Jakarta -
Terkadang orang salah kaprah dengan istilah diet yang sesungguhnya. Hingga akhirnya diet merupakan suatu paksaan akibat stres karena melihat bentuk tubuh yang nggak diinginkan. Padahal, menurut ahli gizi Pafitri S.K.M. RD, diet nggak boleh dalam kondisi stres.
Sebelum kita diet, kata Pafitri, baiknya cari tahu dulu apa pengertian diet, Bun. Jika sudah paham betul dari riset kecil atau hasil mempelajari buku, barulah merencanakannya.
Pafitri berbagi tiga persiapan penting agar diet Bunda sukses, yaitu:
1. Kenali status giziLangkah pertama, kita harus mengenal status gizi, Bun, apakah proprosional atau nggak.
"Harus lihat proposional tubuh kita, lihat indeks BMI. Caranya berat badan dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan,"kata Pafitri dalam acara WRP & Shopee '3 Steps to Reach Your Body Goals' di Kantor Shopee Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (2/1/2019).
Kata Pafitri, orang Indonesia memiliki BMI normal di kisaran 18,5 - 24,9. Kalau kurang dari 18,5, masuk kategori
underweight atau di bawah rata-rata. Jika di atas 24,9, masuk kategori
overweight. Nah, keduanya memiliki permasalahan yang sama yakni pola makan.
"Kalau punya masalah pola makan harus diatur dulu," ujar Pafitri.
3 Persiapan agar Program Diet Bunda Sukses/ Foto: iStock |
2. Kenali kebutuhan kaloriKalau mau menghitung kebutuhan kalori tubuh caranya gampang, Bun. Pafitri menyebutkan 25 kalori per kilogram berat badan adalah kebutuhan tubuh kita.
"Kalori jangan dikurangi atau ditambah. Jangan kelebihan. Kalau pun mau dilakukan pengurangan nanti saat diet harus bertahap 300 - 500 kalori per hari. Jadi dalam satu bulan, berat badan akan turun 2 - 4 kg dan itu normal," ujar Pafitri.
3. Atur jadwal dan porsi makanDalam satu hari, kita diwajibkan konsumsi tiga kali makanan utama dan dua kali makan selingan. Jangan lupa untuk mengatur proporsinya, Bun, yaitu 25 persen sarapan, 30 persen makan siang, 25 persen makan malam, dan 10 persen selingan dua kali. Jadi totalnya 100 persen.
"Tidak ada yang namanya skip sarapan, mulai dari yang praktis kalau nggak sempat. Zat gizi itu zat pemelihara hormon, jangan pernah lepas juga makan sayur dan buah. Kalau makan nggak seimbang akan berisiko kena sindrom metabolik," kata Pafitri.
Menurut Pafitri, hingga kini masih banyak orang yang pola makannya salah. Untuk itu, dia menyarankan porsi makan seseorang harus disesuaikan dengan kebutuhan.
"Tiap orang beda jadi jangan lirik piring suami karena lebih banyak, karena jelas kebutuhan di tubuhnya berbeda," tutup Pafitri.
(aci/rap)