Jakarta -
Awal hidup bersama di Jerman, Habibie dan Ainun tinggal di sebuah apartemen kecil di Aachen. Hanya terdiri dari kamar tidur, kamar tamu, dapur kecil, dan kamar mandi. Cukup bagi mereka berdua.
Ketika itu pertengahan 1962, Ainun tengah mengandung buah cinta pertema mereka. Setelah resmi menikah di Bandung, 12 Mei 1962, Habibie memboyong Ainun ke Jerman. Sebelumnya, mereka sempat bulan madu ke Yogyakarta dan Bali.
Di Jerman, selain menjadi peneliti, Habibie juga bekerja sebagai asisten Profesor Dr. Ing. Hans Ebner. Gaji Habibie termasuk semua tunjangan saat itu senilai 680 Euro. Baginya, penghasilan itu lebih dari cukup untuk hidup seorang diri, tapi sangat terbatas untuk hidup berumah tangga.
"Sesuai peraturan yang berlaku, saya harus segera mengasuransikan Ainun, yang 50 persen biayanya ditanggung oleh kantor dan sisanya dipotong dari gaji saya," ungkap Habibie dalam buku
Habibie & Ainun.
Habibie dan Ainun akhirnya memutuskan pindah ke luar Kota Aachen, mengingat terbatasnya ruang gerak di apartemen dan mencari harga sewa yang lebih rendah. Tepatnya di Oberforstbach, sekitar 30 kilometer dari Aachen.
Mereka menyewa satu apartemen yang dua kali lebih besar dari sebelumnya, tapi harga sewa per meter persegi jauh lebih rendah. Ada dua kamar tidur, kamar tamu, ruang kerja, kamar mandi, dapur, dan gudang kecil, termasuk pemanasan sentral.
Sayangnya, Ainun merasa kesepian. Kenapa? Buka halaman berikutnya ya, Bunda.
Simak juga cerita Enno Lerian membesarkan empat anak tanpa bantuan pengasuh, dalam video berikut:
(muf/muf)