Jakarta -
Kita tahu banget nggak boleh memberi hukuman fisik pada anak, karena sering kali nih hukuman ini nggak nyambung dengan kesalahan yang dilakukan anak. Sehingga anak jadi nggak paham konsep sebab akibat. Tapi kadang nih, kita sering tergoda untuk menerapkan hukuman yang nggak nyambung saking kita kesal sama ulah anak.
"Organisasi Keluarga Kita punya program relawan keluarga kita atau Rangkul. Dari kelas Bicara Rangkul, banyak orang tua yang merasa seperti me-recharge diri," tutur penggagas Keluarga Kita, Najelaa Shihab, beberapa waktu lalu.
Sejak berjalan dua tahun lalu hingga saat ini, Rangkul sudah menjangkau 51 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Tujuannya sama, para orang tua ingin terus belajar bisa menjadi lebih baik dan mencintai keluarga serta buah hatinya dengan lebih baik juga.
Baca juga:
Begini Dampak Orang Tua yang Pilih Kasih Terhadap Anaknya
Salah satu relawan Rangkul, Arninta Puspitasari, mengaku program Rangkul memang bisa membuat dirinya sebagai
orang tua bisa me-recharge diri. Awalnya Ninta, begitu sapaan akrabnya, mengikuti Kelas Kurikulum Rangkul untuk dirinya sendiri. Dia ingin mendapat masukan dan panduan cara menjadi orang tua yang lebih baik.
Ninta, relawan rangkul/ Foto: Nurvita Indarini |
Namun setelah itu, dia ingin berbagi pengalaman, cerita dan tukar pendapat dengan orang tua lainnya. Sehingga beberapa kali Ninta menggelar Kelas Bicara Rangkul. Di kelas ini, para bunda atau ayah bisa bergabung dan sama-sama belajar dari pengalaman yang lain. Prinsip Rangkul adalah semua murid, semua guru, sehingga nggak ada yang menggurui.
"Sekarang ini kalau aku aneh, suamiku suka ngingetin, 'Kayanya kamu perlu recharge deh'. Dan itu memang ngefek banget buat aku," terang Ninta.
Bahkan sekarang Ninta juga turut menjadi fasilitator kegiatan Rangkul yang digelar di ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) di sejumlah wilayah di Jakarta. Kegiatan di RPTRA biasanya dimulai dengan menonton bersama film yang berdurasi delapan menit.
"Sejauh ini pada semangat banget. Kita bisa dengar pengalaman mereka ngomongin pengasuhan masa lalu. Bahkan ada nenek yang bilang dia mau kasih tahu ke anaknya biar nggak ngulangin apa yang dia lakukan ke cucunya," cerita Ninta.
Baca juga:
Yuk! Lakukan Ini Agar Kita Jadi Orang Tua yang Dipercaya AnakRelawan rangkul nggak melulu para bunda lho. Soalnya ada juga nih sosok ayah. Salah satunya adalah Syahri Ramadhan. Syahri mengenang masa-masa awal dirinya mengikuti Kelas Kurikulum Rangkul di Bogor beberapa waktu lalu. Kala itu dirinya laki-laki sendiri.
Syahri, relawan Rangkul/ Foto: Nurvita Indarini |
"Awalnya saya gabung ke Rangkul karena istri saya sudah gabung duluan. Jadi istri saya itu menerapkan sesuatu yang membuat jadi berubah di rumah dan level dramanya berkurang," papar ayah satu putri ini.
Sejak itu Syahri pun aktif menguikuti Kelas Bicara Rangkul. Ini merupakan tempat yang memungkinkan dia bertemu dengan banyak orang dengan berbagai pengalaman sebagai
orang tua.
"Bukan saya ngajarin orang, tapi saya belajar dari orang. Saya bisa ngambil pelajaran dari banyak orang. Buat saya juga jadi banyak perubahan. Saya jadi orang tua yang lebih rileks," lanjutnya.
"Karena masalah sering timbul karena kita nggak bisa me-manage diri sendiri. Padahal anak butuh orang tua yang bisa meng-handle emosinya sendiri," imbuh Syahri.
(Nurvita Indarini/rdn)