HaiBunda

MOM'S LIFE

Ini Bahayanya Saat Seorang Ibu Depresi

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 18 Jan 2018 13:02 WIB
Ini Bahayanya Saat Seorang Ibu Depresi/ Foto: thinkstock
Jakarta - Seorang ibu bernama Evy Suliastin Agustin, mengajak ketiga anaknya untuk bunuh diri lantaran diduga mengalami depresi. Hmm, depresi memang nggak main-main dampaknya ya.

Kata beberapa orang, Evy merupakan pribadi yang tertutup. "Ada permasalahan yang dia tidak cerita, hanya diam. Letupan-letupan masalah itu dia lampiaskan dengan marah-marah tanpa sebab. Anaknya dimarahi," kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Gatot Setyo Budi seperti dilansir detikcom.

Selain itu, lanjut Gatot, dari keterangan para saksi juga terungkap masa lalu Evy. Ibu tiga anak ini tak hanya sekali melakukan percobaan bunuh diri dengan menenggak obat nyamuk cair. Dalam upaya bunuh diri kali ini, ketiga anaknya meninggal, sedangkan Evy sendiri dalam keadaan kritis. Dugaan sementara, Evy mengalami depresi setelah 3 tahun tak dinafkahi suaminya.


Dari kasus tersebut kita sudah bisa bayangkan bagaimana depresi bisa menelan akal sehat seseorang, termasuk seorang ibu. Menurut psikolog klinis, Christina Tedja MPsi, depresi merupakan gangguan perasaan sedih yang berlebihan.



"Penyebab depresi yang paling dasar yaitu memang ada kepribadian yang mudah depresi atau dapat dikatakan rentan terhadap permasalahan. Sehingga ketika mendapat masalah, orang tersebut jadi mudah stres dan menjadi depresi," papar psikolog yang akrab disapa Tina ini.

Menurut Tina, faktor lainnya dengan adanya daya tahan terhadap masalah yang minim, sehingga adanya tekanan hidup membuat diri orang tersebut mudah stres, biasanya diperparah dengan kurangnya dukungan dari orang terdekat. "Biasanya jika sudah terlalu sedih, putus asa, merasa hidup tidak bermakna, dan sejenisnya maka akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari seperti tidak nafsu makan atau justru makan berlebihan (tidak seperti biasanya)," kata Tina yang ngobrol dengan HaiBunda.

Tina melanjutkan indikasi atau ciri orang depresi yaitu tidak dapat tidur atau tidur berlebihan, mudah marah, mudah tersinggung. Selain itu jika berhadapan dengan masalah cenderung mencari sebabnya terus-menerus tiada henti (tapi tidak mencari solusi.



"Nah jadi, selain diri sndiri, orang sekitar pun harus aware dengan perubahan sikap ibu atau orang seperti ini," tutur Tina.

Tina mengatakan, jika kita sudah menyadari ada Bunda atau orang lain yang mengalami perubahan sikap ke arah depresi, maka baiknya segera konsultasi ke psikolog atau psikiater. "Jika kasus yang berat dan sudah memengaruhi kehidupan sehari-hari maka pasien harus minum obat. Jenis obatnya akan ditentukan dan disesuaikan oleh dokter," tutup Tina. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3

Mom's Life Annisa Karnesyia

Benarkah Minuman Isotonik Bisa Memicu Kontraksi Jelang Persalinan?

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

12 Cara Baru Mendiagnosis dan Mengobati Kanker, Termasuk Payudara

Menyusui Annisa Aulia Rahim

10 Resep Masakan untuk Anak 2 Tahun yang Susah Makan

Parenting Asri Ediyati

11 Penyebab Telat Haid Selain Hamil, Perhatikan Kenaikan Berat Badan Bun

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Menkes Berencana Ubah Rujukan BPJS dari Faskes Bisa Langsung ke RS Tipe A

30 Inspirasi Nama Anak Sulung Laki-laki dari Artis Indonesia dan Artinya

Benarkah Minuman Isotonik Bisa Memicu Kontraksi Jelang Persalinan?

7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK