Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kenangan Ibunda Saat Raffi Ahmad Lahir Prematur Seukuran Botol

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Sabtu, 23 Feb 2019 09:01 WIB

Siapa sangka ya, Bunda, presenter kondang Raffi Ahmad terlahir prematur. Simak cerita sang ibu yuk.
Foto: instagram
Jakarta - Ibunda Raffi Ahmad, Amy Qanita, mengenang kelahiran putranya. Ia mengungkapkan, dulu Raffi Ahmad terlahir prematur. Tubuh putra sulungnya itu sangat kecil, beda dengan bayi normal.

"Dulu, Raffi lahir pas masih 7 bulan. Kecil, prematur banget cuma 2,1 kg," cerita Amy, seperti dilansir detikcom.


Ia pun menyebut tubuh dari suami Nagita Slavina kala itu mirip dengan sebuah botol. "Mama baru lihat ada bayi segede botol kecap atau botol sirup," imbuh Mama Amy.

Diakui Mama Amy, melahirkan Raffi memang tak mudah. Butuh waktu panjang bagi dirinya menjalani proses persalinan. Terlebih, dirinya sempat mengalami perdarahan.

"Emang agak ribet, sempat pendarahan akhirnya didonor darah," tukas Mama Amy.

Kenangan Ibunda Saat Raffi Ahmad Lahir Prematur Seukuran BotolFoto: (YouTube Raffi Ahmad)


Dikutip dari CNN Indonesia, ahli kandungan dr.Benny Johan Marpaung menjelaskan, kelahiran prematur terjadi karena ada peningkatan aktivitas kontraksi, sehingga menyebabkan persalinan sebelum waktunya. Faktor penyebab kontraksi itu seperti infeksi, kehamilan kembar atau ganda, kelainan pada rahim, dan ketuban pecah.

Lebih lanjut, Benny menyebut ada tiga cara untuk mencegah kelahiran prematur, yaitu secara primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer dilakukan dengan mencegah faktor risiko terjadinya persalinan prematur, di antaranya merokok, konsumsi obat-obatan, alkohol, dan nutrisi tidak mencukupi.

Selain itu, pencegahan primer bisa dilakukan dengan tidak melakukan pekerjaan pada shift malam, bekerja tidak lebih dari 42 jam sepekan, dan tidak berdiri terlalu lama atau lebih dari 6 jam. Ibu hamil juga disarankan menghindari berat badan yang ekstrem.

"Dengan menghindari beberapa hal tersebut, serta memenuhi kecukupan nutrisi, dapat mencegah kelahiran prematur," ucap Benny.


Pencegahan sekunder dilakukan saat gejala klinis belum terlihat nyata, tapi beberapa hal mulai menunjukkan keadaan tidak normal. Misalnya, infeksi pada vagina seperti keputihan yang berulang, gatal, dan berbau. Saat calon ibu mengalami hal ini, Benny menyarankan agar segera periksa ke dokter kandungan supaya bisa segera diobati.

Sedangkan pencegahan tersier dilakukan saat gejala klinis terlihat nyata. Biasanya, terjadi beberapa jam jelang kelahiran prematur. Pada saat ini, dokter akan melakukan beberapa tindakan untuk menunda kelahiran dengan tujuan memberi kesempatan untuk memperbaiki kualitas janin. (yun)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda