HaiBunda

MOM'S LIFE

Bekas Luka di Kulit Pasti Akan Timbulkan Keloid?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 09 Aug 2019 09:51 WIB
Ilustrasi keloid/ Foto: iStock
Jakarta - Tidak semua orang dengan mudah mengembangkan keloid, bekas luka yang bentuknya biasanya menebal. Istilah awamnya, keloid itu bakat-bakatan, Bun. Jadi, jangan kaget kalau Bunda dengan ibu lain yang sama-sama operasi caesar tapi enggak sama-sama berkeloid.

Keloid berasal dari pertumbuhan berlebih jaringan parut. Keloid biasanya memiliki puncak yang halus dan warna merah muda atau ungu. Keloid berbentuk tidak teratur dan cenderung makin membesar. Namun, pertumbuhan keloid mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan hingga berkembang sepenuhnya, demikian dilansir detikcom.




Cynthia Cobb, perawat bersertifikat di bidang kesehatan, kecantikan, dan estetika, mengatakan keloid cenderung memiliki komponen genetik, yang berarti Bunda lebih mungkin memiliki keloid jika salah satu atau kedua orang tua memilikinya.

"Menurut sebuah penelitian, gen yang dikenal sebagai gen AHNAK dapat berperan dalam menentukan siapa yang mengembangkan keloid dan siapa yang tidak," kata Cobb mengutip Healthline.

Cobb mengatakan, para peneliti menemukan orang yang memiliki gen AHNAK lebih mungkin mengembangkan bekas luka keloid ketimbang orang yang tidak memilikinya. Cobb bilang, keloid muncul jika kulit mengalami luka atau cedera.

Menurut American Academy Dermatology, tidak semua orang yang memiliki bekas luka akan mengembangkan keloid. Namun, jika kulit Bunda rawan keloid, bekas luka apa pun bisa menyebabkan keloid, termasuk luka, luka bakar, atau jerawat parah.

Keloid juga bisa muncul setelah orang menato tubuhnya, menindik telinga, atau sakit cacar air. Kadang-kadang, bekas luka bedah atau vaksinasi bisa juga jadi keloid.

"Diperkirakan 10 persen orang mengalami jaringan parut keloid. Pria dan wanita sama-sama cenderung memiliki bekas luka keloid," kata Cobb.

ilustrasi keloid/ Foto: iStock
Menurut Cobb, orang yang warna kulitnya lebih gelap lebih rentan terhadap keloid. Selain itu, faktor risiko lainnya seperti keturunan Asia, keturunan Latin, sedang hamil, serta berusia lebih muda dari 30 tahun.

Cobb mengingatkan, apabila Bunda sudah mengetahui faktor risiko terbentuknya keloid, cobalah untuk menghindari menindik bagian tubuh, operasi yang tidak perlu, dan tato.

Gejala keloid yang biasanya muncul yakni:
1. Warna area yang mengalami keloid seperti daging, merah muda, atau merah
2. Area kulit kasar atau bergerigi dan timbul
3. Area yang berkeloid ini memiliki jaringan parut yang lebuh besar
4. Bercak kulit yang terasa gatal



Apabila bekas luka yang berkeloid itu gatal, Cobb bilang, itu tidak berbahaya Bun. Bunda mungkin hanya merasa tidak nyaman atau akibat iritasi dari pakaian atau gesekan lainnya.

Bun, simak juga penyebab pembalut bisa memicu gatal di video berikut.

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cara Mengajarkan Anak Utarakan Pendapat dengan Baik Menurut Psikolog

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Artis Jalani Co-Parenting demi Anak setelah Cerai, Acha Septriasa hingga Marshanda

Mom's Life Amira Salsabila

Apa yang Terjadi bila Bayi Harus Lahir di Usia Kehamilan 36 Minggu?

Kehamilan Melly Febrida

Ternyata ASI Punya 'Pasukan Mikroba' yang Lindungi Bayi dari Penyakit

Menyusui Annisa Aulia Rahim

5 Potret Ultah Jang Wonyoung IVE, Idol Korea yang Dikira AI karena Cantiknya Tak Manusiawi

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Anggun dan Suami Bule Rayakan Wedding Anniversary di Bali, Intip Potret Romantisnya

Cara Mengajarkan Anak Utarakan Pendapat dengan Baik Menurut Psikolog

Ternyata ASI Punya 'Pasukan Mikroba' yang Lindungi Bayi dari Penyakit

Apa yang Terjadi bila Bayi Harus Lahir di Usia Kehamilan 36 Minggu?

5 Artis Jalani Co-Parenting demi Anak setelah Cerai, Acha Septriasa hingga Marshanda

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK