sign up SIGN UP search

moms-life

Ingin Marahi Suami? Yuk Meneladani Aisyah Saat Marah pada Rasulullah

Ratih Wulan Pinandu   |   Haibunda Jumat, 18 Oct 2019 12:43 WIB
Rasulullah memiliki cara yang sangat romantis saat marah pada istrinya. Aisyah pun pernah bertengkar dengan Nabi Muhammad SAW. caption
Jakarta - Pertengkaran dalam rumah tangga tentu sudah biasa. Memahami karakter suami atau istri, enggak mudah dilakukan. Sekalipun sudah menikah belasan tahun, kadang perselisihan enggak bisa dihindari kan, Bun?

Berbagai kebiasaan buruk ayah, bisa menjadi salah satu penyebabnya. Mulai dari kebiasaan merokok di dalam rumah, pulang malam, main game online kelamaan, sampai enggak peka membantu mengurus si kecil.

Menghadapi situasi semacam ini, kadang-kadang membuat Bunda enggak tahan. Sehingga membuat amarah jadi meledak enggak karuan. Ngomel sampai banting barang pun, kadang jadi pilihan untuk meluapkan emosi.


Tidak hanya mempengaruhi istri, ternyata pertengkaran akan membawa dampak psikologis untuk seorang suami. Dalam buku Habis Nikah Ngapain? Sang penulis, Daniel Arseneault mengatakan, setelah bertahun-tahun menikah ada kata-kata yang sangat takut dia dengar dari istrinya. Seperti kalimat, "Aku menyayangimu, tapi aku tidak lagi mencintaimu."

Baginya, ucapan itu menimbulkan trauma yang membawa perubahan drastis dalam kehidupan pernikahan mereka. Tapi dari situ, Arseneault jadi mencari berbagai cara untuk menyelamatkan pernikahannya. Salah satunya, seperti pengamatan psikolog Jed Diamond, yang dikutip Arseneault dalam bukunya mengenai beberapa tahapan cinta pada pasangan.

Ingin Marahi Suami? Yuk Meneladani Aisyah Saat Marah pada RasulullahIstri marah pada suami/ Foto: iStock

Pada awalnya, yaitu tahap jatuh cinta yang memproyeksikan harapan dan impian satu sama lain.

Sedangkan pada tahapan berikutnya, pelepasan hormon bahagia seperti oksitoksin, dopamin, dan seretonin akan mulai menurun. Kata lainnya, pasangan sudah melewati masa tergila-gila. Di sinilah hubungan praktis dan lebih dekat berkembang.

Sayangnya, kebanyakan orang enggak menyadari jika dalam perjalanan kehidupan ada tahapan kekecewaan.

"Level hormon kita turun dan kembali ke level sebelum 'masa jatuh cinta'. Kemudian, hidup hanya akan bergerak dengan rutinitas sehari-hari. Pada pasangan yang belum menemukan bahasa cinta satu sama lain, periode frustrasi akan muncul," ungkap Jed Diamond.

Nah, makanya wajar ya, Bun, kalau dalam pernikahan ada pasang surut perasaan. Lalu, bagaimana sebenarnya Islam memandang hal tersebut? Apakah berteriak pada suami serta merta membuat Bunda dianggap sebagai istri durhaka?

Istri durhaka atau dikenal juga dengan istilah nusyuz. Melansir dari laman NU Online, dalam Alquran disebutkan bahwa pembangkangan seorang istri merujuk pada penolakan istri untuk berhubungan seksual, dan perlawanan istri kepada suaminya.

Seorang suami diperbolehkan memukul istrinya asalkan tidak menyakiti dan melukainya, jika dirasa sang istri sudah sangat keterlaluan. Hal itu baru boleh dilakukan jika istri salah. Bahkan, dalam kitab Ibnu Daqiq Al-Ied, Tuhfatul Labib fi Syarhit Taqrib, Daru Athlas, 1419 H, halaman 335-226, dijelaskan kalau Rasulullah melarang suami memukul wajah istrinya.

Pemukulan terhadap anggota tubuh yang vital juga tidak diperbolehkan, karena bisa menimbulkan bahaya yang luar biasa. Dalam Abu Bakar Al-Hushni al-Husaini ad-Dimsyiqi, Kifayatul Akhyar fi Ghayatil Ikhtishar fil Fiqhis Syafi'i, Darul Basya'ir, 2001, halaman 456 menjelaskan secara gamblang bahwa maki dan kata kotor tidak masuk dalam kategori tindakan pembangkangan.

Tapi harus diingat ya, Bun, seorang istri akan berdosa jika dia menyakiti hati suaminya. Ia pantas mendapat didikan, apakah dari suaminya sendiri atau mengangkat perkara ke muka hakim. Pendapat ini dibenarkan oleh Imam Nawawi. Ia menambahkan, pendapat lebih sahih adalah suami mendidik sendiri istrinya.

Sebab, jika perkara sudah naik ke meja pengadilan maka akan menimbulkan kesulitan, aib, menghalangi hubungan seks, dan menimbulkan keengganan di dalam hati masing-masing pasangan.

Meneladani sikap Rasulullah dan istrinya, dalam buku Kisah-Kisah Romantis Rasulullah, diceritakan suatu ketika Aisyah berbicara keras dan lantang kepada Rasulullah dari balik kamar. Abu Bakar as-Siddiq yang saat itu bertamu ke rumah Rasulullah tahu kalau anaknya, Aisyah dan menantunya yaitu Nabi Muhammad SAW sedang bertengkar.

Mendapati hal itu, Abu Bakar meminta izin Rasulullah untuk menemui putrinya. Ketika Aisyah sudah di hadapannya, dia mengangkat tangan hendak memukul Aisyah karena sikapnya tadi. Namun, Rasulullah mencegah hal itu.

Keesokan harinya, saat dia datang lagi ke rumah mereka terlihat jika Aisyah dan Rasulullah sudah berbaikan. Mereka tidak lagi berselisih seperti kemarin.

Diceritakan juga bahwa suatu ketika, Rasulullah marah kepada Aisyah karena satu-dua hal. Lalu, Rasulullah meminta Aisyah menutup mata dan mendekat. Seketika hal itu membuatnya cemas karena mengira akan dimarahi Rasulullah. Tapi ternyata ketakutannya tak terbukti.

"Khumaira ku (panggilan sayang Rasulullah untuk Aisyah) telah pergi rasa marahku setelah memelukmu," kata Rasulullah.

Dari kisah di atas, bisa dipetik hikmah sikap bijaksana suami saat istrinya marah. Pertama, tidak melibatkan orang lain. Kedua, menghilangkan kemarahan dengan mendekap istrinya.

Ceritakan pada ayah, dan selesaikan masalah rumah tangga seromantis Rasulullah yuk, Bun. Selamat mencoba ya!

Simak juga curhat Adila Bekti kesal pada kesibukan suami:

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/som)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Bunda sedang hamil, program hamil, atau memiliki anak? Cerita ke Bubun di Aplikasi HaiBunda, yuk!