Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Beda B1621 dengan Varian Delta, Bunda Perlu Tahu

Annisa Afani   |   HaiBunda

Senin, 09 Aug 2021 15:55 WIB

Corona Virus test report Stock Image, Test tube
Ilustrasi virus COVID-19/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Richard Maguluko
Jakarta -

Hingga saat ini, para ilmuwan terus mempelajari perkembangan serta mutasi COVID-19 yang muncul dengan berbagai varian baru, Bunda. Salah satu yang saat ini sedang diwaspadai adalah B1621.

Varian ini mulai terdeteksi di Eropa, Bunda. Selain itu, Organisasi kesehatan dunia (WHO) pun hingga saat ini belum memberikan nama dalam aksara latin untuk varian tersebut.

B1621 ini belum termasuk Variant of Concern (VOC) maupun variant of Interest (VOI). Kemudian, varian ini pun masih ada di kategori Alerts for Further Monitoring.

Sebagaimana yang dikutip dari who.int, varian B1621 diidentifikasi pertama kali di Kolombia pada Januari 2021. Meski demikian, pusat pencegahan dan pengendalian penyakit (CDC) Eropa telah memasukkannya sebagai VOI dalam satu kelompok dengan varian Kappa (B1617.1).

Tanaman hias Janda Bolong

Dalam situsnya, CDC Eropa juga menyebutkan bahwa varian ini terbukti memiliki mutasi yang berdampak pada penularan maupun terhadap imunitas. Beberapa mutasi yang ditemukan antara lain:

  1. R346K
  2. E484K
  3. N501Y
  4. D614G
  5. P681H

Lebih lanjut, di Inggris sendiri, saat ini sekurangnya telah ditemukan 37 kasus suspek dan terkonfirmasi dengan varian baru tersebut lho, Bunda. Varian B1621 juga ditemukan di Florida, Amerika Serikat (AS) dan dikaitkan dengan kematian 7 lansia di panti jompo di Belgia.

Perbedaan dengan varian Delta

Sebelumnya, varian Delta atau B.1617.2 cukup mengusik dan mengkhawatirkan ya, Bunda. Ini karena varian tersebut dapat menular lebih cepat sehingga memiliki ancaman paling tinggi pada siapa pun.

Varian Delta pun mulai dominan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Varian ini juga disebut sebagai penyebab lonjakan kasus dan tsunami COVID-19 di India beberapa waktu lalu.

Sejauh ini varian Delta belum terbukti menimbulkan infeksi lebih berat atau menyebabkan kematian yang lebih tinggi. Meski begitu, ada laporan tentang peningkatan kasus rawat inap akibat varian Delta sebanyak 2,61 kali lebih tinggi.

Varian Delta memiliki gejala yang sedikit berbeda dari induk virus COVID-19. Studi Zoe Covid dari National Health Services (NHS) Inggris menunjukkan bahwa pasien varian Delta terasa seperti mengalami 'flu yang buruk'.

Namun gejalanya sangat mirip dengan flu musiman sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terpapar COVID-19. Ketidaksadaran itu semakin membuat varian Delta mudah menular, Bunda.

Para ilmuwan dari pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Guangdong, China, tengah berusaha mempelajari varian Delta yang lebih mudah menular. Mereka meneliti 62 pasien COVID-19 yang tengah menjalani karantina.

Dari kelompok tersebut, beberapa di antaranya mengalami varian Delta. Para peneliti kemudian mengamati viral load dari virus. Nilai tersebut menunjukkan densitas atau kerapatan partikel virus di dalam tubuh, Bunda.

Data viral load tersebut kemudian dibandingkan dengan 63 pasien COVID-19 yang terinfeksi varian induk atau asli pada 2020 lalu. Dari penelitian itu, pasien varian Delta terbukti memiliki viral load 1.260 kali lebih tinggi dibanding mereka yang terinfeksi varian asli.

Terkait hal itu, maka para ahli mengatakan bahwa dengan semakin meluas penyebaran virus COVID-19, maka tindakan pencegahan dasar seperti memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan juga menghindari kerumunan tetap menjadi cara terbaik untuk melindungi diri dari infeksi COVID-19.

Usahakan untuk tak terlalu lama berada di luar rumah, karena beberapa tempat umum menjadi area dengan risiko penularan yang tinggi. Penggunaan masker dobel juga mulai disarankan karena efektivitasnya yang cukup baik dalam menangkal virus.

Terakhir, perlu untuk mendapatkan vaksinasi dengan segera, Bunda. Meski tak 100 persen bisa mencegah dari keterpaparan dan infeksi, namun vaksinasi bisa melindungi dari gejala berat dan cukup efektif untuk mengurangi keparahan akibat varian baru.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda