tangsel Ingin Ajak Dialog soal Anggaran, Pilih Fokus Hal Ini..

Hari Kontrasepsi Sedunia 2025: Fakta Menarik di Baliknya, Sejarah, dan Tema

90 Nama Terlarang di Tiap Negara untuk Anak, Ada Linda hingga Tom

7 Tempat Penyewaan Mainan & Perlengkapan Bayi di Jakarta, Bisa untuk Harian Bun!

Ramai Putra Chaebol Pilih Wajib Militer Lebih Lama, Disebut Ada Fenomena Baru

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK