Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cerita Wanita Cianjur Nikahi Bule Brondong Mualaf Asal Belanda, Beda 10 Tahun Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 08 Jun 2021 06:32 WIB

Rika dan Peter
Rika dan Peter/ Foto: Instagram @rikaoudenes

Pernikahan beda negara yang antara orang Indonesia dan pria atau wanita asing selalu menyimpan cerita menarik. Seperti yang dialami oleh Rika Kartika, wanita Cianjur yang dinikahi bule brondong asal Belanda, Peter.

Pertemuan keduanya terjadi pada 2011 silam, Bunda. Saat itu, Rika tengah bekerja sebagai resepsionis di salah satu klinik dan menetap di Pulau Dewata, Bali.

"Kita ketemu tahun 2011. Saat itu aku tinggal di Bali," tuturnya, dikutip dari channel YouTube Rika Kartika, Senin (7/6/2021).

Rika menceritakan, kala itu Peter tengah berlibur dengan teman-temannya. Mereka datang dari Belanda ke Surabaya, lalu melanjutkan perjalanan hingga ke Bali.

"Suami aku sama temannya liburan. Awalnya dari Surabaya, kemudian langsung ke Bali," tuturnya.

Banner Mbok De Blora

Pertemuan Rika dan Peter terjadi tidak sengaja, Bunda. Ketika itu, Rika mengakui dirinya masih sering menghabiskan waktu di kelab malam. Di sanalah mereka pertama kali melihat satu sama lain.

"Kita ketemu di salah satu night club, kawasan Kuta. Awalnya, aku enggak niat buat clubbing, ya memang waktu itu masih suka clubbing gitu," kenang Rika.

"Teman ada yang ngajak ke sana (kelab), cuma aku enggak mau karena besok harus kerja, dan udah mau bulan puasa juga (Ramadhan)."

Akan tetapi, temannya itu terus saja memaksa Rika untuk ikut. Karena merasa tidak enak, Rika akhirnya memenuhi ajakan temannya itu.

"'Ayo sebentar aja', karena enggak enak ya udah ikut aja ke sana. Lalu, kami (Rika dan Peter) ketemu. Aku ke sana sekitar jam 10-an (malam). Dia sama temannya juga," tuturnya.

Malam yang panjang tersebut Rika habiskan bersama teman dan Peter, Bunda. Mereka ngobrol sampai pagi hingga Rika pamit untuk mencari makan sahur.

"Waktu itu ngobrol sampai aku mau pulang jam 3 (dini hari). Tapi, aku bilang mau makan dulu, sahur, besok puasa, udah Ramadhan," katanya.

Peter yang saat itu belum paham soal Islam lantas bertanya soal Ramadhan. "'Ramadhan itu apa?' katanya. Jadi, ya aku jelaskan kalau Ramadhan itu umat Muslim berpuasa selama satu bulan."

Usai makan, keduanya langsung berpisah. Namun sebelumnya, mereka sempat bertukar kontak. Rika bilang, Peter mengajak bertemu lagi keesokan harinya.

"Kemudian, dia minta email dan nomor telepon. Ngajak ketemu lagi, aku suruh SMS aja," bebernya.

Lalu, bagaimana pertemuan keduanya? Simak kisah kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Tonton juga cerita cinta Nadia Vega yang bertemu suami bule mualaf asal Belanda, dalam video Intimate Interview di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


RIKA MENUNGGU TELEPON BULE BELANDA

Rika dan Peter

Rika dan Peter/ Foto: Instagram @rikaoudenes

Usai malam pertemuan tersebut, Rika mengaku bahwa dirinya tak mendapat SMS atau telepon dari Peter, Bunda. Ia sempat bingung, namun tak mau ambil pusing akan hal tersebut.

"Malam besoknya aku tunggu-tunggu, kok orang ini enggak telepon-telepon, SMS-SMS," kenangnya.

Teman Rika yang melihatnya tetap berada di rumah sontak bertanya. Ia turut penasaran mengapa Peter batal mengajaknnya bertemu dan tak memberikan kabar melalui SMS atau telepon.

Karena hal tersebut, ia kemudian mengajak Rika untuk kembali mengunjungi kelab malam sebelumnya. Tak hanya untuk bersenang-senang, ia juga berharap agar Rika dapat bertemu kembali dengan bule tersebut.

Akan tetapi, Rika kali itu benar-benar menolak ajakan temannya. Ia hanya memberi alasan 'bosan' untuk kembali ke tempat yang sama dengan sebelumnya.

"Temen aku ngajak lagi ke club, tapi aku tolak dan bilang bosan," kenangnya.

Rupanya benar, Bunda. Bule yang mengajak Rika untuk bertemu juga ada di kelab malam itu. Teman Rika yang tetap pergi ke sana pun langsung menghubunginya dan mengatakan bahwa bule tersebut bertanya soal Rika.

"'Temen lo kemarin ada di sini (kelab), dia nanyain kenapa SMS-nya enggak dibalas-balas'," tutur Rika mengingat kata-kata rekannya tersebut.

Mengetahui hal tersebut, Rika tetap enggak ambil pusing. Ia justru menjawab bahwa dirinya sama sekali tak mendapatkan pesan apapun.

"'Hah SMS apa? enggak ada SMS. Mungkin karena dia pakai nomor dari luar negeri, jadi pesannya enggak masuk. Dulu, belum ada WhatsApp gitu," jelasnya.

Lebih lanjut, Rika juga mengatakan bahwa malam itu menjadi hari terakhir Peter di Indonesia, Bunda. Karena keesokannya, pria bule itu kembali ke Belanda.

Namun, meski aplikasi pesan singkat belum ada, saat itu media sosial seperti email dan Facebook sudah banyak penggunanya, Bunda. Rika mengaku bahwa dirinya kembali dipertemukan dengan Peter melalui dua media tersebut.

"Enggak sampai seminggu dari kepulangannya, aku dapat email dari dia. Terus dari email itu juga, ia temuin aku di Facebook, lalu aku accept (pertemanan di Facebook)," ungkapnya.

Dari sana, keduanya kemudian menjadi lebih dekat. Mereka jadi lebih intens berhubungan dan saling memberi kabar satu sama lain.

Simak kisah selanjutnya di halaman berikut ya, Bunda.

BULE BELANDA AJAK RIKA BERHUBUNGAN SERIUS

Rika dan Peter

Bule mualaf asal Belanda, Peter/ Foto: Instagram @rikaoudenes

Sejak keduanya aktif memberi kabar, Peter mengatakan bahwa dirinya akan ke Indonesia kembali, Bunda. Sama seperti sebelumnya, Rika juga tak mau ambil pusing dan menganggap serius ucapannya.

Hingga pada akhirnya, Peter betul-betul mengabari bahwa dirinya telah menginjakkan kaki di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Tentu saja Rika terkejut karena dirinya tak menyangka dan tak dapat menyambut dengan baik.

"Aku saat itu pulang ke Cianjur, ketemu anak. Aku saat itu udah punya anak. Aku pikir, dia becanda ke Indonesia. Maksudnya, biasanya ke Bali itu, orang Belanda, enam bulan sampai setahun sekali. Ini baru tiga bulan, cepet banget," sambungnya.

Rika kemudian menyarankan agar Peter tetap menunggunya di sana. Karena dalam waktu seminggu ia akan kembali ke Bali usai memenuhi janji liburan bersama anak-anaknya.

Akan tetapi, hal tersebut nyatanya ditolak mentah-mentah oleh Peter. Ia justru memaksa untuk datang ke Cianjur dan menemui Rika secara langsung di sana.

"Dia terbang dari Belanda dua hari karena transit lama di Singapura. Sampai di Indonesia, dia terbang lagi dua jam ke Jakarta. Dia buru-buru ambil bagasi, lari-lari check-in dan terbang lagi," Rika bercerita.

Niat kedatangan Peter ke Cianjur pun kembali membuat Rika bingung. Ia tak mungkin membawa bule asing ke rumah karena hal tersebut akan menimbulkan banyak pertanyaan bagi warga.

"Aku suruh dia stay di Jakarta aja dulu, nanti aku bakal samperin dia," saran Rika pada Peter saat itu, namun kembali mendapat penolakan.

"Dia tetap enggak mau. Dari pada bingung, ya udah aku suruh di Bogor aja. Kan lebih dekat, akhirnya dia nurut."

Kedatangan Peter untuk menemui Rika ini menjadi awal dari hubungan serius mereka, Bunda. Saat itu, Peter mengatakan bahwa dirinya ingin menjalin hubungan.

Lagi, Rika menganggap Peter hanya main-main. Rika saat itu telah berusia hampir 34 tahun dan ingin mendapat jodoh yang baik, Bunda. Ia mengatakan, dirinya tak ingin berpacaran dengan Peter, yang saat itu berusia 24 tahun.

Akan tetapi, Peter mengatakan ia serius dengan Rika. Ia juga menerima anak Rika dan siap menjadi seorang Muslim.

"Aku mau kok nerima kamu apa adanya. Aku mau kok masuk Islam (mualaf)," kenang Rika, mengulang ucapan Peter.

"Dari situ, aku lihat dia bener-bener sama aku. Biasanya kalo udah lihat latar belakang, punya anak, itu kayak mundur. Tapi, dia tetep dan bisa ngasuh anak aku, deket istilahnya."

"Aku inget, tanggal 14 Februari 2012 itu aku kasih jawaban, ya udah kita tunangan, dia kasih uang ke aku untuk beli cincin."

Pada hari itu, Peter juga meminta maaf karena melamar dengan cara yang tak romantis. Meski begitu, Rika tetap menerimanya, Bunda.

"Katanya, 'Maaf aku enggak bisa propose (lamar) yang romantis, ini aku kirim uang buat kamu beli cincin'. Ini cincinnya," pamer Rika.

Mereka pun akhirnya menikah pada 24 Mei 2012, Bunda. Sebelum menikah, Peter juga bersedia dikhitan.


(AFN/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda