Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Bunda, Ini Pentingnya Menyiapkan Dana Darurat

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Sabtu, 02 Jun 2018 03:05 WIB

Dana darurat penting dan wajib disiapkan. Tapi Bunda perlu tahu, dana darurat berbeda lho dengan tabungan.
Bunda, Ini Pentingnya Menyiapkan Dana Darurat /Foto: Thinkstock
Jakarta - Setelah berumah tangga, mengelola finansial jadi hal yang mesti pintar-pintar dilakukan pasangan suami istri. Termasuk juga sebisa mungkin kita menyiapkan yang namanya dana darurat, Bun.

Menurut Indah Hapsari, financial advisor dari Jouska, menyiapkan dana darurat itu penting dan wajib hukumnya. Ini dilakukan untuk meminimalkan kepanikan saat terjadi kondisi yang tak terprediksi. Misalnya ketika si kecil terkena penyakit yang butuh biaya nggak sedikit buat berobat.



"Memang ada beberapa situasi seperti misal kita atau anak kita terdeteksi penyakit keras dan itu seakan mendadak buat kita dan nggak sempat kita antisipasi. Makanya kalau bisa sebelum hamil segera daftarkan asuransi sekaligus siapkan dana darurat pelan-pelan," kata Indah dalam acara 'Great parents for Loved Ones' di Decanter, Plaza Kuningan baru-baru ini.

Eits, sebelumnya ada yang perlu ditekankan nih, Bun. Bahwa dana darurat itu beda banget dengan tabungan. Lalu, seberapa persen kita harus menyisihkan keuangan untuk dana darurat ini?

"Pemakaian persentase ini suka bikin ambigu. Contoh, pengeluaran orang yang berkeluarga jelas beda sama yang single kan? Patokan dana darurat nggak harus dari persentasenya tapi lihat budget-nya," tutur Indah.

Indah bercerita bahwa banyak kliennya yang baru menikah tapi sudah mengambil KTA yang nggak tanggung-tanggung jumlahnya, misalnya Rp 700 Juta. Padahal nggak ada yang tahu kan kondisi kita ke depannya akan gimana. Bisa aja beberap waktu kemudian istri hamil dan pastinya memiliki anak butuh persiapan finansial yang matang.

"Coba deh declare sama pasangan soal dana sebelum menikah. At least, setelah menikah kita jadi tahu persis punya pondasi seperti apa, punya tabungankah atau punya utangkah," lanjut Indah.

Nah, kalau kita belum mendapat titipan buah hati, bisa tuh alihkan dananya untuk nabung dan menyiapkan dana darurat. "Dana darurat itu bentuknya harus setidaknya gampang dicari dan mudah diakses. Bukan tabungan lho ya," kata Indah.

Nah, kalau Bunda sama Ayah sama-sama bekerja, lebih bagus lagi karena bisa berinvestasi. Tapi, apakah kita simpan terus dananya? Lagipula kan belum terjadi apa-apa, mungkin pikiran itu terbesit di benak kita.

"Oke, tapi kalau kejadian? Kan kita nggak akan pernah tahu. Jadi, kita harus punya cash di dana darurat tersebut. Jumlahnya bisa disesuaikan," tutur Indah.

Ketika habis menikah ibaratnya dana kita habis, sudah sepatutnya kita menyisihkan uang untuk menabung lebih banyak. Ingat, kebutuhan kita nggak hanya untuk jangka pendek tapi juga jangka menengah dan panjang.

"50 persen dari penghasilan ketika kita masih single itu wajib disisihkan. Selain itu, habis menikah jangan cuma mau punya berapa mobil dan berapa rumah, tapi juga siapkan tabungan sejak awal," kata Indah.

Ini penting, sehingga saat terjadi sesuatu di luar perkiraan, kita punya pegangan nih dan keuangan bukan hambatan untuk mengatasinya.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda