Jakarta -
Di tengah riuh pesta demokrasi 2019, banyak sosok-sosok berjasa yang jarang terekspose. Mereka adalah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
Tugas mereka semakin berat pada Pemilu kali ini karena kita tak hanya memilih presiden, tetapi juga anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD RI. Otomatis surat suara yang harus dihitung lebih banyak.
Muda, tua, perempuan, dan laki-laki, semua bekerja sama untuk menjaga agar pemilu berjalan lancar. Seperti yang terjadi di TPS 1, Desa Bonne-Bonne, Kecamatan Mapilli. Seorang petugas KPPS bernama Retno semangat menjalankan tugasnya meski lelah sudah mendera.
"Ini masih banyak kak, tapi mau bagaimana lagi, sudah menjadi kewajiban untuk diselesaikan sebaik-baiknya " ujarnya kepada wartawan, Kamis (18/4), seperti dikutip dari
detikcom.
Selama proses penghitungan suara yang dimulai pukul 08:00 WITA, Rabu kemarin (17/04) hingga Kamis pagi ini, Retno dan petugas KPPS lainnya mengaku belum pernah pulang. Mereka hanya beristirahat sesaat di TPS, sekadar untuk meregangkan saraf dan otot yang mulai kaku.
"Kita semua belum pernah pulang, paling istirahat sebentar itu pun bergiliran, agar proses yang lain bisa tetap berjalan," kata perempuan 25 tahun ini sembari menarik napas.
 Foto: Ari Saputra |
Diakui Retno, lambannya proses rekapitulasi di TPS ini lantaran banyaknya format yang harus diisi petugas KPPS, sebelum hasil rekap terkumpul dan diserahkan ke KPPS.
"Ini karena banyak sekali format isiannya, harus teliti soalnya rawan kalau ada kesalahan, karena juga akan diserahkan pada sejumlah saksi," ujar Retno.
Sementara itu kisah tak jauh berbeda diungkapkan petugas Bawaslu di Desa Galesong Baru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kaswati. Ibu empat anak ini menghabiskan waktu selama 24 jam non-setop untuk mengawal jalannya proses pemilu, mulai dari pencoblosan, penghitungan suara hingga perekapan berita acara di TPS 04 Galesong Baru, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.
"Saya ke TPS dari jam 06.00 pagi kemarin (17/04) dan ini sekarang pulang untuk sarapan, karena uang makan sudah habis. Sebenarnya penghitungan sudah selesai tapi rekapan berita acaranya belum," ungkap Kaswati dikutip dari
detikcom.
Kekurangan logistik untuk pleno C1 DPR kabupaten menjadi salah satu penyebab ia dan rekannya dari KPPS terlambat menyelesaikan rekapan berita acara dibanding TPS lainnya.
"Jam 02.00 malam pleno C1 baru datang. Memang hampir semua TPS di Galesong Baru begitu. Jadi penghitungannya setelah jam 02.00 baru dimulai untuk DPR Kabupaten Takalar," ungkapnya.
Salut buat perempuan-perempuan hebat ini ya Bunda. Dan juga tentunya para petugas KPPS serta Bawaslu lainnya yang tak kenal lelah bekerja agar pemilu berjalan lancar.
[Gambas:Video 20detik]
(som/rdn)