Trenggalek -
Melakukan
selfie bersama keluarga saat momen berlibur, sah-sah saja, Bun. Meski begitu, kita wajib waspada dengan keadaan lingkungan juga ketika ingin swafoto bareng keluarga. Alih-alih senang bisa jadi petaka seperti ayah dan anak yang meninggal lantaran tercebur saat hendak berfoto.
Kala itu, Joko Susapto (36) mengajak keluarganya berlibur ke Jurug Gue, Trenggalek. Saat berada di curug, posisi Joko berdiri menggendong dua anak kembarnya yang berusia dua tahun, Kalia dan Kalista. Sementara sang istri, Dumani, berada di sebelahnya mendampingi dua anaknya yang lain, Faiz (10) dan Arinda (11).
Ketika hendak
selfie, karena bebatuan yang licin tiba-tiba Joko bersama dua anaknya yang digendong terpeleset dan jatuh ke sungai sedalam tiga meter lebih. Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Trenggalek AKP Sumi Andhana, melihat suami dan dua anaknya tercebur ke sungai, spontan Dumani langsung menceburkan diri untuk menolong suami dan anak-anaknya.
[Gambas:Video 20detik]
"Melihat suami terjatuh, Dumani langsung menceburkan diri ke air untuk menyelamatkan kedua anak kembar dan suaminya. Dia memang tidak bisa berenang, namun sekuat tenaga berusaha menyelamatkan keluarganya," kata Sumi Andana, seperti dilansir
detikcom.
Pada saat yang bersamaan, tanpa disadari oleh Dumani, kedua anaknya yang dewasa Arinda dan Faiz juga ikut menceburkan diri ke sungai dengan tujuan ikut menyelamatkan ayah dan adiknya. Sayangnya, anak pertama dan kedua tersebut justru ikut tenggelam dan meninggal dunia, begitu juga Joko Susapto yang tidak berhasil diselamatkan.
"Kedua anak kembar berhasil diselamatkan, mereka masih menjalani perawatan di rumah sakit, karena salah satu anak kembar tersebut harus menjalani perawatan instensif lantaran terbentur batu saat terjatuh," tambah Sumi.
Insiden ini baiknya kita jadikan pelajaran berharga ya, Ayah Bunda. Jika ingin
selfie, tetap perhatikan apakah tempatnya aman atau tidak, apalagi kalau bersama anak-anak. Jangan sampai karena terlalu senang, kita lupa tempat selfie tersebut justru berbahaya.
Bisa dikatakan, saat ini selfie memang sudah menjadi suatu kebiasaan yang lumrah bagi beberapa orang. Dengan lebih dari 1,5 miliar manusia yang memiliki ponsel pintar, hampir semuanya dilengkapi dengan kamera menghadap depan. Jadi, tak heran kalau selfie adalah bagian dari bahasa dan budaya kita.
"Begitu pula anak-anak, mereka belajar ber-selfie dari orang-orang di sekitar, terutama orang tua atau saudara kandung mereka," kata Rachel Annunziato, PhD, Associate Professor of Clinical Psychology di Fordham University di New York, seperti dilansir Motherly.
Rachel berkata, melakukan selfie sesekali tidaklah buruk. Namun, melakukan selfie ini juga perlu pengawasan yang ketat dari para orang tuanya.
(aml/muf)