HaiBunda

MENYUSUI

Tak cuma Mammografi, AI Kini Mampu Bantu Prediksi Risiko Kanker Payudara

Indah Ramadhani   |   HaiBunda

Selasa, 23 Dec 2025 08:50 WIB
Tak cuma Mammografi, AI Kini Mampu Bantu Prediksi Risiko Kanker Payudara/Foto: Getty Images/PonyWang
Jakarta -

Bunda, kanker payudara masih menjadi salah satu penyakit yang banyak dialami oleh perempuan di seluruh dunia. Tercatat pada News Medical, lebih dari 2,3 juta kasus baru kanker payudara terdiagnosis setiap tahunnya.

Melihat kasus yang terus bertambah, para peneliti menekankan pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Namun, mammografi yang biasa digunakan untuk mendeteksi kanker payudara, dinilai kurang efektif seiring berjalannya waktu.

Para ahli mulai melihat potensi lain yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Mereka menyoroti kemampuan Artificial Intelligence (AI) untuk membuat skrining kanker payudara menjadi lebih akurat.


Simak selengkapnya untuk mengetahui bagaimana Artificial Intelligence dapat membantu meningkatkan efektivitas skrining kanker payudara.

Tantangan skrining kanker payudara dengan mammografi

Penilaian kanker payudara umumnya didasari pada usia dan riwayat keluarga. Tetapi, data menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan yang terdiagnosis kanker payudara justru tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit serupa, Bunda.

Selain itu, diperkirakan 15-45 persen kanker payudara termasuk dalam kategori kanker interval, yaitu kanker yang muncul di antara dua jadwal pemeriksaan mammografi rutin. Dapat dikatakan, hasil mammografi belum mampu menangkap semua kasus kanker payudara.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan ahli epidemiologi dari Karolinska Institutet, Mikael Eriksson, PhD. Menurutnya, metode penilaian risiko kanker seperti itu kurang cocok untuk semua perempuan. Kurang lengkapnya data hingga ketidakakuratan membuat para peneliti mulai mencari cara baru.

“Skrining kanker bisa dimanfaatkan untuk menilai risiko secara lebih presisi dan membantu deteksi serta perawatan lebih awal. Model AI terbukti lebih baik dibandingkan metode tradisional, tetapi pedoman klinis masih diperlukan agar bisa digunakan lebih luas,” ucap Eriksson.

Harapan baru skrining kanker payudara menggunakan AI

Nah, disinilah artificial intelligence mulai berperan. Dalam pemaparan pertemuan ilmiah European Society of Breast Imaging (EUSOBI), para peneliti menjelaskan bahwa AI dapat digunakan untuk menilai risiko kanker payudara dalam jangka waktu klinis yang lebih sempit.

Menelisik dari Healthcare in Europe, AI mampu menganalisis mammografi dengan membaca pola-pola halus pada jaringan payudara. Teknologi ini menjadi alat yang sangat membantu untuk memberikan gambaran risiko yang lebih detail.

Melihat kemampuan AI yang unggul, dokter bisa mengetahui siapa saja perempuan yang mungkin membutuhkan skrining tambahan atau interval pemeriksaan yang lebih sering. Tentu hal ini jauh lebih akurat dan efisien untuk menangani pasien kanker payudara ya, Bunda.

“Dalam tahap pasca perawatan, AI berpotensi membantu mengidentifikasi pasien yang tidak lagi memerlukan operasi atau radioterapi, sekaligus mengenali pasien berisiko tinggi yang membutuhkan penanganan lanjutan,” ujar Dr. Ritse Mann dari Radboud University Medical Center.

Perlunya pengembangan lebih lanjut

Meski demikian, para ahli menegaskan bahwa penggunaan AI dalam skrining kanker payudara masih memerlukan penelitian lanjutan. Mereka masih membutuhkan uji klinis berskala besar untuk menentukan bagaimana teknologi ini dapat digunakan sebaik-baiknya.

Selain itu, aspek psikologis menjadi perhatian, Bunda. Penilaian risiko kanker payudara menggunakan AI dapat menimbulkan kecemasan atau kekhawatiran berlebih. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga medis menjadi hal yang utama.

Para peneliti sepakat, AI bukanlah pengganti dokter, melainkan alat pendukung dalam mengambil keputusan. Melalui validasi dan pengawasan yang tepat, teknologi ini berpotensi menjadi skrining kanker payudara di masa depan.

Bunda, perkembangan AI dalam skrining kanker payudara membawa harapan baru dalam upaya deteksi dini dan pencegahan. Dengan kemampuan memprediksi dan mendalami risiko lebih detail, teknologi ini dapat membantu lebih banyak perempuan mendapatkan perawatan yang tepat, di waktu yang tepat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Ternyata, Ini Alasan Bumil Sering Ngidam Makanan Manis Bun!

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sudah Tak Diminati, 7 Nama Bayi yang Diprediksi Punah di 2025

Nama Bayi Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

Rafi Putra Annisa Trihapsari dan Adjie Pangestu Lamaran, Ini Potretnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Momen Spesial Bilal Indrajaya, Ulang Tahun Bertepatan dengan Kelahiran Anak Pertama

Kehamilan Pritadanes & Pritadanes

60 Contoh Norma Agama dalam Kehidupan Sehari-hari untuk Diajarkan ke Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

9 Sayur Peninggi Badan Anak, Bagus untuk Dijadikan Lauk Makan Siang Bun!

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Ayah Artis Beri Hadiah dan Ucapan Romantis untuk Sang Istri di Hari Ibu

Momen Spesial Bilal Indrajaya, Ulang Tahun Bertepatan dengan Kelahiran Anak Pertama

60 Contoh Norma Agama dalam Kehidupan Sehari-hari untuk Diajarkan ke Anak

Sudah Tak Diminati, 7 Nama Bayi yang Diprediksi Punah di 2025

Rafi Putra Annisa Trihapsari dan Adjie Pangestu Lamaran, Ini Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK