moms-life
Hal Paling Dirindu Istri dari Almarhum Herman 'Seventeen'
Kamis, 07 Mar 2019 07:00 WIB
Jakarta -
Kehilangan orang tercinta untuk selamanya pasti menyisakan rindu mendalam. Hal ini pula yang dirasakan Juliana Moechtar, setelah sang suami, Herman Sikumbang yang merupakan gitaris Seventeen, menjadi korban tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember lalu.
Sebagai seorang istri, ada berbagai kenangan yang dirindukan Juliana. Misalnya, dia, Herman, dan kedua anaknya, Hafuza Dhamiri Herman (6) dan Hisyam Quraisy Herman (5) sering bercanda bareng, Bun, di kamar. Apalagi kalau Herman bersama kedua putranya yang bercanda, wah jangan ditanya gimana suasana kamar.
"Mereka kalau udah di kamar, bergulat, bercanda, satu kamar tuh suara mereka aja. Malah saya yang (bilang), 'Aduh udah dong berisik nih'. Kita kan cewek biasanya kesal dengarnya. Karena kan (anak) dibikin nangis, ketawa. Karena candaannya kadang bikin anak-anak ketawa, juga nangis. Jadi, dibikin bercanda sampai nangis sama almarhum, jadi kesal," tutur wanita yang akrab disapa Uli, saat intimate interview bersama HaiBunda.
Namun, tawa, canda, dan tangis itu kini sudah tak bisa lagi ditemui Uli, Fuza, dan Hisyam. Ya, kini Herman 'Seventeen' sudah tenang di sana. Beberapa bulan setelah kepergian Herman untuk selamanya, rasa rindu sudah pasti dirasa ibu dan anak ini.
Uli bercerita, dia dan si kecil sering ngobrol untuk mengobati rasa rindu pada almarhum Herman. Berbagai hal tentang Herman tak pelak jadi bahan obrolan Uli dan dua jagoannya. Uli menambahkan, selama ini dia bisa dibilang istri yang mandiri. Dalam artian, sudah terbiasa mengurus semuanya sendiri.
"Apalagi sering ditinggal sendiri sama almarhum karena urusan kerjaan. Jadi keseringan ditinggal memang," ujar Uli.
Ada sedikit cerita nih, Bun. Sebelum kejadian tsunami tersebut, Uli sempat mengeluh pada Herman karena dia merasa meng-handle sendiri segala urusan rumah tangga terutama anak. Tapi, Herman berusaha membesarkan hati Uli untuk terus bersabar, demi masa depan mereka yang lebih baik.
Ya, memang Uli sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri. Tapi gimana pun, akan ada perbedaan setelah suami tak ada lagi di sisi. Diakui Uli, hal yang paling terasa adalah ketika dia ingin mencurahkan isi hatinya, misalnya saat si kecil sakit.
"Biasa kan telepon suami ya. Walau dia jauh, dia ngomong hal yang harus dilakuin. Sekarang, apa-apa sendiri," kata Uli sambil berlinang air mata.
Tapi kini, ambil air wudhu, salat, dan mengadu pada Allah, jadi cara Uli untuk mencurahkan isi hatinya. Perbedaan juga dirasakan Uli untuk urusan tidur. Sudah pasti, ada perbedaan di mana dulu selalu ada teman tidur, tapi kini Uli tidur seorang diri.
"Aku sama almarhum memang tidur di tempat tidur yang agak kecil, yang gede untuk anak. Kalau bercanda sempit-sempitan. 'Ke sanaan lagi dong, Hun'. Jadi anak-anak ketawa lihat kita dorong-dorongan gitu," tambah Uli.
Sebagai istri, Uli pastinya punya rasa rindu pada almarhum sang suami. Bunda bisa simak curhatan lengkap Uli tentang apa hal yang paling dia rindu dari sosok Herman 'Seventeen', dalam video berikut ini:
(rdn/muf)
Sebagai seorang istri, ada berbagai kenangan yang dirindukan Juliana. Misalnya, dia, Herman, dan kedua anaknya, Hafuza Dhamiri Herman (6) dan Hisyam Quraisy Herman (5) sering bercanda bareng, Bun, di kamar. Apalagi kalau Herman bersama kedua putranya yang bercanda, wah jangan ditanya gimana suasana kamar.
"Mereka kalau udah di kamar, bergulat, bercanda, satu kamar tuh suara mereka aja. Malah saya yang (bilang), 'Aduh udah dong berisik nih'. Kita kan cewek biasanya kesal dengarnya. Karena kan (anak) dibikin nangis, ketawa. Karena candaannya kadang bikin anak-anak ketawa, juga nangis. Jadi, dibikin bercanda sampai nangis sama almarhum, jadi kesal," tutur wanita yang akrab disapa Uli, saat intimate interview bersama HaiBunda.
Namun, tawa, canda, dan tangis itu kini sudah tak bisa lagi ditemui Uli, Fuza, dan Hisyam. Ya, kini Herman 'Seventeen' sudah tenang di sana. Beberapa bulan setelah kepergian Herman untuk selamanya, rasa rindu sudah pasti dirasa ibu dan anak ini.
"Apalagi sering ditinggal sendiri sama almarhum karena urusan kerjaan. Jadi keseringan ditinggal memang," ujar Uli.
Ada sedikit cerita nih, Bun. Sebelum kejadian tsunami tersebut, Uli sempat mengeluh pada Herman karena dia merasa meng-handle sendiri segala urusan rumah tangga terutama anak. Tapi, Herman berusaha membesarkan hati Uli untuk terus bersabar, demi masa depan mereka yang lebih baik.
Ya, memang Uli sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri. Tapi gimana pun, akan ada perbedaan setelah suami tak ada lagi di sisi. Diakui Uli, hal yang paling terasa adalah ketika dia ingin mencurahkan isi hatinya, misalnya saat si kecil sakit.
"Biasa kan telepon suami ya. Walau dia jauh, dia ngomong hal yang harus dilakuin. Sekarang, apa-apa sendiri," kata Uli sambil berlinang air mata.
Tapi kini, ambil air wudhu, salat, dan mengadu pada Allah, jadi cara Uli untuk mencurahkan isi hatinya. Perbedaan juga dirasakan Uli untuk urusan tidur. Sudah pasti, ada perbedaan di mana dulu selalu ada teman tidur, tapi kini Uli tidur seorang diri.
"Aku sama almarhum memang tidur di tempat tidur yang agak kecil, yang gede untuk anak. Kalau bercanda sempit-sempitan. 'Ke sanaan lagi dong, Hun'. Jadi anak-anak ketawa lihat kita dorong-dorongan gitu," tambah Uli.
Sebagai istri, Uli pastinya punya rasa rindu pada almarhum sang suami. Bunda bisa simak curhatan lengkap Uli tentang apa hal yang paling dia rindu dari sosok Herman 'Seventeen', dalam video berikut ini:
(rdn/muf)
herman seventeen
juliana moechtar
intimate interview haibunda
intimate interview
pasutri
mom life
herman sikumbang