HaiBunda

MOM'S LIFE

Demi Moore Depresi Diselingkuhi & Keguguran Anak Aston Kutcher

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 27 Sep 2019 10:24 WIB
Demi Moore (Foto: Mike Coppola/Getty Images for NBC)
Jakarta - Kegagalan pernikahan Demi Moore dan Ashton Kutcher di tahun 2013 menyisakan cerita kelam. Moore pernah hamil anak Kuther di tahun 2003, sebelum akhirnya keguguran di usia kandungan 6 bulan.

Dikutip dari The Sun, baru-baru ini, untuk pertama kalinya pemeran film Ghost itu membagikan foto kehamilannya ke publik. Saat itu, usia Moore 42 tahun dan masih berstatus kekasih Kuthcer.

Di usia kandungan 6 bulan, Moore dan Kutcher harus mengalami kesedihan karena bayi yang dikandung Moore dinyatakan meninggal, Bun. Moore yang kini berusia 56 tahun, mengingat momen saat dokter memberi tahu berita menyedihkan itu.


"Kamu bisa melihat gabungan dari ketakutan yang berubah setelah mendengar berita dan fakta itu (keguguran)," kata Moore dikutip dari The Sun.

"Karena itu tidak perlu dipertanyakan lagi, sudah tidak ada detak jantung (janin)," sambungnya.

Sejak mengalami keguguran, Moore terus menyalahkan dirinya sendiri. Ibu tiga anak ini juga mulai mabuk-mabukan.

Setelah menikah dengan Kutcher di tahun 2005, pasangan yang terpaut 15 tahun ini terus mencoba berbagai cara untuk bisa punya anak. Namun, kondisi Moore justru semakin buruk karena ketergantungan minuman keras.

Keguguran adalah situasi yang bisa memengaruhi emosi dan psikologi seorang wanita, Bun. Jadi, wajar jika Moore mengalami hal ini.

Perempuan yang mengalami keguguran akan mengalami lonjakan emosi, seperti perasaan tidak percaya, sedih, depresi, marah, rasa bersalah, dan sulit konsentrasi. Demikian mengutip American Pregnancy.

Pada akhirnya, tekanan emosional itu akan berdampak buruk pada kesehatan fisik wanita. Dampak yang bisa timbul yaitu gejala kelelahan, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, dan sering menangis.

Pada keadaan yang lebih buruk, wanita yang keguguran bisa mengalami post traumatic stress disorder (PTSD). Psikoterapis Susanne Babbel MFT, PhD, mengatakan, penting untuk orang sekitar mengetahui kapan masa berkabung berakhir, apakah berakhir baik atau justru jadi PTSD.

"Dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman penting. Kunci menangani wanita yang keguguran dan mengalami traumatis adalah kesabaran," kata Babbel, mengutip Psychology Today.

Babbel menyarankan untuk mencari bantuan profesional jika mengalami trauma. Jika perlu mengikuti tes lanjutan PTSD untuk evaluasi sindrom stres akut yang mungkin dialami.

"Penelitian menunjukkan hampir 25 persen wanita yang keguguran memenuhi kriteria PTSD sebulan setelah alami keguguran," pungkas Babbel.

Bicara soal keguguran, simak juga 8 faktor pemicunya di video berikut:

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK