Jakarta -
Seiring tumbuhnya populasi dan pembangunan di segala sektor, lahan untuk membangun rumah pun makin sulit. Toh ada pun harganya menjulang tinggi. Terutama bagi pasangan milenial, konsep rumah minimalis pun dipilih sebagai hunian mereka?
Bunda dan Ayah juga kebetulan punya rencana seperti itu? Memiliki hunian berkonsep minimalis. Jika iya, jangan lupakan aspek kesehatan dalam rumah, Bun. dr.Ulul Albab, Sp.OG dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menuturkan kriteria rumah sehat bisa dilihat dari beberapa aspek.
"Dilihat rumah sehat jenisnya banyak mulai dari ukuran, ventilasi, sumber air, toilet, pembuangan sampah, luas bangunan dan lingkungannya," ujar Ulul.
"Saya kurang hafal detailnya karena masing-masing punya bentuk atau jenis rumah yang berbeda. Misal, kita punya tanah 100 meter itu bisa dikira-kira bangunannya harus berapa, kemudian luas kamarnya berapa tergantung dari jumlah penghuninya berapa. Itu juga menentukan dan berhubungan dengan kesehatan rumah dan keluarga," papar lanjut Ulul.
Rumah dan jumlah penghuninya, kata Ulul berhubungan dengan salah satu penyakit TBC (Tuberculosis), di mana kepadatan ruangan atau kepadatan populasi rumah tinggal berhubungan dengan penularan TBC. Kementerian Kesehatan RI di tahun 2006 melaporkan hanya 43,89 persen rumah yang kondisinya memenuhi syarat sehat untuk tingkat nasional.
 ilustrasi rumah minimalis/ Foto: iStock |
Lalu kondisi pembuangan limbah yang memenuhi syarat sebanyak 62,11 persen dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54 persen. Ulul melanjutkan, beberapa kriteria rumah sehat antara lain:
"Beberapa kriteria rumah sehat antara lain kering, bersih, bebas kontaminasi, punya ventilasi, aman, bebas dari hewan pengganggu, dan terawat," tambahnya.
Nah, jika Bunda tertarik meembeli atau membangun rumah minimalis, beberapa fakta penting tentang rumah minimalis perlu banget nih diketahui, seperti disampaikan penulis The Minimalist Home, Joshua Becker.
1. Konsep minimalisBecker mengatakan, minimalis adalah konsep di mana di rumah tersebut hanya berisi barang-barang penting yang bisa menunjang tujuan dari si pemilik rumah. Jadi, barang yang dirasa enggak mendukung apa yang ingin dicapai pemilik rumah, sebaiknya disingkirkan saja. Kata Becker, itu hanya jadi distraksi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Prinsip intensionalitas"Prinsip intensionalitas menekankan kejelasan, tujuan, dan niat. Jadi, kita mempromosikan sesuatu yang paling berharga dan menghilangkan segala sesuatu yang bisa mengganggu fokus. Prinsip ini bisa diterapkan secara berbeda bagi tiap orang. Makanya, bagi pasangan butuh komunikasi lebih dalam ketika menerapkan prinsip ini," papar Becker.
3. Tak pakai prinsip makin banyak makin baikDalam konsep minimalis, pemikiran semakin kita punya banyak barang, semakin baik tak berlaku. Sebab, untuk apa memiliki banyak barang tapi nyatanya tak berguna? Nah, dengan menerapkan konsep minimalis, seseorang bisa bebas dari tuntutan dunia modern yang makin lama makin maju dengan beragam produknya. Namun, bukan berarti tertutup dengan kemajuan produk ya. Selama itu bisa mendukung kehidupan, kata Becker enggak masalah jika Anda membelinya.
 ilustrasi rumah minimalis/ Foto: iStock |
4. Tetap pada tujuanDalam keseharian, termasuk urusan rumah, bisa jadi seseorang menemukan hal baru ketika di lingkungan rumah, keluarga, atau kantor. Nah, kadang kala godaan untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tak dibutuhkan sering datang. Tapi, dengan prinsip minimalis, Bunda dan Ayah bisa tetap berpegang teguh pada kesederhanaan dan kepraktisan.
5. Utamakan kenyamananBanyak tren termasuk di dunia furnitur dan hunian yang bisa bikin seseorang punya ekspektasi tinggi pada kediamannya. Apalagi dengan berbagai paparan media soal tempat tinggal yang menawarkan kemewahan. Tapi, dengan menerapkan konsep minimalis, seseorang akan menerapkan respons santai, kalem, tak terlalu konsumtif, tetapi lebih enjoy.
6. Mudah dicapaiBecker berbagi dulu dirinya dan keluarga juga menerapkan konsep kehidupan layaknya keluarga pada umumnya. Tapi, setelah menerapkan konsep minimalis, mereka merasa lebih bahagia karena menerapkan kesederhanaan dan tak
ngoyo dalam menjalani keseharian.
7. Tak berarti kosong"Minimalis, lebih sedikit, bukan berarti kosong. Sebab, kita masih menggunakan barang-barang yang memang dibutuhkan dan berusaha selalu sederhana. Kebanyakan orang minimalis menyimpan barang yang juga berarti buat mereka. Bukan ditaruh di gudang, barang-barang itu justru dipajang dan menjadi sebuah kebanggaan karena mengandung cerita tersendiri," papar Becker.
Cek risiko pakai sisir rambut bergantian di video ini.
[Gambas:Video Haibunda]
Simak cerita unik soal k-pop dengan meng-klik banner di bawah ini.
 Foto: Istimewa |
(rdn/rdn)