HaiBunda

MOM'S LIFE

Tren Permen Garam Himalaya yang Bisa Jadi Bahaya

Siti Hafadzoh   |   HaiBunda

Minggu, 27 Oct 2019 13:11 WIB
Ilustrasi garam himalaya/ Foto: iStock
Jakarta - Saat ini, di Malaysia sedang tren orang-orang membeli permen garam himalaya. Orang berbondong-bondong membeli permen ini. Tapi, ternyata permen garam tersebut tidak baik lho untuk kesehatan.

Seorang pegiat diet asal Malaysia, Mohd Khairul Azuan mengatakan, permen ini tidak boleh dikonsumsi seperti permen lain pada umumnya. Permen garam himalaya mengandung sodium.

"Kadar garam yang kita konsumsi sudah cukup banyak dari makanan harian kita," tulis Azuan di media sosial Facebook-nya.


Pada dasarnya, kandungan sodium yang ada pada garam himalaya sama saja dengan garam dapur. permen garam ini tentu akan berbahaya bagi beberapa orang.

"Kalau Anda ada masalah darah tinggi, jantung, atau batu ginjal, jangan konsumsi ini," tambah Azuan.

Ilustrasi garam himalaya/ Foto: iStock

Apa yang akan terjadi kalau mengonsumsi terlalu banyak sodium? Mengutip Medical News Today, pada tahun 2015-2020, Dietary Guidelines for Americans menyarankan agar orang mengonsumsi sodium kurang dari 2300 mg per hari atau setara 1 sendok teh. Orang yang memiliki darah tinggi hanya boleh konsumsi 1500 mg sodium per hari.

Ketika manusia mengonsumsi sodium lebih dari yang tubuh butuhkan, ginjal akan mengeluarkannya lewat urin. Jika ginjal tidak bisa mengeluarkan sodium, ini akan menumpuk di cairan antar sel dan cairan antar sel.

Beberapa penyakit yang bisa muncul akibat kelebihan sodium yaitu darah tinggi, penyakit jantung, stroke, kerusakan hati, sakit ginjal, dan osteoporosis.

Namun, bukan berarti permen garam himalaya tidak bisa dikonsumsi oleh siapa pun. Permen ini diproduksi karena memang ada orang-orang yang membutuhkannya. Menurut Azuan, berikut orang-orang yang boleh mengonsumsi permen garam:

1. Orang yang aktif berkeringat.

2. Orang yang mendaki gunung dalam jangka waktu panjang.

3. Orang yang punya kadar sodium rendah dalam darah.

Jadi, jangan langsung ikut-ikutan tren kalau enggak tahu manfaatnya ya, Bun. Tetap harus cermati manfaat dan bahayanya.

(sih/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Susan Sameh Pamer Baby Bump, Dipuji Makin Cantik saat Hamil Anak Pertama

Kehamilan Annisa Karnesyia

Kisah Pegawai Bank 23 Tahun yang Akhirnya Boleh WFH Tiap Hari Berkat Keputusan Pengadilan

Mom's Life Arina Yulistara

5 Potret Baby Udon Anak Fanny Kondoh yang Wajahnya Akhirnya Diperlihatkan

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Rekomendasi BB Cream Korea, Bikin Kulit Wajah Glowing

Rekomendasi Produk Amira Salsabila

7 Potret Vila Zaskia Sungkar yang Baru Selesai Dibangun, Desain Mirip Rumah Mewah di Luar Negeri

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

3 Jenis Co-Parenting, Pola Asuh Setelah Cerai & Cara Sukses Menerapkannya

5 Rekomendasi BB Cream Korea, Bikin Kulit Wajah Glowing

5 Potret Susan Sameh Pamer Baby Bump, Dipuji Makin Cantik saat Hamil Anak Pertama

Kisah Pegawai Bank 23 Tahun yang Akhirnya Boleh WFH Tiap Hari Berkat Keputusan Pengadilan

15 Film dan Drama Korea Hong Kyung Terbaik Rating Tertinggi

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK