Jakarta -
Setelah si kecil lahir, prosedur kelahirannya pun sering jadi topik pembicaraan: melahirkan normal atau
caesar? Nggak cuma itu, kadang kala masih ada saja ucapan-ucapan yang nyatanya bisa membuat perasaan makin nelangsa usai menjalani prosedur persalinan caesar.
Untuk membuat ibu yang melahirkan caesar lebih tenang dan tidak 'makan hati' sehingga kondisi psikisnya lebih baik dan lebih cepat pulih, baiknya kita jangan ucapkan hal-hal ini ya ke ibu yang melahirkan caesar. Apa aja? Cek yuk Bun.
Tolong ya, jangan ucapkan hal ini ke ibu yang melahirkan caesar /Foto: Infografis |
Biar tetap rapat, yang merujuk pada rapatnya vagina cukup banyak dilontarkan ke ibu-ibu yang melahirkan caesar. Padahal, kita perlu tahu nih, kalau elastisitas vagina memang bisa berkurang seiring bertambahnya umur. Seperti kata dr Beta Subakti Nata'atmaja Sp.BP-RE(K), selain pasca melahirkan, penuaan juga bisa jadi penyebab vagina menjadi longgar.
Lagipula rapat atau longgarnya vagina nggak akan berpengaruh signifikan ketika pada dasarnya seseorang menikahi pasangannya dengan landasan cinta. Seperti kata psikolog klinis Debora Basaria M.Psi, cinta berarti adanya penerimaan akan kelebihan dan kekurangan pasangan. Sementara, kata psikolog klinis Sandy Kartasasmita, vagina hanya bagian kecil dari seluruh proses hubungan seksual.
Tolong ya, jangan ucapkan hal ini ke ibu yang melahirkan caesar /Foto: Infografis |
Baik melahirkan normal ataupun melalui operasi caesar, sama-sama butuh perjuangan. Berjam-jam menahan nggak keruannya perut yang kontraksi ditambah nyeri juga dirasakan ibu yang pada akhirnya harus menjalani operasi caesar kok. Setuju nggak, Bun?
dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya menegaskan kalau operasi caesar akan dilakukan jika ada indikasi yang bisa membahayakan nyawa janin dan ibunya. Nah, ketika caesar jadi jalan untuk menyelamatkan si kecil, kita tak akan mungkin rela menolak untuk tidak melakukannya kan?
Baca juga: Melahirkan Normal ataupun Caesar Itu Sama-sama Butuh Perjuangan
Tolong ya, jangan ucapkan hal ini ke ibu yang melahirkan caesar /Foto: Infografis |
Operasi caesar bakal dilakukan ketika ada indikasi. Misalnya, kondisi serviks sangat kaku sehingga tidak bisa membuka dengan sempurna, demikian dikatakan dr Boy Abidin SpOG dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. Lalu, operasi caesar juga menjadi pilihan jika panggul ibu sempit atau plasenta menutupi seluruh jalan lahir. Sebab kondisi ini menghalangi upaya melahirkan secara normal.
Carol Sakala, Direktur Childbirth Connection Programs di National Partnership for Women & Families bilang kalau memang sejak awal ada indikasi ibu nggak bisa melahirkan normal sehingga butuh operasi
caesar, nggak masalah, Bun. Ini lebih baik daripada ibu dipaksa melahirkan normal tapi justru bisa terjadi dampak yang tidak diinginkan.
Tolong ya, jangan ucapkan hal ini ke ibu yang melahirkan caesar /Foto: Infografis |
Memang, operasi caesar relatif lebih nyaman karena dalam prosesnya kita berada di bawah pengaruh anestesi atau obat bius. Tapi, bukan berarti nyeri sama sekali tidak dialami oleh ibu-ibu yang melahirkan secara caesar. Saat pengaruh obat bius mulai mereda, maka rasa nyeri akan muncul terutama dari luka bekas operasi.
"Nyeri pada sesar disebabkan luka pada dinding perut yang membutuhkan proses penyembuhan. Bahkan, nyeri yang muncul setelah operasi caesar bisa bertahan lebih lama. Banyaknya jaringan yang disayat selama operasi akan berpengaruh pada lamanya masa pemulihan," jelas dr Sita Ayu Arumi, SpOG, dari RSU Bunda Menteng Jakarta.
Biasanya, saat operasi caesar dokter akan menyayat jaringan lemak, kulit, otot, peritoneum dan bahkan rahim. Nah, dr Hari bilang, semakin banyak jaringan yang dipotong semakin besar pula nyeri yang ditimbulkan.
Tolong ya, jangan ucapkan hal ini ke ibu yang melahirkan caesar /Foto: Infografis |
dr Boy mengungkapkan ada tiga komponen yang menjadi perhatian seorang dokter kandungan saat membantu persalinan seseorang. Tiga komponen itu dikenal sebagai 3P yaitu passageway, power dan passenger. Passageway adalah jalan lahirnya apakah kondisi panggulnya bagus atau tidak atau jalan lahirnya tertutup tidak dengan plasenta. Artinya kalau jalan lahir tidak bagus atau tidak cukup besar untuk lewatnya bayi maka tidak bisa dengan persalinan normal.
Baca juga: Foto: Perjuangan Para Bunda Saat Melahirkan
Kemudian passenger alias si bayi. Ukuran bayi yang terlalu besar juga bikin persalinan normal nggak bisa dilakukan. Lalu, letak bayi yang melintang atau sungsang, kemudian tidak ada pecah ketubah, atau gawat janin. P yang ketiga adalah power. Terkait power, itu adalah kontraksi yang memicu mulai atau kekuatan mulas-mulasnya. Walaupun sudah dikasih obat-obatan perangsang tapi jalan lahirnya tidak membuka dengan sempurna, maka
perlu dilakukan persalinan dengan cara caesar.
Tolong ya, jangan ucapkan hal ini ke ibu yang melahirkan caesar/ Foto: Infografis |
Memang, malas gerak saat hamil bisa berisiko buruk untuk ibu atau bayi misalnya risiko hipertensi, diabetes gestational, varises, dan penggumpalan darah. Tapi, kata dr Hari segala macam aktivitas hanya akan meningkatkan vitalitas manusia, termasuk ibu hamil.
Saat vitalitas meningkat berarti pembuluh darah lebih baik, jumlah pasukan oksigen lebih baik, ketahanan otot tubuh lebih tinggi. Semakin fit kondisi Bunda, makin efisien otot dan tubuh dalam melaksanakan pekerjaan atau dalam hal ini melawan beban. dr Hari bilang proses persalinan juga merupakan sebuah beban atau pekerjaan terhadap otot.
"Tapi perlu diingat ada 3 hal yang memengaruhi persalinan yaitu kekuatan ibu dan rahim, janin dan jalan lahir. Vitalitas ibu hanya akan memengaruhi di kekuatan ibu dan rahim. Secara statistik, ibu hamil dengan aktivitas rutin lebih cepat dalam proses melahirkan anaknya. Apabila dikatakan statistik, bukan berarti kepastian kan? Tapi memang punya kemungkinan
melahirkan lebih lancar," kata dr Hari.
(rdn)