Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Keinginan Istri Almarhum Herman 'Seventeen' yang Harus Terkubur

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Sabtu, 09 Mar 2019 17:07 WIB

Sayangnya, keinginan Juliana Moechtar tak terwujud dan harus terkubur bersama jenazah sang suami, Herman Sikumbang.
Istri almarhum Herman Sikumbang, Juliana Moechtar/ Foto: Didik Dwi Haryanto/20detik
Jakarta - Mengenang sosok almarhum Herman Sikumbang seakan tak ada habisnya bagi sang istri, Juliana Moechtar. Ibu dari Hafuza Dhamiri Herman (6) dan Hisyam Quraisy Herman (5) ini pun mengungkap keinginan yang urung terwujud.

"Keinginan aku memeluk almarhum enggak bisa tercapai," ungkap perempuan yang akrab disapa Uli, saat berbincang eksklusif dengan HaiBunda di kediamannya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, belum lama ini.

Uli mengurai cerita, seandainya waktu bisa diputar kembali, dia ingin sekali memeluk lebih lama sebelum Herman pergi untuk selamanya. Memang, dua hari sebelum tragedi tsunami Selat Sunda 28 Desember 2018, Uli dan Herman sempat menghabiskan waktu bersama kedua putra mereka.


Sebelum berangkat ke Tanjung Lesung, Uli kembali mengingat, Herman begitu wangi tak seperti biasanya. Pria kelahiran Tidore, Maluku Utara, 1982 silam itu pun berulang kali minta dipeluk dan dicium sang istri.

"Hari itu, kalau tahu dia enggak akan ada lagi, aku mau peluk yang lama ya 10 menit lah. Itu aja yang aku mau," tutur Uli, sambil mengusap air matanya.

Finalis Putri Indonesia 2010 perwakilan Aceh ini pun bersyukur, tidak sulit baginya saat mengevakuasi jenazah dan langsung membawanya ke tanah kelahiran Herman. Banyak sahabat dan kerabat almarhum yang membantunya ketika itu.

Juliana Moechtar dan Herman Sikumbang, semasa hidup/ Juliana Moechtar dan Herman Sikumbang, semasa hidup/ Foto: Juliana Moechtar Instagram
Setibanya di Tidore, Uli berniat menunaikan keinginan memeluk jenazah Herman. Namun sayang, ribuan orang yang memadati kediaman orang tua almarhum membuatnya tak bisa lebih leluasa.

"Keinginan aku memeluk enggak terlaksana lagi. Aku cuma pegang tangannya dan itu pun enggak boleh lama-lama karena harus dikubur," kenang Uli.

Ya, keinginan Uli pun harus terkubur bersama jenazah Herman. Perempuan 29 tahun ini hanya bisa memanjatkan doa agar segala dosa almarhum suaminya diampuni Allah, juga diterima semua amal ibadahnya.

"Insya Allah husnul khotimah dan kita juga bisa diberikan kesabaran," pintanya, seraya mengakhiri obrolan.


Setelah dua bulan kepergian Herman, sangat wajar kalau Uli masih terus mengingat kenangan tentang sosok almarhum. Menurut dr.Natasha Josefowitz, Ph.D, meski setiap orang punya cara berbeda mengekspresikan duka, ada perasaan dan perilaku yang sama yang ditunjukkan kebanyakan orang.

"Saya menemukan, keadaan emosi setelah kehilangan pasangan memiliki banyak kesamaan," papar penulis dan pengajar asal Amerika Serikat, seperti dilansir Huffington Post.

Ia memastikan, setiap orang berurusan dengan rasa sakit yang berbeda. Perempuan 91 tahun ini pun menceritakan apa yang dialami saat suaminya meninggal dunia empat tahun lalu, sepupu dan saudara laki-lakinya dua tahun lalu, kemudian harus kehilangan putranya pada 2018 lalu.

"Rasa sakitnya begitu kuat, sehingga saya bertanya-tanya apakah saya akan selamat. Saya bertahan hidup dan memutuskan untuk belajar dan menulis tentang rasa sakit akibat kehilangan dan proses penyembuhan," tuturnya.


Bunda, simak juga obrolan bersama Juliana Moechtar selengkapnya dalam video berikut:

[Gambas:Video 20detik]

(muf/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda