
moms-life
Wanita Cianjur Nikahi Bule Mualaf, Marah Dituding Matre oleh Keluarga Suami
HaiBunda
Senin, 14 Jun 2021 09:21 WIB

Tak selamanya memiliki hubungan dengan pasangan beda negara berjalan dengan seru lancar, Bunda. Karena sama seperti hubungan pada umumnya, selalu saja ada kerikil yang menjadi hambatan untuk dilalui.
Seperti yang dialami oleh seorang wanita Cianjur, Rika Kartika, yang menikah dengan bule mualaf asal Belanda, Peter. Sebelum keduanya secara sah mengikat janji sehidup semati, Rika justru dituding dengan hal-hal negatif oleh keluarga suaminya.
Semua berawal saat Peter melakukan perkumpulan keluarga di negara asalnya. Di momen untuk merayakan ulang tahun neneknya itu, Peter mengutarakan pada keluarga bahwa dirinya memiliki hubungan serius dengan seorang wanita asal Indonesia.
"Pada suatu saat, suami sama keluarganya lagi kumpul di rumah neneknya karena neneknya itu ulang tahun. Lalu suami mau cerita kalau dia ada hubungan serius sama cewek orang Indonesia," tutur Rika dalam channel YouTubenya, Rika Kartika, dikutip pada Jumat (11/6/2021).
Kemudian, Rika mengatakan bahwa usai perkumpulan tersebut, Peter menceritakan bagaimana reaksi keluarganya usai pengakuan tersebut. Katanya, banyak komentar negatif yang justru muncul.
"Pas udah pulang, si Akang (panggilan Peter) cerita sama aku, 'Tadi abis kumpul sama keluarga dan aku cerita ada hubungan serius sama kamu'.
"Terus aku tanya, 'Gimana reaksinya?. (Suaminya jawab) 'Negatif, sih," tuturnya.
Peter mengatakan bahwa keluarganya menilai Indonesia dan warganya terlalu jauh dan tak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Bahkan, mereka juga menyebut warga Indonesia itu mata duitan alias matre.
"Mereka tahunya Indonesia banyak hutan. Mereka bilang orang Indonesia itu cuman mau duitnya aja (matre). Mereka (orang Indonesia) berharap supaya bisa tinggal di Eropa, kaya gitu," ungkap Rika.
Mendapati ucapan-ucapan tersebut, tentu Rika merasa geram dan emosi. Ia mengaku, saat itu ia benar-benar merasa marah karena enggak menyangka.
"Aku terus terang marah banget, ya. Maksudnya, kok bisa segitunya," katanya.
Dengan perasaan tersebut, Rika lantas memutuskan untuk mengakhiri hubungan keduanya, Bunda. Telfon yang sedang tersambung pun langsung ia putus, lalu menonaktifkannya.
"(Waktu itu) aku enggak ngomong apa-apa. Cuman aku bilang 'Yaudah kita udahan aja'. Enggak nunggu dia jawab apa, aku langsung matiin telfon, semalaman aku matiin handphone."
"Ngerasa sedih gitu, ya. Tapi yaudah lah lupain aja mungkin bukan jodoh aku."
"Aku enggak suka juga dianggap sepele sama keluarganya suami," terangnya.
Simak kisah selanjutnya di halaman berikut ya, Bunda.Â
Tonton juga tips pernikahan Nadia Vega yang bersatu di atas dua perbedaan budaya dalam video berikut:
SUAMI MINTA MAAF
Rika dan Peter/Foto: Instagram @rikaoudenes
Hingga keesokan harinya, Rika kembali bekerja seperti biasa, Bunda. Namun saat ia tengah fokus pada urusannya, ada kiriman buket bunga yang tak diketahui dari siapa.
Bunga yang dikirim padanya itu berukuran lumayan besar. Meski tanpa nama pengirim, di sana terdapat kartu ucapan dengan tulisan 'I am sorry'.
Rika belum menduga bahwa bunga tersebut kiriman dari Peter sebagai permintaan maaf. "Aku enggak ngeh, mungkin salah kirim atau gimana," tuturnya.
Lebih lanjut, Rika mengatakan bahwa hari itu, handphone-nya masih belum aktif sejak semalam setelah ia berbicara dengan Peter, Bunda. Lalu saat pulang kerja dan akan istirahat, barulah ia mencoba untuk mengaktifkannya kembali karena penasaran.
"Hp seharian aku matiin, pas aku buka (hidupkan), banyak banget missedcall dari dia. Ada SMS, banyak," katanya.
Di saat ia mengaktifkan handphone, ternyata suami bulenya itu tahu dan langsung mencoba untuk menghubungi Rika. Akan tetapi, Rika terus menolaknya hingga beberapa kali.
"Tau hp aku on, dia telfon lagi. aku enggak angkat, telfon lagi enggak aku angkat," akunya.
Namun, jauh dari lubuk hati, Rika merasa cukup kasihan pada Peter. Ia kemudian berpikir untuk memberikan pria tersebut kesempatan untuk berbicara.
"Tapi kasihan juga ya, kasih aja dia kesempatan untuk ngomong, yaudah aku telfon," katanya.
Saat ditelfon, Peter mengangkatnya dengan suara yang serak. Ia meminta maaf karena ucapan keluarganya, Bunda. Saat itu, Rika masih tetap dengan ucapannya semalam. Ia ingin hubungan mereka berakhir karena merasa hal tersebut mungkin menjadi jalan terbaik bagi mereka.
"Terus dia ngomong, suaranya agak serak gitu. 'Maafin keluarga aku, ya. Mereka memang begitu'. Aku jawab 'Yaudah enggak apa-apa mungkin kita memang harus udahan, karena kalau lanjut hubungan, keluarga kamu anggapnya begitu lebih baik udahan aja'," kenangnya.
Peter tak terima keputusan tersebut, Bunda. Ia bahkan ungkap tak peduli dengan pendapat keluarganya dan akan tetap menjalani hubungan dengan Rika yang menjadi pilihannya.
"Enggak. Aku enggak peduli, ini adalah hidup aku, ini jalan hidup aku, aku udah pilih kamu."
Penilaian keluarga Peter sebelumnya ternyata berlandaskan pada pengalaman seseorang yang mereka kenal, Bunda. Katanya, ada yang menikah dengan warga Indonesia, namun berakhir perceraian setelah lima tahun menikah.
Rika pun menjelaskan bahwa tak semua warga Indonesia bersikap dengan hal serupa. Hingga akhirnya, Rika pun memaafkan Peter, keduanya kembali akur dan tetap menjalani hubungan seperti sebelumnya.
Simak kisah pertemuan Rika dan Peter di halaman berikut ya, Bunda.
AWAL PERTEMUAN RIKA DAN PETER
Peter/Foto: Instagram @rikaoudenes
Awal dari hubungan pasangan yang menikah beda negara ini dimulai dengan pertemuan keduanya terjadi pada 2011 silam, Bunda. Saat itu, Rika tengah bekerja sebagai resepsionis di salah satu klinik dan menetap di Pulau Dewata, Bali.
"Kita ketemu tahun 2011. Saat itu aku tinggal di Bali," tuturnya,
Rika menceritakan, kala itu Peter tengah berlibur dengan teman-temannya. Mereka datang dari Belanda ke Surabaya, lalu melanjutkan perjalanan hingga ke Bali.
"Suami aku sama temannya liburan. Awalnya dari Surabaya, kemudian langsung ke Bali," tuturnya.
Pertemuan Rika dan Peter terjadi tidak sengaja, Bunda. Ketika itu, Rika mengakui dirinya masih sering menghabiskan waktu di kelab malam. Di sanalah mereka pertama kali melihat satu sama lain.
Malam yang panjang tersebut Rika habiskan bersama teman dan Peter, Bunda. Mereka ngobrol sampai pagi hingga Rika pamit untuk mencari makan sahur.
"Waktu itu ngobrol sampai aku mau pulang jam 3 (dini hari). Tapi, aku bilang mau makan dulu, sahur, besok puasa, udah Ramadhan," katanya.
Usai sahur, keduanya langsung berpisah. Namun sebelumnya, mereka sempat bertukar kontak. Rika bilang, Peter mengajak bertemu lagi keesokan harinya.
"Kemudian, dia minta email dan nomor telepon. Ngajak ketemu lagi, aku suruh SMS aja," bebernya.
Setelah malam pertemuan tersebut, Rika mengaku bahwa dirinya tak mendapat SMS atau telepon dari Peter, Bunda. Ia sempat bingung, namun tak mau ambil pusing akan hal tersebut.
"Malam besoknya aku tunggu-tunggu, kok orang ini enggak telepon-telepon, SMS-SMS," kenangnya.
Teman Rika yang melihatnya tetap berada di rumah sontak bertanya. Ia turut penasaran mengapa Peter batal mengajaknnya bertemu dan tak memberikan kabar melalui SMS atau telepon.
Karena hal tersebut, ia kemudian mengajak Rika untuk kembali mengunjungi kelab malam sebelumnya. Namun Rika menolak dengan alasan 'bosan'.
"Temen aku ngajak lagi ke club, tapi aku tolak dan bilang bosan," kenangnya.
Rupanya benar, Bunda. Bule yang mengajak Rika untuk bertemu juga ada di kelab malam itu. Teman Rika yang tetap pergi ke sana pun langsung menghubunginya dan mengatakan bahwa bule tersebut bertanya soal Rika.
"'Temen lo kemarin ada di sini (kelab), dia nanyain kenapa SMS-nya enggak dibalas-balas'," tutur Rika mengingat kata-kata rekannya tersebut.
Mengetahui hal tersebut, Rika tetap enggak ambil pusing. Ia justru menjawab bahwa dirinya sama sekali tak mendapatkan pesan apapun dan dengan cepat melupakannya.
Lebih lanjut, Rika juga mengatakan bahwa malam itu ternyata hari terakhir Peter di Indonesia. Karena keesokannya, ia itu kembali ke Belanda.
Namun, meskipun saat itu aplikasi pesan singkat belum ada, namun media sosial seperti email dan Facebook sudah banyak penggunanya, Bunda. Rika mengaku bahwa dirinya kembali dipertemukan dengan Peter melalui dua media tersebut.
"Enggak sampai seminggu dari kepulangannya, aku dapat email dari dia. Terus dari email itu juga, ia temuin aku di Facebook, lalu aku accept (pertemanan di Facebook)," ungkapnya.
Dari sana, keduanya kemudian menjadi lebih dekat. Mereka jadi lebih intens berhubungan dan saling memberi kabar satu sama lain.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Cerita Mahasiswi RI Kuliah di Jerman, Dinikahi Bule Romantis Tulis 365 Surat untuk Nyatakan Cinta

Mom's Life
Cerita Patricia Gouw dan Suami Bulenya yang Bucin, Sempat Nolak Akhirnya Luluh

Mom's Life
Cerita Eks ART Blitar Kuat Tinggal di Luar Negeri karena Suami Bule, Sweet Banget

Mom's Life
Wanita Maluku Awalnya Iseng Pacaran Online dengan Tentara Amerika, Ketemu di Turki dan Kini...

Mom's Life
Kisah WNI Nikahi Wanita Ukraina, Sempat Ngungsi Saat Perang & Mengais Botol Plastik


7 Foto
Mom's Life
7 Potret Kinaryosih dan Suami Bule, 12 Tahun Menikah Tetap Mesra
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda