Jakarta -
Mengalami keguguran menjadi duka tersendiri bagi setiap Bunda. Ada kemungkinan dokter akan menyarankan Bunda dan Ayah menunda hubungan seks setelah itu.
Dalam beberapa kasus, hubungan seks akan aman dilakukan setelah pendarahan keguguran berhenti. Melansir dari
Very Well Family, itu biasanya terjadi setelah dua minggu, Bun.
Alasan dokter menyarankan untuk menunda hubungan seks adalah karena pelebaran serviks akibat keguguran. Karena serviks Bunda melebar, risiko terkena infeksi di rahim pun lebih besar terjadi. Nah, setelah pendarahan berhenti maka serviks harusnya sudah tertutup lagi.
Selain menghindari hubungan seksual, dokter kemungkinan juga menyarankan Bunda untuk mengenakan tampon atau douching selama 1-2 minggu. Pada masa penyembuhan itulah, sebaiknya tidak memasukkan apapun ke dalam vagina.
Saat mengalami pendarahan, cara terbaik adalah tetap menggunakan pembalut sampai leher rahim.
Seks ideal setelah keguguran/ Foto: iStock |
Memulai hubungan seks setelah keguguran biasanya akan menciptakan kecanggungan di antara Bunda dan Ayah. Jika tidak segera dibicarakan, bisa mengganggu kestabilan hubungan intim dengan pasangan.
"Wanita memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap keguguran. Saya harap mereka dan pasangannya mengerti bahwa perasaan itu normal adanya," ungkap Catherine Monk, Ph.D, profesor psikologi medis di Columbia University Medical Center.
Kepala divisi endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Columbia University Medical Center, Zev Williams, Ph.D, mencatat bahwa setelah keguguran leher rahim akan terbuka untuk membiarkan jaringan janin keluar.
Proses menutupnya kembali leher rahim dapat berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada usia kandungan saat mengalami keguguran. Itu sebabnya, tubuh membutuhkan kesiapan kembali untuk melakukan hubungan seks pascakeguguran.
Tapi, perlu diingat juga bahwa kesiapan emosional juga penting agar tidak merasa bersalah saat berhubungan seks. "Mungkin sulit untuk menghidupkan sisi intim ketika Bunda berurusan dengan perasaan bersalah ini,"lanjut Monk.
Dilansir
Telegraph, The Word Health Organization (WHO) menyarankan para wanita yang mengalami keguguran untuk menunggu selama 6 bulan untuk kembali memulai program hamil. Tapi kebanyakan dokter di negara Barat diberitahu selama pelatihan, agar mereka menyarankan pada Bunda menunggu tiga bulan setelah tiga bulan untuk mencoba hamil kembali.
Namun, ada beberapa situasi penting dimana sangat penting untuk menunggu lebih lama. Biasanya untuk Bunda yang pernah mengalami kehamilan ektopik, kehamilan anggur, dan saat mengonsumsi obat infeksi disarankan untuk melakukan hubungan seks.
Nah, kalau Bunda dan Ayah masih ragu untuk melakukan
hubungan seks dengan penetrasi bisa menjaga keintiman dengan cara lainnya. Di antaranya dengan melakukan pelukan dan ciuman, sehingga kemesraan pasangan tidak terganggu.
Simak juga yuk faktor apa saja yang bisa memicu keguguran:
(rap/rap)