Jakarta -
Seorang pria asal Inggris mengidap kelainan genetik, hingga membuat penisnya 'patah'. Ia teridentifikasi mengidap
Ehler's Danlos syndrome (EDS).
Dikutip dari
Daily Mail, pria yang tidak disebutkan namanya itu mengalami cedera mengerikan, 10 hari setelah berhubungan seks. Ia mendapat perawatan dan petugas medis mengatakan, pria itu berharap kondisi itu bisa normal dengan sendirinya.
Diketahui, penis pria 41 tahun itu 'patah' dua kali dalam kurun lima bulan. Hingga akhirnya, dia bersedia menjalani operasi demi memperbaiki fraktur di penisnya.
Dokter yang merawat pria itu di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland, mengatakan, hubungan fraktur penis dengan Ebelum ada penjelasannya.
Dalam Urology Case Reports dituliskan, "Berdasarkan kasus ini, kami mengusulkan pria dengan EDS mungkin memiliki risiko fraktur penis yang jauh lebih tinggi."
Pria itu pun mencari bantuan di Johns Hopkins' James Buchanan Brady Urological Institute. Ia mengeluh nyeri di batang penis hingga bengkak.
"Dia menunda ke unit gawat darurat, berharap cederanya bisa sembuh sendiri," tulis tim dalam laporan kasus tersebut.
 Ilustrasi EDS/ Foto: Aisyah/detikHealth |
Melansir dari
Mayo Clinic, EDS merupakan kelainan bawaan yang memengaruhi jaringan ikat, terutama kulit, persendian, dan dinding pembuluh darah. Jaringan ikat adalah campuran kompleks dari protein dan zat lain, yang memberi kekuatan dan elastisitas pada struktur yang mendasarinya dalam tubuh kita.
Pengidap EDS biasanya memiliki sendi yang terlalu fleksibel dan kulit yang sangat rapuh. Ini bisa jadi masalah kalau pasien memiliki luka yang memerlukan jahitan, karena kulit seringkali tidak kuat menahannya.
Dijelaskan juga, bentuk kelainan yang lebih parah adalah EDS tipe vaskular yang dapat menyebabkan dinding pembuluh darah, usus, atau rahim pecah. Karena EDS tipe ini bisa memiliki komplikasi serius dalam kehamilan, sangat disarankan untuk konsultasi dengan konselor genetik sebelum menjalani program kehamilan.
Ahli urologi pun mengklaim, pasien EDS sebaiknya tidak terlalu agresif saat
berhubungan seks, dan disarankan menggunakan lebih banyak pelumas.
Bunda, simak juga penjelasan tentang pentingnya pendidikan seks sejak dini, dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(muf/rdn)