Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

TKW Mekkah Tak Lulus SD, Usaha Katering & Camilan Raup Omzet Rp3,7 M

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 15 Jun 2021 08:19 WIB

TKW Arab Saudi Jadi Miliarder
TKW Arab Saudi jadi pengusaha sukses/ Foto: YouTube: Faiz Slamet

Ada banyak kisah menarik nan inspiratif datang dari Tenaga Kerja Wanita (TKW). Kali ini, cerita datang dari Risma, TKW Arab Saudi yang tak lulus SD tapi mampu raup Rp3,7 miliar. Kok bisa?

Singkat cerita, Risma datang ke Arab Saudi ikut dengan orang tuanya ketika masih kecil. Risma saat itu duduk di kelas 5 SD dan memilih putus sekolah agar bisa bersama orang tuanya ke Arab Saudi.

"Saya masuk ke sini masih kecil, masih belum bisa kerja apalagi usaha," kata Risma, dikutip kanal YouTube Faiz Slamet.

Meski hanya lulusan SD, Risma mengaku lancar membaca. "Enggak ada sekolah-sekolahan. SD kelas 5 aja. Alhamdulillah bisa [baca]," jelasnya.

Risma yang sejak kecil ikut orang tua, kemudian menikah di Arab Saudi dan kini sudah dikaruniai tiga anak dan cucu.

Banner Pria Jember Nikahi Bule CantikBanner Pria Jember Nikahi Bule Cantik/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Bicara tentang usaha miliknya, Risma rupanya sangat terkenal di Kota Mekkah dan Jeddah karena ia salah satu pengusaha katering. Semula Risma hanya membuka katering. Namun, sejak pandemi, ia membuka usaha baru yakni menjual camilan.

Usaha Risma tergolong besar, Bunda. Rumah empat lantai ia jadikan sebagai rumah produksi katering dan camilan. Produksi camilannya juga terdistribusi secara merata ke semua toko Indonesia di Jeddah dan Mekkah.

Ada 33 jenis camilan yang dijual Risma dan alias permintaan konsumen pun terus meningkat, sampai bagian produksi kewalahan. Camilan Risma bisa dibilang camilan kesukaan orang Indonesia, seperti keripik sayuran, kacang telur, hingga kue kuping gajah.

Saat ditanya omzet, Risma tak bisa menjawab dengan pasti lantaran pendapatannya itu enggak menentu karena pandemi COVID-19. Akan tetapi, pendapatan katering Risma cukup fantastis Bunda.

Saat puncak musim haji 2020, Risma dan tim pernah mendapatkan pesanan katering untuk jamaah haji plus dan meraup Rp3,7 miliar. Wow!

Wah, inspiratif ya Bunda? Risma juga pernah bercerita masa kecilnya yang sederhana bersama orang tua. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga kisah sukses Olla crazy rich Depok, yang pernah baik-turun bus untuk berjualan hingga beromzet miliaran, dalam video Intimate Interview di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


MASA KECIL TKW MILIARDER AMAT SEDERHANA

TKW Pengusaha Sukses

Foto: YouTube Faiz Slamet

Saat kecil, Risma tidak hidup dari keluarga serba ada, Bunda. Ia dahulunya terbiasa hidup sederhana. Ayahnya seorang TKI dan sopir di Arab Saudi.

"Bapak Almarhum itu biasa, sopir. Kalau ibu memang enggak kerja ke luar," tuturnya.

Siapa yang dapat menyangka, kesuksesan yang diraih Risma ini sangat inspiratif, Bunda. Dahulu, usahanya tersebut ia mulai dari kaki lima, lho.

Selain itu, ia juga awalnya tak berani merekrut banyak pekerja. Saat itu, ia hanya membawa empat anggota keluarga sebagai partner.

Masa-masa tersebut jelas sudah menjadi masa lalu dan kenangan baginya. Kini, Risma sudah mampu mempekerjakan 80 karyawan sekaligus.

Sebagai pengusaha, kerugian tentunya pernah di alami oleh Risma. Seperti apa kisahnya? Simak di halaman berikut ya, Bunda.

NAIK-TURUN USAHA KATERING TKW MILIARDER

TKW Arab Saudi Jadi Miliarder

Foto: YouTube Faiz Slamet

Meski usaha katering dan camilan miliknya berjalan dengan sukses dan maju pesat, Risma akui bahwa dirinya juga pernah dilanda kerugian.

Rupanya, ia pernah tak dibayar oleh salah satu agen travel dan merugi karena terlalu banyak mengambil kerja sama dengan hotel.

"Pernah rugi 370 ribu riyal (sekitar Rp1,4 miliar)," tuturnya.

"Karena biasa saya kontrak hotel, restoran gitu kan. Ada 5 hotel waktu itu. Cuma waktu itu kendalanya dari karyawan gitu kan. Kurang karyawan, enggak bisa ngejar. Karena kalau sewa tinggi itu kan ramainya di restoran, itu hanya dari tanggal 1 sampai tanggal 8 mau ke Arafah itu yang ramai."

"Setelah itu, nanti pulang dari Arafah ramai itu paling ramainya 20 hari. Yang 25 hari itu sepi. Jadi kalau nggak bisa ngejar di hari 20 itu, kita sudah rugi besar."

Belajar dari pengalamannya tersebut, Risma kini menjadi lebih berhati-hati, Bunda. Ia pun mengurangi jumlah kerja samanya dengan pihak hotel, dari lima menjadi dua saja.


(aci/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda