Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Urus 4 Anak Tanpa Bantuan Pengasuh dan Nggak Drama? Bisa, Bun, Semangat

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Senin, 01 Jan 2018 11:07 WIB

Punya empat anak dan semua urusannya diurus sendiri tanpa bantuan pengasuh. Hmm nggak heboh tuh, Bun?
Urus 4 Anak Tanpa Bantuan Pengasuh dan Nggak Drama? Bisa, Bun, Semangat/ Foto: thinkstock
Jakarta - Ini adalah cerita seorang bunda yang memiliki empat anak. Sehari-hari dia mengurus semuanya sendiri tanpa mengandalkan pengasuh. Hmm, kadang satu anak aja nggak mudah ya untuk membuat segala hal sempurna, gimana kalau empat anak ya?

Adalah Irna Nurul Fatimah, sahabat HaiBunda yang mengurus keempat anaknya sendiri tanpa bantuan pengasuh. Untuk meringankan bebannya beberes rumah sih sebenarnya Irna masih dibantu asisten rumah tangga yang setiap hari bekerja beberapa jam saja di rumahnya, lalu pulang. Meski begitu, dia nggak mau terlalu mengandalkan asisten rumah tangga juga.

Soalnya kalau banyak berharap kepada manusia, pasti banyak kecewanya. Iya, misal nih kita berharap si asisten rumah tangga kerja dengan baik bertahun-tahun di rumah kita, eh nyatanya dia memilih mengundurkan diri setelah beberapa bulan kerja.

Irna menuturkan dulunya dia adalah ibu bekerja. Anak pertamanya sempat diasuh oleh pengasuh saat dirinya bekerja. Namun kemudian dia hamil anak kedua, kemudian mengalami placenta previa dan sempat dirawat tiga malam di rumah sakit. Sejak itu, dia memutuskan untuk resign.

Sekarang dengan kehadiran 4 anak yang beda usianya tidak terlalu jauh, suka stres dan capek nggak sih? "Stres biasanya pas lagi capek. Biasanya kalau suami di luar kota," ucap Irna.



Nah, cara untuk mengatasi stresnya adalah dengan menenangkan diri sejenak. Karena tahu dirinya penggemar berat es krim, maka Irna punya stok es krim di kulkas. Es krim dengan luar biasa mendinginkan dirinya yang sedang panas atau sedang banyak pikiran. Selain itu, karena suka makan, maka 'pelarian' stresnya adalah dengan makan.

Kalau anak nangis, sementara kita emosinya lagi nggak bagus dan biar nggak meledak gimana ya? "Ibu yang lain ada yang doyannya musik, nonton. Ya nggak apa-apa, beda-beda kok cara untuk mengatasi stres sejenak. Jadi pas anak rewel, dia dengerin dulu musik sebentar. Pokoknya kita harus tahu apa yang bikin senang dan tenang," imbuhnya.

Ketika kita nggak yakin bisa mengatasi kerewelan anak, ketimbang jadi marah-marah, saran Irna, mendingan beri waktu untuk diri sendiri 5-10 menit. Tenangkan diri dulu ya ibu-ibu. Lakukan kegiatan lain yang menyenangkan diri sendiri, sesaat saja. Kalau ada orang lain di rumah, bisa minta tolong untuk mengawasi anak sebentar. Tapi kalau nggak ada, 'me time-lah' di dekat anak. Kalau memang nggak berbahaya, membiarkan anak menangis sebentar nggak apa-apa kok. Nah, kalau kita sudah 'adem', baru deh bisa menenangkan si kecil.

Rumah berantakan karena empat anak main bareng, suka stres nggak? "Awalnya stres ya rumah berantakan. Diberesin, 15 menit berantakan lagi, ya udah biarin aja, he-he-he," kata Irna.

Tapi karena sering berantakan banget rumahnya, alhasil Irna jadi memutar otak untuk bisa mengatur rumah sedemikian rupa sehingga bisa meminimalkan pemandangan bak kapal pecah. Hmm, gimana caranya?

"Diciptakan kamar main anak, jadi ada ruangan yang agak disekat gitu. Ada rules buat anak-anak, antara lain kalau mau main ya di area itu aja. Jadi nggak berantakan di mana-mana," lanjutnya.

Kata Irna ini trik jitu agar mainan si kecil nggak bertebaran di segala penjuru rumah. Kebetulan di rumah Irna ada ruang main dan ruang baca buku. Nah di dua ruangan itu saja anak-anak boleh membawa mainan.

"Termasuk kalau mau tidur dibatasi cuma boleh bawa satu mainan. Anak-anak diajari juga membereskan mainannya. Jadi mainan ada di boks-boks berdasarkan jenisnya, jadi anak tahu bisa disimpan di mana. Jangan lupa, tempatnya harus terjangkau anak," imbuhnya.

Nah, kalau rumah kita nggak cukup besar untuk dibuat ruangan main anak, nggak perlu sedih, Bun. Kita bisa menggunakan sudut tertentu rumah sebagai pojok bermain anak. Jadi kita buat aturan kalau mau main hanya di titik itu saja.

Ilustrasi ibu dan anakIlustrasi ibu dan anak /Foto: dok.HaiBunda


Jet Lag Seusai Resign

Semula kerja, lalu di rumah saja dan mengurusi semua sendiri membuat Irna jet lag. Apalagi saat itu dirinya memang nggak punya asisten rumah tangga. Hampir enam bulan perasaan seperti jet lag itu Irna rasakan.

"Waktu itu tawaran berdatangan, godaannya luar biasa. Sempat mau coba bisnis ini itu, tapi lalu ingat bahwa aku kan mau resign itu buat anak," tutur Irna saat ngobrol dengan HaiBunda.

Karena itu Irna mencoba untuk bersantai lebih dulu, menikmati waktu di rumah bersama si sulung dan janin di kandungannya. Irna sebenarnya sempat jualan tas, tapi setelah menyadari nggak jauh beda sibuknya dengan saat masih kerja kantoran, dirinya pun memutuskan untuk menyudahi kegiatan itu.

"Saya berusaha menikmati, kalau bosan cari hobi yang lain. Jangan semata mencari kegiatan yang menghasilkan uang. Saya sendiri punya hobi di seputar anak, jadi kadang suka masukin artikel tentang anak, ikut event anak-anak," papar Irna.

Balik lagi, sambung Irna, alasan resign itu apa. Kalau memang mau istirahat sebentar dari kesibukan kantor, ya nggak apa-apa berhenti sejenak sembari mempertimbangkan tawaran lainnya. Tapi kalau alasan resign memang buat anak, kita harus konsisten dengan niat itu meskipun tawaram menarik berseliweran.

"Kalau biasa kerja lalu resign, 3-6 bulan wajar banget sih bosan, stres. Wajar kok," tambah Irma.

(Nurvita Indarini/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda