Jakarta -
Kehilangan pasangan hidup pastinya jadi duka mendalam untuk komedian Ade Jigo.Â
Tsunami yang melanda Banten dan Lampung, pada 22 Desember 2018, merenggut nyawa sang istri, Meyuza.
Saat ini,Â
Ade Jigo harus menjadi orang tua tunggal untuk kedua buah hatinya yang masih kecil. Diakui eks grup Teamlo ini, cukup berat berjuang sendiri, apalagi selama ini dalam pengasuhan anak, almarhumah istrinya yang lebih dominan.
"Ternyata tidak mudah ya merawat anak-anak sampai membesarkan dengan kondisi single father, tidak mudah. Di saat kita lelah, ngantuk, dia butuh kita," tutur Ade Jigo, saat
Intimate Interview dengan
HaiBunda.
Bagi Ade Jigo, hal berat yang dirasakan semenjak sang istri tidak ada yakni membagi waktu untuk anak, misal dalam hal pendidikan anak-anaknya. Tak dipungkiri, kadang kesibukan membuatnya harus meninggalkan rumah dan meminta bantuan sang pengasuh menemani anaknya mengerjakan PR.
"Dari tugas sekolahnya, nanti dia kan mau ujian, ada beberapa hafalan yang harus dihafalkan. Sementara saya bisa ngajarin kalau saya di rumah, kalau saya di luar kota, minta tolong pengasuh buat mengajarkan," jelasnya.
Ade Jigo kemudian mengenang, biasanya sehabis sholat maghrib, sang istri selalu menyempatkan diri untuk mengajari anaknya mengaji, membaca, dan menulis. Namun saat ini, semua peran orang tua harus dia jalani.
"Saya harus gantikan peran itu, saya harus ajarkan, memang butuh kesabaran luar biasa saat harus ajarkan anak-anak," akunya.
 Foto: Instagram |
Di awal kepergian sang istri, dia pernah terpancing emosi ketika sang anak rewel saat ia sedang lelah-lelahnya. Namun lambat laun ia sadar bahwa yang anak-anaknya miliki sekarang adalah dia, selagi ia ada waktu, sebaiknya memang ia menemani anak-anaknya.
Tak hanya soal sekolah sang anak, masalah pekerjaannya pun kadang bisa jadi beban. Terutama saat sang anak merengek ingin ikut.
"Kerja yang buat saya berat di saat anak-anak pengen ikut. Abangnya selalu (tanya) ayah berapa hari, nginep enggak? Nginep. Akhirnya dengan dia nanya gitu, saya bilang apa adanya, tapi nanti saya janjikan kalau pulang kerja ayah belikan mainan ya, dia senang lagi," terang Ade Jigo.
Untuk tetap meluangkan waktu dengan anaknya, saat bekerja Ade Jigo akui kerap melakukan panggilan video. Hal ini juga cara untuknya melepas rindu.
"Iya
video call, kadang dia yang suka
video call saya untuk ngilangin kangen, dia nanya ayah pulang kapan, udah beliin mainan atau belum? Selalu ingetin itu sih," ungkapnya.
Menjadi orang tua tunggal pastinya tidak mudah ya, Bunda. Ada hal-hal yang hilang dan dirasa kurang ketika menjalani hari, apalagi bersama anak-anak yang masih kecil.
Dikatakan psikolog Phyllis R. Silverman, Ph.D, suami yang ditinggal istri atau sebaliknya karena meninggal, pasti akan merasa kehilangan yang dalam. Mereka tidak punya sandaran ketika mendapati anak sakit atau ada masalah. Mereka kehilangan orang untuk berbagi, serta beban tanggung jawab soal anak sepenuhnya di tangan mereka sendiri.
Kata Silverman, kebanyakan suami merasa, istrinya adalah perekat yang menyatukan keluarga. Di saat sosok istri tak ada, mereka mesti belajar seperangkat keterampilan baru.
"Menjadi orang tua tunggal, membuat seorang pria harus lebih kreatif dan imajinatif menangani tugas-tugas duniawi yang perlu dilakukan untuk menjaga kehidupan rumah tetap berjalan," kata Silverman, dikutip dari
Psychology Today.Namun di samping itu,Â
single father biasanya akan lebih peka terhadap kebutuhan anak-anak mereka. Mereka juga mulai menyadari apa saja yang selama ini terlewatkan dari kehidupan mereka.
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)