Jakarta -
Bunda
sering lupa belakangan ini? Atau mengeluh kalau ingatan menurun dibanding sebelumnya?
Bisa jadi itu gejala pikun karena
demensia, Bun. Untuk membuktikannya, kata Dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UNIKA Atma Jaya, Dr.dr.Yuda Turana, SpS, bisa mulai ditanyakan dulu pada diri sendiri, apakah belakangan ini sering lupa dan frekuensinya sering dari sebelumnya. Setelah itu tanyakan pada keluarga, benar tidak kita sering lupa.
"Disadari dulu secara subjektif, lalu dibenarkan keluarga, kalau keduanya positif, segera lakukan pemeriksaan objektif," ujar Yuda dalam acara 'Grand Opening RS Atma Jaya Paviliun Bonaventura' di Rumah Sakit Atma Jaya, Penjaringan, Jakarta Utara, baru-baru ini.
Ada dua cara untuk bisa mengetahuinya, Bun. Pertama dengan melakukan deteksi dini, seperti pemeriksaan fungsi kognitif, pemeriksaan
olfaktorius, dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Kedua, dengan mengenali faktor risiko, seperti gaya hidup dan penyakit yang diidap.
"Faktor risiko mungkin ada yang genetik, tapi untuk kasus demensia bukan faktor genetik yang utama, tapi faktor gaya hidup," pungkas Yuda.
 Bunda, Kenali Faktor Risiko dan Cara Mencegah Pikun/ Foto: iStock |
Nah, sedari dini, demensia bisa dicegah dengan meminimalkan faktor risiko. Yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat.
Menurut Yuda, faktor risiko gaya hidup sebenarnya bisa dimodifikasi. Misalnya, menerapkan pola makan
gizi seimbang, tidak merokok, memperbanyak aktivitas fisik, dan jika mengidap hipertensi atau diabetes, harus terus dipantau dan dikontrol.
Dalam kesempatan yang sama, Dr.Rensa, Sp.PD-K.Ger, mengatakan jika sejak dini pikun bisa dicegah dengan gerakan cerdik. Gerakan ini dapat menjadi kunci untuk persiapan mencapai fase lansia yang berkualitas.
"Dari Kementrian Kesehatan, ada gerakan cerdik untuk mencegah pikun. Cek kesehatan rutin, enyahkan asap rokok, rutin aktivitas, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres," tutur Rensa.
Selain melakukan CERDIK, Rensa yakin setiap individu yang ingin sehat pasti memiliki upaya-upaya lain untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Upaya itu bisa dijadikan tambahan, namun, terpenting adalah mulai menjaga kesehatan dan memikirkan akan menjadi apa kita di hari tua nanti.
"Jadikan hari tua kita berkualitas tanpa penyakit apalagi demensia atau pikun. Bila ada
sakit, jangan sampai menjadi disabilitas," tutupnya.
Bun, yuk cek kepatuhan anak apakah dia mau dekat dengan orang asing di video ini.
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)