Jakarta -
Badan meriang, disertai kepala pusing dan mual seperti masuk angin ya, Bun. Meskipun, dalam dunia medis enggak ada istilah tersebut, tapi masuk angin sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Nah, salah satu cara tradisional yang diandalkan untuk mengatasi masuk angin adalah
kerokan.
Kerokan pada dasarnya teknik yang digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan dan sering dipraktikkan di China juga Asia Tenggara. Tan Aik Kah dari Department of Ophthalmology, Faculty of Medicine and Health Sciences, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), Malaysia mengatakan, meskipun tersedia obat medis untuk meredakan demam atau sekumpulan gejala yang sering disebut masuk angin, kerokan masih jadi teknik yang digunakan masyarakat.
"Kerokan menggores kulit ke arah bawah dengan dilumasi minyak lebih dulu, lalu kerokan dipakai dengan benda keras bertepi lembut seperti koin atau batu giok. Proses ini diulang sampai timbul rembesan darah di bawah kulit yang menyebabkan goresan berwarna merah," tutur Kah dilansir
NCBI.
Untuk itu, kadang ketika kerokan tidak merah dikhawatirkan teknik mengerok yang salah. Akibatnya, justru panas di tubuh terperangkap. Makanya, kadang kala proses kerokan terasa menyakitkan, demikian disampaikan Kah.
"Makin banyak warna merah yang muncul, makin banyak panas yang dikeluarkan," tutur Kah.
Bicara soal efektivitasnya,
kerokan dipercaya bisa menstimulasi titik meridian tubuh yang berbeda, sehingga aliran darah lebih diatur lagi untuk menghilangkan panas di tubuh. Sehingga, kerokan dipercaya untuk meredakan demam sampai tingkat tertentu.
"Tekanan saat tubuh dikerok menyebabkan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah kapiler yang bisa menghasilkan pembuangan panas dari tubuh. Prosesnya mirip dengan kompres hangat saat meredakan demam," kata Kah.
Dikutip dari
detikcom, dr.Yuni Astuti mengatakan kerokan prinsipnya sama dengan bekam. Kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau yang banyak mengandung CO2 akibat polusi. Sehingga, dengan teknik kerokan, dapat mengeluarkan uap-uap polusi dalam darah dan orang akan merasa lebih enak atau nyaman.
 ilustrasi kerokan untuk masuk angin/ Foto: iStock |
Kerokan biasanya dapat menimbulkan ketagihan atau kecanduan. Orang yang sudah terbiasa dikerok merasa belum baikkan jika belum menjalani ritual itu. Tapi menurut Yuni, terlalu sering melakukan kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang masih berfungsi dengan baik, dan hal ini bisa membahayakan kesehatan.
"Sebaiknya orang yang mendiagnosis dirinya
masuk angin berkonsultasi dengan dokter, agar tidak terjadi kesalahan diagnosa dan akhirnya malah memperparah penyakit yang dialami," ujar Yuni.
Bunda, ketahui juga fase demam berdarah di video ini.
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/rap)