Jakarta -
Kesibukan di rumah maupun di kantor buka nggak mungkin bikin seseorang, termasuk Bunda mengabaikan
kesehatan. Secara nggak sadar kita pun jadi 'generasi O'. Apa itu generasi O?
Hasil riset Sun Life Financial Asia Health Index di 2014 menemukan, masyarakat Asia termasuk Indonesia, berpotensi dalam kategori 'generasi O' yaitu terlalu banyak bekerja (Overworked), banyak makan tak sehat (Overeating) dan hidup makin kewalahan (Overwhelmed). Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia, memaparkan hasil risetnya yaitu 51 persen generasi muda Indonesia belum rutin olahraga, 34 persen tidur kurang dari 6 jam, dan 32 persen punya kebiasaan makan tak sehat.
Dwi Sutarjantono, pengamat gaya hidup mengatakan tantangan yang dihadapi generasi O sendiri adalah teknologi yang telah mengubah
pola hidup. Bahkan, tantangan yang dihadapi generasi ini tak ditemukan di generasi-generasi sebelumnya lho.
"Karakter generasi O ini senang dengan tantangan, bekerja cepat, serta ambisius. Namun, di sisi lain, semangat ini yang membawa mereka pada kondisi kelelahan secara mental maupun fisik," tutur Dwi dalam konferensi pers kampanye 'Live Healthier Lived' di Menara Sun Life, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis (8/11/2018).
Dwi menambahkan, dalam menghadapi berbagai tantangan, generasi O cenderung memilih cara instan untuk menyelesaikan masalah. Misal, dengan bekerja hingga larut, mengonsumsi makanan cepat saji, serta paling utama adalah menyibukkan diri dengan gadget. Tanpa disadari, akhirnya malah berdampak buruk pada kesehatan.
 Foto: Istock |
"Sebenarnya generasi ini udah paham soal gaya hidup sehat, tapi baru sebatas tren bukan kebutuhan. Contoh nih, udah daftar gym, olahraganya cuma sebentar sisanya banyak waktu yang dipakai untuk foto-foto," tutur Dwi.
Lantas, bagaimana kalau gaya hidup generasi O dibiarkan? Pada kesempatan yang sama, dr Grace Joselini, dokter Timnas Sepakbola Wanita Indonesia Asian Games 2018 mengatakan pola hidup tak sehat seperti ini merupakan penyebab utama timbulnya berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti diabetes dan stroke. Padahal, penyakit tak menular bisa dicegah lho dengan mengendalikan berbagai faktor risiko. Nah, salah satunya adalah dengan rutin melakukan aktivitas fisik.
"Coba deh luangin waktu minimal 30 menit per hari aja, untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang agat dapat bantu jaga kesehatan secara umum. Ya nggak usah muluk-muluk, langkah awal bisa dengan olahraga basic seperti, jalan cepat, jogging, atau lari bisa jadi pilihan tepat," kata dr Grace.
Menurut dr Grace, olahraga ini selain mudah dilakukan, bisa bermanfaat bagi tubuh kita. Seperti, meningkatkan stamina, menurunkan risiko mengidap pemyakit, meningkatkan metabolisme tubuh, hingga membantu melepaskan hormon endorfin yang membuat perasaan jadi lebih relaks.
 Foto: Istock |
"Nggak perlu buru-buru. Bisa diawali dengan jalan cepat 30 menit aja dulu, kalau merasa terlalu lama karena masih awal-awal? Ya coba aja 10 menit dulu tapi dalam tiga kali sehari ya. Nanti lama-lama bisa naikin intensitasnya. Lebih baik sedikit-sedikit tapi sering daripada lama tapi jarang gerak," papar dr Grace.
Semakin ke sini, dirasa dr Grace semakin banyak yang sadar bahwa
pola hidup sehat dan bergerak aktif itu perlu. Apalagi manfaatnya untuk kesehatan tubuh. dr Grace menyarankan, sebelum berpikir kita mau apa dan mau liburan ke mana pastikan dulu kondisi kita sehat, Bun.
"Sehat itu modal utama untuk melakukan segalanya. Nggak ada kata terlambat untuk melakukan sesuatu yang baik, termasuk gaya hidup sehat," tambah dr Grace.
(aml/rdn)