
moms-life
Begini Keseharian Bunda Mengasuh 3 Anak yang Semuanya Laki-laki
HaiBunda
Kamis, 01 Mar 2018 10:06 WIB

Arlington, Texas -
Memiliki dan membesarkan anak laki-laki atau perempuan, masing-masing ada tantangannya sendiri. Kali ini cerita dari seorang ibu yang juga fotografer, Sara Liz. Ia memiliki tiga anak dan semuanya laki-laki, Bun.
Jika kita sering lihat foto anak yang berpose manis, lupakan sebentar, Bun. Ingin menjadi seobyektif mungkin, Sara memperlihatkan kita semua seperti apa kehidupan ibu dari tiga anak yang semuanya laki-laki. Sara lantas mendokumentasikan momen ketiga anaknya secara jujur, apa adanya, dan nggak dibuat-buat.
"Saya mengkhususkan diri dalam fotografi keluarga dan memotret kehidupan nyata untuk klien sepanjang waktu. Kali ini saya yang mendokumentasikan keluarga saya sendiri dengan cara yang sama. Foto-foto ini menunjukkan seperti apa kehidupan kita sebenarnya," ujarnya kepada Cafe Mom.
Sara mendokumentasikan kegiatan harian anaknya yang kocak, Bun. Misalnya saat bermain, saat hari Paskah, lalu saat mereka pergi keluar. Dan, momen yang ditangkap oleh ibu yang satu ini hasilnya keren-keren, lho.
"Mereka terus bergerak, agak keras dan sering bermain 'kasar'. Tapi, di sisi lain, mereka juga sangat manis dan peduli. Saat-saat mereka bahagia, saat mereka berantem, bahkan kejadian-kejadian konyol di halaman belakang, semuanya bermakna. Saya berharap mereka akan mengenangnya dengan baik," kata Sara.
Ya, Sara ingin anaknya nanti melihat foto-fotonya itu dan melihat diri mereka seperti saat ibunya melihat mereka sekarang.
"Mereka liar, petualang, lucu, konyol, peduli, cerdas, baik hati, mencintai, dan dicintai. Lewat foto ini saya berharap jika nanti saya sudah tiada mereka bisa tahu betapa saya sangat menyayangi mereka," tutur Sara.
Sedangkan untuk para orang tua, Sara ingin kita benar-benar nggak perlu khawatir dan takut dalam membesarkan anak laki-laki meskipun mereka bertingkah aneh dan berantakan. Menurutnya, menjadi seorang 'boymom' pasti sesuatu yang bisa dibanggakan, meski terkadang membuat ia kewalahan.
Kata psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo, antara anak laki-laki dan perempuan memang tidak bisa kita samakan, baik dalam cara mendidik ataupun mengasuhnya. Dalam keseharian, kita pun sering terpapar sama stereotype seperti anak laki-laki biasanya lebih susah diatur. Sebaliknya, anak perempuan biasanya lebih nurut. Sehingga, pola pengasuhan yang diterapkan pun mesti beda.
"Setiap anak memiliki kepribadian yang unik yang perlu kita cari tahu lebih dalam lagi. Nah, untuk pola pengasuhan, Bunda perlu menyadari dulu apakah Bunda memiliki kepercayaan, keyakinan, atau pandangan tertentu tentang anak laki-laki dan perempuan yang diperoleh dari cerita orang lain ataupun dari buku bacaan," kata wanita yang akrab disapa Anas ini.
Soalnya Bun, kata Anas sering banget apa yang kita yakini tentang bagaimana sih anak lak-laki dan perempuan justru menjadi stereotype dan memengaruhi pola pengasuhan yang kita terapkan ke anak. Akibatnya, pola pengasuhan yang diterapkan nggak sesuai dengan diri anak sebenarnya. Kalau begitu, kita pun sebagai orang tua bisa kurang menerima anak sebagai dirinya sendiri Bun.
"Apalagi kalau kita tidak melihat anak sebagai anak-anak atau manusia seutuhnya yang memiliki emosi dan masih mengelola dirinya. Apapun jenis kelamin anak kita, baik itu perempuan maupun laki-laki terima saja. Lagipula anak adalah titipan Tuhan yang mesti kita rawat dengan baik," tambah Anas. (rdn)
Jika kita sering lihat foto anak yang berpose manis, lupakan sebentar, Bun. Ingin menjadi seobyektif mungkin, Sara memperlihatkan kita semua seperti apa kehidupan ibu dari tiga anak yang semuanya laki-laki. Sara lantas mendokumentasikan momen ketiga anaknya secara jujur, apa adanya, dan nggak dibuat-buat.
"Saya mengkhususkan diri dalam fotografi keluarga dan memotret kehidupan nyata untuk klien sepanjang waktu. Kali ini saya yang mendokumentasikan keluarga saya sendiri dengan cara yang sama. Foto-foto ini menunjukkan seperti apa kehidupan kita sebenarnya," ujarnya kepada Cafe Mom.
Baca juga: Tips 'Menyapih' Anak dari Empeng |
Sara mendokumentasikan kegiatan harian anaknya yang kocak, Bun. Misalnya saat bermain, saat hari Paskah, lalu saat mereka pergi keluar. Dan, momen yang ditangkap oleh ibu yang satu ini hasilnya keren-keren, lho.
"Mereka terus bergerak, agak keras dan sering bermain 'kasar'. Tapi, di sisi lain, mereka juga sangat manis dan peduli. Saat-saat mereka bahagia, saat mereka berantem, bahkan kejadian-kejadian konyol di halaman belakang, semuanya bermakna. Saya berharap mereka akan mengenangnya dengan baik," kata Sara.
Ya, Sara ingin anaknya nanti melihat foto-fotonya itu dan melihat diri mereka seperti saat ibunya melihat mereka sekarang.
![]() |
"Mereka liar, petualang, lucu, konyol, peduli, cerdas, baik hati, mencintai, dan dicintai. Lewat foto ini saya berharap jika nanti saya sudah tiada mereka bisa tahu betapa saya sangat menyayangi mereka," tutur Sara.
Sedangkan untuk para orang tua, Sara ingin kita benar-benar nggak perlu khawatir dan takut dalam membesarkan anak laki-laki meskipun mereka bertingkah aneh dan berantakan. Menurutnya, menjadi seorang 'boymom' pasti sesuatu yang bisa dibanggakan, meski terkadang membuat ia kewalahan.
Kata psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo, antara anak laki-laki dan perempuan memang tidak bisa kita samakan, baik dalam cara mendidik ataupun mengasuhnya. Dalam keseharian, kita pun sering terpapar sama stereotype seperti anak laki-laki biasanya lebih susah diatur. Sebaliknya, anak perempuan biasanya lebih nurut. Sehingga, pola pengasuhan yang diterapkan pun mesti beda.
![]() |
"Setiap anak memiliki kepribadian yang unik yang perlu kita cari tahu lebih dalam lagi. Nah, untuk pola pengasuhan, Bunda perlu menyadari dulu apakah Bunda memiliki kepercayaan, keyakinan, atau pandangan tertentu tentang anak laki-laki dan perempuan yang diperoleh dari cerita orang lain ataupun dari buku bacaan," kata wanita yang akrab disapa Anas ini.
Soalnya Bun, kata Anas sering banget apa yang kita yakini tentang bagaimana sih anak lak-laki dan perempuan justru menjadi stereotype dan memengaruhi pola pengasuhan yang kita terapkan ke anak. Akibatnya, pola pengasuhan yang diterapkan nggak sesuai dengan diri anak sebenarnya. Kalau begitu, kita pun sebagai orang tua bisa kurang menerima anak sebagai dirinya sendiri Bun.
"Apalagi kalau kita tidak melihat anak sebagai anak-anak atau manusia seutuhnya yang memiliki emosi dan masih mengelola dirinya. Apapun jenis kelamin anak kita, baik itu perempuan maupun laki-laki terima saja. Lagipula anak adalah titipan Tuhan yang mesti kita rawat dengan baik," tambah Anas. (rdn)
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Pola Asuh untuk Anak Berpengaruh ke Kesehatan Kita Lho, Bun

Mom's Life
Aku Kewalahan Menghadapi Emosi si Kecil yang Sulit Dikendalikan

Mom's Life
Kita Termasuk Orang Tua Permisif atau Bukan?

Mom's Life
Pola Asuh yang Bisa Diterapkan Orang Tua Tunggal

Mom's Life
Orang Tua Juga Harus Selalu Belajar Agar Tak Ketinggalan Zaman


8 Foto