Curhat Juliana Moechtar: Ramadhan Hampa Tanpa Suami Tercinta /Foto: Didik Dwi Haryanto/20detik
moms-life
Curhat Juliana Moechtar: Ramadhan Hampa Tanpa Suami Tercinta
HaiBunda
Senin, 27 May 2019 18:07 WIB
Jakarta -
Puasa kali ini dirasa berbeda bagi istri almarhum Herman Sikumbang, Juliana Moechtar. Ini merupakan Ramadhan pertama baginya tanpa kehadiran sosok suami.
Dikutip dari InsertLive, Juliana mengatakan, dia bahkan tidak makan sahur selama puasa Ramadhan ini. Sebagai gantinya, dia selalu makan dulu sebelum tidur.
"Kayak hampa gitu, gimana sih biasanya kalau misalnya di rumah pasti ada teman, ini enggak ada. Jadi ya udah aku makan sebelum tidur, aku minum, terus aku tidur," ujar wanita 30 tahun ini.
Wanita kelahiran Aceh ini pun masih sering mengenang sosok suami, yang dikenal sebagai gitaris band Seventeen itu. Di matanya, almarhum Herman adalah orang yang sangat pengertian dan tidak pernah menuntut.
"Walaupun kita sama-sama sibuk, setidaknya kalau tiba-tiba aku pulang syuting enggak bisa nyiapin makanan, dia yang pulang bawa makanan. Dia orangnya enggak pernah ribet, enggak pernah nuntut, kamu istri, kamu masak, enggak," tuturnya.
Selain itu, dikatakan Juliana, kedua anaknya pun suka rindu pada almarhum ayah mereka. Dan biasanya, sang anak rindu ingin nyekar ke makam ayahnya. Jika sudah demikian, biasanya Juliana mengatasi dengan video call dengan adik iparnya yang tinggal di dekat makam Herman di Tidore, Maluku Utara.
"Misalnya lagi diem pasti ngomongnya, Mama kapan ya ke Ternate, yang di kangennya itu sosok kuburan, makam gitu," ucapnya.
"Kalau udah kangen, aku video call sama adik ipar, di makam di belakang rumah kan, jadi ya mereka bilang Papa," sambungnya.
Duka akibat kehilangan suami pastinya tidak mudah disembuhkan, Bun. Namun sebagai seorang ibu, Juliana harus tetap melanjutkan kehidupan karena ada anak yang mesti dipikirkan.
Menurut Kristin A. Meekhof, penulis buku A Widow's Guide to Healing, saat kehilangan pasangan akan muncul ketakutan yang sangat besar, yang bisa menyebabkan pembatasan pikiran dan perilaku kita.
"Ketika kita hidup dengan pandangan terbatas, itu seperti bernapas dengan satu paru-paru, kita tidak dapat mengembangkan napas dengan baik," jelas Meekhof, dilansir Psychology Today.
Di sisi lain, menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Tiga Generasi, Samanta Ananta, seseorang yang sangat bergantung pada pasangan yang meninggal dunia akan lebih sulit melewati fase berduka, dibandingkan pasangan yang lebih mandiri. Itu sebabnya, seorang wanita harus bisa bangkit dari keterpurukan demi kebaikan hidupnya.
"Wanita sering kali dituntut untuk lekas pulih dari periode berdukanya agar terlihat tegar dan kuat di depan anak-anak, serta mencari sumber penghasilan baru untuk memenuhi kebutuhan hidup selanjutnya, pasca suami meninggal dunia," jelas Samanta.
(yun/muf)
Dikutip dari InsertLive, Juliana mengatakan, dia bahkan tidak makan sahur selama puasa Ramadhan ini. Sebagai gantinya, dia selalu makan dulu sebelum tidur.
"Kayak hampa gitu, gimana sih biasanya kalau misalnya di rumah pasti ada teman, ini enggak ada. Jadi ya udah aku makan sebelum tidur, aku minum, terus aku tidur," ujar wanita 30 tahun ini.
Wanita kelahiran Aceh ini pun masih sering mengenang sosok suami, yang dikenal sebagai gitaris band Seventeen itu. Di matanya, almarhum Herman adalah orang yang sangat pengertian dan tidak pernah menuntut.
"Walaupun kita sama-sama sibuk, setidaknya kalau tiba-tiba aku pulang syuting enggak bisa nyiapin makanan, dia yang pulang bawa makanan. Dia orangnya enggak pernah ribet, enggak pernah nuntut, kamu istri, kamu masak, enggak," tuturnya.
Selain itu, dikatakan Juliana, kedua anaknya pun suka rindu pada almarhum ayah mereka. Dan biasanya, sang anak rindu ingin nyekar ke makam ayahnya. Jika sudah demikian, biasanya Juliana mengatasi dengan video call dengan adik iparnya yang tinggal di dekat makam Herman di Tidore, Maluku Utara.
"Misalnya lagi diem pasti ngomongnya, Mama kapan ya ke Ternate, yang di kangennya itu sosok kuburan, makam gitu," ucapnya.
"Kalau udah kangen, aku video call sama adik ipar, di makam di belakang rumah kan, jadi ya mereka bilang Papa," sambungnya.
![]() |
Duka akibat kehilangan suami pastinya tidak mudah disembuhkan, Bun. Namun sebagai seorang ibu, Juliana harus tetap melanjutkan kehidupan karena ada anak yang mesti dipikirkan.
Menurut Kristin A. Meekhof, penulis buku A Widow's Guide to Healing, saat kehilangan pasangan akan muncul ketakutan yang sangat besar, yang bisa menyebabkan pembatasan pikiran dan perilaku kita.
"Ketika kita hidup dengan pandangan terbatas, itu seperti bernapas dengan satu paru-paru, kita tidak dapat mengembangkan napas dengan baik," jelas Meekhof, dilansir Psychology Today.
Di sisi lain, menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Tiga Generasi, Samanta Ananta, seseorang yang sangat bergantung pada pasangan yang meninggal dunia akan lebih sulit melewati fase berduka, dibandingkan pasangan yang lebih mandiri. Itu sebabnya, seorang wanita harus bisa bangkit dari keterpurukan demi kebaikan hidupnya.
"Wanita sering kali dituntut untuk lekas pulih dari periode berdukanya agar terlihat tegar dan kuat di depan anak-anak, serta mencari sumber penghasilan baru untuk memenuhi kebutuhan hidup selanjutnya, pasca suami meninggal dunia," jelas Samanta.
(yun/muf)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Cerita Juliana Moechtar Bertemu Calon Suami Letkol TNI, Berawal dari Keluarga
Mom's Life
Perjuangan Juliana Moechtar Jadi Tulang Punggung Keluarga
Mom's Life
Lagu untuk Istri Jadi Pertanda Kepergian Almarhum Herman 'Seventeeen'

Mom's Life
Kerinduan Juliana Moechtar Ingin Curhat pada Almarhum Suami

Mom's Life
Saat Anak Almarhum Herman 'Seventeen' Ingin Ikuti Jejak Sang Ayah


7 Foto
Mom's Life
7 Potret Mesra Juliana Moechtar & Suami Perwira TNI, Sampat Terhalang Restu Sebelum Menikah
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda
Fase Bunda