menyusui
Mengapa Kontak Skin to Skin Penting untuk Memulai Menyusui? Ini Temuan Peneliti
HaiBunda
Selasa, 02 Dec 2025 08:50 WIB
Daftar Isi
Bunda mungkin pernah mendengar saran bidan atau dokter: “Begitu bayi lahir, langsung lakukan skin to skin ya, Bun.”
Bukan tanpa alasan, ya. Kontak kulit langsung antara Bunda dan bayi, biasanya dilakukan dengan meletakkan bayi telanjang (kecuali popok) di dada Bunda, ternyata menjadi salah satu langkah paling penting untuk keberhasilan menyusui dan kesehatan Si Kecil.
Di berbagai penelitian, metode ini terbukti membantu bayi lebih tenang, lebih mudah menyusu, hingga mendukung ikatan emosional yang kuat sejak detik pertama kehidupan.
Apa itu kontak skin to skin?
Kontak skin to skin adalah momen ketika bayi yang baru lahir diletakkan langsung di atas dada atau perut Bunda, tanpa pakaian apa pun kecuali popok. Kulit bayi yang masih hangat dan lembut menempel langsung pada kulit Bunda. Biasanya, tubuh Bunda hanya ditutup dengan kain tipis atau selimut ringan yang melapisi punggung bayi, sehingga tubuh kecilnya tetap aman dan hangat.
Momen ini biasanya terjadi tepat setelah persalinan, ketika tali pusat sudah dipotong dan bayi dibersihkan seperlunya. Tanpa dipisahkan atau dibawa ke ruang lain, bayi langsung berada di pelukan pertama ibunya. Bunda bisa merasakan detak jantung kecilnya, aroma khas tubuh bayi, dan gerakan tangannya yang perlahan mencari puting untuk menyusu pertama kali.
Dalam kondisi ini, tubuh Bunda bekerja layaknya inkubator alami: Suhu kulit menyesuaikan kebutuhan bayi, pernapasan bayi menjadi lebih teratur, detak jantung stabil, dan rasa aman bayi meningkat karena ia langsung mengenali suara dan detak jantung yang sama seperti ketika berada di dalam kandungan.
Tak hanya menenangkan bayi, skin to skin juga membuat tubuh Bunda memproduksi lebih banyak oksitosin, hormon cinta yang membantu ASI mengalir lebih mudah dan memperkuat ikatan emosional sejak menit pertama kehidupan.
Inilah sebabnya momen skin to skin sering disebut sebagai golden hour, waktu emas yang menjadi landasan penting untuk menyusui dan bonding antara Bunda dan Si Kecil. Langkah ini sudah menjadi standar emas di banyak rumah sakit dan direkomendasikan WHO serta UNICEF.
Apa pentingnya kontak skin to skin?
Bukan hanya anjuran bidan atau dokter, pentingnya kontak skin to skin antara Bunda dan bayi ternyata didukung oleh banyak penelitian ilmiah dari berbagai negara. Para peneliti menemukan bahwa momen sederhana yang terjadi dalam jam pertama setelah kelahiran ini dapat memberikan dampak besar terhadap keberhasilan menyusui, kesehatan bayi, dan kondisi emosional Bunda.
Berbagai penelitian internasional menemukan manfaat besar skin to skin, di antaranya:
1. Bayi lebih cepat mengenal puting dan memulai menyusu
Dikutip dari studi oleh Cochrane Database menemukan bahwa bayi yang mendapat skin to skin segera setelah lahir memiliki peluang lebih tinggi untuk berhasil menyusui dalam 24 jam pertama dan melanjutkan ASI eksklusif.
2. Menstabilkan napas, detak jantung, dan suhu tubuh
Studi di Journal of Pediatrics mencatat bahwa dada ibu bertindak seperti 'inkubator alami'. Suhu tubuh bayi lebih stabil dan pernapasan lebih teratur ketika bayi berada di dada ibunya.
3. Meningkatkan produksi oksitosin Bunda
Peneliti dari Karolinska Institute menemukan bahwa skin to skin meningkatkan hormon oksitosin, yaitu 'hormon cinta' yang memicu refleks let-down ASI, mengurangi nyeri pasca persalinan, dan membuat Bunda merasa lebih rileks.
4. Mengurangi stres dan tangisan bayi
Di penelitian lain, bayi yang langsung skin to skin menangis 10 kali lebih sedikit dibanding bayi yang dipisahkan setelah lahir. Ini karena mereka merasa aman, hangat, dan mengenali detak jantung Bunda seperti saat di dalam kandungan.
5. Meningkatkan ikatan emosional Bunda dan bayi
Studi dari Birth Journal menunjukkan skin to skin membantu bonding lebih kuat dan menurunkan risiko baby blues pada Bunda.
Manfaat skin to skin untuk Bunda
Berikut ini beberapa manfaat skin to skin untuk Bunda:
- Mempermudah ASI keluar
- Mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan
- Membantu pemulihan setelah melahirkan
- Meningkatkan rasa percaya diri dalam menyusui
- Membuat Bunda lebih tenang dan bahagia
Manfaat skin to skin untuk bayi
- Lebih cepat menemukan puting
- Lebih sukses menyusu pertama
- Stabil secara fisiologis (napas, suhu, gula darah)
- Menangis lebih sedikit
- Tidur lebih nyenyak
- Mendapat kolonisasi bakteri baik dari kulit ibu (melindungi kekebalan tubuh)
Berapa lama skin to skin yang ideal?
Banyak Bunda yang bertanya, sebenarnya berapa lama sih waktu yang pas untuk melakukan skin to skin setelah bayi lahir? Apakah cukup beberapa menit, satu jam, atau harus lebih lama?
World Health Organization (WHO) dalam panduan Early Essential Newborn Care (EENC) menyatakan bahwa skin to skin contact segera setelah lahir merupakan bagian penting dari perawatan bayi baru lahir. Dalam pedoman tersebut, prolonged skin-to-skin contact direkomendasikan minimal 90 menit.
Selain itu, UNICEF juga mendukung skin-to-skin segera setelah lahir baik pada kelahiran normal maupun caesar dan merekomendasikan agar kontak dilakukan 'secepat mungkin setelah lahir' dan berlangsung tidak terputus minimal 60 menit.
Berikut rangkumannya:
1. Golden Hour: Minimal 60 menit pertama setelah lahir
Menurut WHO, UNICEF, dan banyak pedoman rumah sakit bersalin, waktu yang paling ideal untuk melakukan skin to skin adalah minimal 1 jam penuh setelah bayi lahir.
Periode penting ini disebut sebagai golden hour, yaitu jam pertama kehidupan bayi yang menentukan:
keberhasilan menyusu pertama kestabilan suhu tubuh penyesuaian napas dan detak jantung rasa aman dan tenang pada bayi keluarnya hormon oksitosin pada Bunda.
Selama satu jam ini, bayi dibiarkan mengikuti 'insting menyusu natural': Merangkak perlahan menuju puting, membuka mulut, dan mulai menyusu sendiri tanpa dipaksa.
2. Bisa diperpanjang lebih lama, sampai bayi menyusu pertama kali
Meskipun 1 jam adalah durasi minimal, banyak ahli menyarankan skin to skin dilakukan hingga bayi berhasil menyusu pertama kali, meskipun itu memakan waktu lebih dari 60 menit.
Beberapa bayi langsung menyusu dalam 30 menit, tapi ada juga yang butuh waktu lebih lama untuk mengenali puting dan mulai latch dengan benar. Semakin tenang proses ini, semakin baik.
3. Tidak hanya setelah baru lahir, lanjutkan di jam dan hari berikutnya
Skin to skin tidak hanya dilakukan sekali. WHO dan konsultan laktasi merekomendasikan:
- Lakukan lagi saat bayi gelisah
- Saat Bunda ingin merangsang produksi ASI
- Saat bayi susah menyusu
- Setelah mandi
- Kapan pun Bunda ingin menenangkan bayi
Semakin sering skin to skin dilakukan, semakin besar manfaatnya bagi produksi ASI, bonding, dan kestabilan bayi.
Bagaimana jika operasi caesar?
Bunda yang melahirkan secara caesar tetap bisa melakukan skin to skin ya. Langsung di ruang operasi jika kondisi stabil atau segera di ruang pemulihan, Ayah dapat menggantikan sementara jika Bunda belum memungkinkan durasi ideal tetap sama: Minimal 1 jam, lalu dilanjutkan sesuai kebutuhan.
Selain itu, banyak rumah sakit saat ini menjalankan gentle C-section, yaitu menempatkan bayi di dada ibu di ruang operasi sebelum dijahit. Bila belum memungkinkan, Ayah bisa melakukan skin to skin sementara menunggu Bunda pulih.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Menyusui
Serba-serbi Menyusui Bayi Baru Lahir di Golden Hour, Persiapkan Diri yuk Bun
Menyusui
6 Cara Manfaatkan Golden Hour agar Bayi Newborn Cepat Beradaptasi dengan Dunia Barunya
Menyusui
Pengalaman Buruk Ibu Menyusui tentang Pemakaian CCTV
Menyusui
4 Hal Sepele yang Sering Dilewatkan Ibu Saat Menyusui si Kecil
Menyusui
Yoga Sambil Menyusui Anak, Yes or No?
5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Panduan Menyusui yang Benar, Mulai Persiapan, Posisi hingga Cara Perbanyak ASI
Alasan Bayi Prematur Sebaiknya Disusui secara Langsung (DBF), Manfaatnya Sangat Banyak Bun
Alca Istri Bintang Emon Ceritakan Perjalanan MengASIhi Pertamanya, Relate Bun?