Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

10 Penyebab Berat Badan Naik Drastis: Insomnia hingga Kanker Ovarium

Hilda Irach   |   HaiBunda

Sabtu, 16 Jan 2021 14:21 WIB

5 Cara Turunkan Berat Badan Secara Alami, Mudah dan Praktis!
Ilustrasi berat badan bertambah/Foto: iStock

Jakarta - Berat badan yang berlebih memang bikin kurang percaya diri ya, Bunda. Tak hanya itu, jika dibiarkan nantinya juga bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Biasanya penambahan berat badan dipicu oleh makan yang berlebihan. Untuk melakukan penurunan berat badan, tak sedikit orang yang rela melakukan diet.

Meski sudah mengurangi kalori makanan, jika berat badan tetap tak kunjung turun dan justru makin naik tentu membuat risau ya, Bunda.

Memang pada umumnya setiap orang mengalami fluktuasi berat badan atau naik turunnya berat badan seiring waktu. Namun, jika Bunda mengalami perubahan berat badan dalam waktu singkat, patut diwaspadai nih, Bunda!.

Sebab, penambahan berat badan secara drastis ini, bisa jadi petanda kondisi kesehatan, lho. Dilansir dari laman medicalnewstoday dan healthline, berikut ini 10 pemicu berat badan naik drastis selain dari makanan!

1. Pengobatan

Berat badan bertambah, padahal Bunda tidak makan banyak? Mungkin disebabkan oleh obat yang dikonsumsi, Bunda. Beberapa obat-obatan farmasi memiliki efek samping, salah satunya penambahan berat badan dengan cepat.

Beberapa pengobatan yang mungkin membuat penambahan berat badan seseorang bertambah dengan cepat, biasanya kandungan obat untuk mengobati kejang, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, depresi dan gangguan kejiwaan.

Namun, jika Bunda ingin berhenti mengonsumsi obat tersebut, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter ya.

2. Insomnia

Selain obat, penyebab kenaikan berat badan lainnya adalah insomnia atau kurang tidur. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Apakah Diet Kopi Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?Ilustrasi berat badan/ Foto: iStock

Sebab, perubahan siklus tidur mempengaruhi pola makan dan suasana hati. Sehingga Bunda akan cenderung makan berlebihan.

Dalam studi yang dilakukan pada tahun 2013, menemukan bahwa orang yang kurang tidur cenderung akan makan lebih banyak karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Terutama saat makan malam nih, Bunda. Sehingga berat badan pun akan mudah naik secara drastis.

3. Perubahan hormon

Biasanya antara usia 45 dan 55 tahun, wanita memasuki tahap yang disebut menopause, Bunda. Hormon estrogen, yaitu hormon yang berperan mengatur menstruasi dan ovulasi mulai menurun.

Sehingga begitu mengalami menopause, estrogen terlalu rendah untuk memicu menstruasi. Nah, penurunan estrogen ini menyebabkan wanita menopause mengalami kenaikan berat badan di sekitar area perut dan pinggul.

Perubahan hormon di usia pertengahan juga dapat menyebabkan metabolisme melambat, Bunda. Sehingga berat badan cepat naik. 

Kondisi medis lainnya yang mempengaruhi kadar hormon yang menjadi penyebab penambahan berat badan pada pria dan wanita adalah, hipotiroidisme, peningkatan produksi kortisol (hormon stress) sepeti pada sindrom cushing, dan peningkatan aldosteron. 

4. Berhenti merokok

Kenaikan berat badan juga dipicu saat berhenti merokok pertama kali. Para ahli percaya, kenaikan berat badan terjadi karena nikotin menekan nafsu makan, Bunda.

Berhenti merokokIlustrasi Berhenti merokok sebabkan berat badan bertambah/ Foto: Shutterstock

Penelitian menunjukkan, rata-rata penambahan berat badan akibat merokok berkisar satu kilogram dalam sebulan. Mayoritas kenaikan berat badan ini terjadi selama 3 bulan pertama setelah berhenti merokok.

Namun, perubahan berat badan akibat berhenti merokok berbeda-beda tiap orang. Penelitian yang sama menemukan 16 persen orang justru kehilangan berat badan pada tahun pertama tidak merokok. Sementara 13 persen lainnya bertambah lebih dari 10 kg.

5. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Seseorang yang memiliki sindrom PCOS kerap mengalami penambahan berat badan, Bunda. Sebab, PCOS menyebabkan ovarium memproduksi hormon seks pria dalam jumlah yang sangat tinggi dan tidak normal.

Gejala PCOS lainnya meliputi, periode haid yang tidak teratur,rambut rontok, timbul jerawat, bercak hitam pada area kulit sekitar ketiak, payudara atau leher.

Meskipun tidak ada obat untuk PCOS, dokter dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti lebih banyak berolahraga dan makan makanan sehat, yang dapat mengurangi gejala. Obat hormonal juga dapat membantu mengontrol gejala.

Untuk mengetahui penyebab berat badan naik drastis lainnya, klik HALAMAN SELANJUTNYA ya, Bun

Simak juga video mengenai diet menurunkan berat badan ala Eriska Rein 

[Gambas:Video Haibunda]

Banner GKR BendaraFoto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Masalah Ginjal Hingga Kanker Ovarium

Foto: iStock

6. Gagal jantung 

Kenaikan berat badan yang cepat atau pembengkakan di area tubuh tertentu dapat disebabkan oleh resistensi cairan yang menjadi petanda gagal jantung nih, Bunda. 

Menurut American Heart Association, kenaikan berat badan lebih dari 0,5-1,5 kilogram dalam 24 jam bisa menjadi tanda gagal jantung lho, Bunda.

Pembengkakan ini terjadi karena darah mengalir perlahan ke dan dari jantung yang  mempengaruhi fungsi organ utama lainnya di tubuh. Sehingga cairan terkumpul di jaringan ini menyebabkan penambahan berat badan di beberapa area seperti perut, pergelangan kaki dan kaki. 

Namun perlu diperhatikan, pada umumnya berat badan seseorang berfluktasi beberapa kilogram dalam sehari. Jika berat badan kembali normal dan tidak memiliki gejala tambahan, peningkatan tersebut bisa disebabkan oleh kembung normal dan retensi cairan. 

7. Masalah ginjal

Penambahan berat badan secara drastis juga bisa menjadi petanda gejala penyakit ginjal lho. Bunda. Seperti gagal ginjal atau sindrom nefrotik yaitu kerusakan pada ginjal.

Jika ginjal tidak berfungsi secara normal, tubuh menahan cairan sehingga berat badan kian bertambah. Ginjal yang rusak tidak mampu mengeluarkan limbah dan cairan dari tubuh dengan baik, sehingga menumpuk di jaringan.

Pembengkakan akibat masalah ginjal ditandai dengan pembengkakan di area tungkai, pergelangan kaki atau kaki. Gejala lain penyebab masalah pada ginjal meliputi kelelahan, kurang buang air kecil, urin tampak berbusa, rasa gatal, kehilangan selrea makan, nyeri sendi dan sakit kepala, serta sulit berkonsentrasi.

8. Sirosis 

Jika Bunda mengalami kenaikan berat badan dengan cepat dan perut terlihat membesar,hati-hati Bunda, bisa jadi mengindikasikan sirosis. 

Diet Intermittent Fasting, Ini Panduan dan Menunya untuk Turunkan Berat BadanIlustrasi penurunan berat badan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/everydayplus

Sirosis adalah suatu kondisi ketika jaringan parut menggantikan jaringan sehat di hati dan menyebabkan penumpukan cairan di rongga perut. Nah, penumpukan cairan ini disebut asites. 

Umumnya gejala sirosis ditandai dengan pergelangan kaki yang membengkak, kesulitan bernapas dan sakit perut. Jika Bunda mendapatkan lebih dari satu kg sehari selama 3 hari berturut-turut, hubungi dokter untuk menjalani pengobatan.

9. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak kortisol dalam waktu lama. Kortisol ini adalah hormon berperan merespon stress, Bunda.

Umumnya sindrom ini menyebabkan penambahan berat badan pada area perut, leher, wajah dan punggung atas. Gejala lainnya dapat berupa kelelahan, siklus haid yang tidak teratur pada wanita, disfungsi ereksi pada pria dan memar.

Sindrom Cushing terjadi karena adanya efek samping dari penggunaan glukokortikoid. Yaitu obat yang dapat mengobati kondisi seperti rheumatoid arthritis, asma, dan lupus eritematosus sistemik. Jika obat yang Bunda konsumsi menyebabkan sindrom cushing, bicarakan pada dokter untuk mengubah rencana perawatan Bunda.   

10. Kanker ovarium

Apabila Bunda merasa kembung secara tiba-tiba, hati-hati ya, Bunda. Sebab bisa jadi petanda adanya kanker ovarium.

Gejala kanker ovarium ini meliputi nyeri pada perut, kesulitan tidur, sering buang air kecil, kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang, siklus menstruasi yang berubah, dan gangguan pencernaan.

Perlu menjadi perhatian penting, karena kanker ovarium ini sering kali tidak terdeteksi meski telah mencapai stadium lanjut. Jadi, apabila Bunda sudah merasakan nyeri pada daerah perut atau panggul secara tidak normal, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(ziz/ziz)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda