Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Cinta Pahlawan RI Asal Korea dengan Perempuan Indonesia, Berakhir Tragis

Annisa A   |   HaiBunda

Senin, 16 Aug 2021 20:08 WIB

A Man Goes To Military Service. Saying Goodbye. Leaving To Army. Farewell With Family. Camouflage Uniform. Son Hanging. Feelings Showing. Guard Of Peace. Patriotic Decision. Soldier Emotion.
Ilustrasi tentara (Foto: Getty Images/iStockphoto/vadimguzhva)

Di tengah hiruk-pikuk penjajahan 79 tahun silam, kisah cinta prajurit Korea dan wanita Indonesia bersemi di sebuah camp tahanan Jepang yang berlokasi di Bandung. Dia adalah Yang Chil Sung, pemuda yang mencuri hati Lience Wenas.

Yang Chil Sung merupakan salah satu pemuda Korea Selatan yang dibawa oleh Jepang untuk bertugas di Indonesia. Dalam catatan sejarah, pada akhirnya Yang Chil Sung ditetapkan sebagai pahlawan Nasional. Yang Chil Sung yang memakai nama Jepang Shichisei Yanagawa datang ke Nusantara pada 1942 sebagai penjaga tawanan perang (phorokamsiwon).

"Dia punya kemampuan lebih dibandingkan asisten tentara. Dia bisa merakit ranjau, punya kemampuan berbahasa yang bagus, termasuk bahasa Jepang dan Indonesia," kata Rostineu, dosen Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) kepada HaiBunda.

Tak ada yang mengetahui mengapa ia menjadi phorokamsiwon. Padahal, pemuda kelahiran 29 Mei 1919 itu dikenal mahir dalam membuat ranjau seperti bom dan senjata perang. Tak ada yang tahu pula apakah ia datang atas paksaan Jepang atau karena sukarela.

Selama bertugas di camp tahanan, Yang Chil Sung bekerja di bawah pimpinan tentara reguler Jepang (ilbon gunnin) bersama para pembantu tentara jepang (gunsok) lainnya. Suatu ketika, seorang wanita Indonesia mencuri perhatian Yang Chil Sung yang sedang berjaga.

Wanita bernama Lience Wenas itu rutin berkunjung ke camp tahanan untuk menemui sang kakak yang pada saat itu menjadi tahanan tentara Jepang. Dalam siaran dokumenter KBS, disebutkan bahwa Yang Chil Sung jatuh cinta dengan Lience Wenas.

Pemuda asal Wanjoo, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan itu akhirnya memberanikan diri untuk mendekati Lience Wenas. Keduanya mulai saling mendekatkan diri di tengah situasi penjajahan yang masih mencekam.

"Ia menikahinya dan menjalani kehidupan baru di negara yang sudah terasa seperti Tanah Air sendiri. Mereka dikaruniai seorang putra bernama Eddy Jawan," begitu keterangan yang disiarkan dalam dokumenter KBS.

Namun kisah cinta prajurit Korea dan wanita Indonesia itu tak berlangsung lama karena sebuah tragedi. Simak di halaman selanjutnya.

Simak juga video sejarah presiden Indonesia dari masa ke masa berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]


MENGABDI PADA INDONESIA

Yang Chil Sung

Yang Chil Sung (Foto: Detikcom/Hakim Ghani)

Yang Chil Sung menikah dengan Lience Wenas dan menetap di Bandung. Namun sayang, kebahagiaan mereka berlangsung cukup singkat, Bunda. Tibalah hari besar yang menggetarkan seluruh masyrakat Indonesia, yakni Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Tentara Jepang kalah dan pulang ke negaranya. Begitu pula dengan para tentara bawaan Jepang. Namun Yang Chil Sung memilih untuk tinggal di Indonesia. Salah satu alasannya adalah karena kapal yang hendak mengangkut mereka pulang kekurangan jumlah.

Selain itu, Yang Chil Sung terlanjur jatuh cinta dengan Indonesia dan istrinya. Kisah cinta mereka diuji ketika Yang Chil Sung harus berhadapan dengan tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Nusantara.

"Yang Chil Sung terpanggil untuk membantu pejuang Indonesia di Garut. Ia turun ke medan perang untuk mempertahankan kemerdekaan negara sang istri," sebut keterangan KBS.

Di Jawa Barat, ada 60 kelompok perjuangan yang membela kemerdekaan RI. Salah satunya adalah Pasukan Pangeran Pakpak (PPP) yang dipimpin Mayor Saoed Moestofa Kosasih. Yang Chil Sung bergabung dengan pasukan tersebut.

Ia menjadi mualaf dan mengganti namanya menjadi Komarudin. Bersama Pasukan Pangeran Pakpak, Komarudin turut serta melawan Belanda dengan mengikuti gerilya di bawah komando Mayor Kosasih.

Suatu ketika, perjuangan Yang Chil Sung harus berhenti di usia 30 tahun. Ia ditangkap oleh Belanda. Simak di halaman berikutnya.

DIPISAHKAN OLEH MAUT

Yang Chil Sung

Yang Chil Sung (Foto: Detikcom/Hakim Ghani)

Yang Chil Sung dan para Pasukan Pangeran Pakpak (PPP) ditangkap Belanda pada Agustus 1948. Ia dikhianati oleh seorang warga Indonesia yang membocorkan tempat persembunyian mereka pada tentara Belanda.

Yang Chil Sung dengan berani menyambut ajalnya secara terhormat. Dalam balutan baju koko putih dan sarung merah, ia dibawa ke Lapangan Kerkhoff, seberang Sungai Cimanuk untuk menerima hukuman mati.

Sebelum tertembak, Yang Chil Sung masih sempat meneriakkan semangat kemerdekaan dan meminta untuk dimakamkan secara Islam. Pria muda asal Korea itu pun wafat meninggalkan seorang istri dan putra yang baru berusia satu tahun.

Pada 19 Agustus 1995, pemerintah Indonesia akhirnya mengadakan upacara penggantian nisan makam untuk memulihkan nama Korea Komarudin. Nama Shichisei Yanagawa diganti menjadi nama aslinya, Yang Chil Sung.

Acara itu turut dihadiri oleh adik kandungnya, Yang Nam Soo. Ia datang ke Indonesia untuk melihat langsung penggantian batu nisan sang kakak yang tak pernah kembali ke Korea.

Hingga saat ini, tak banyak yang diketahui tentang kehidupan Lience Wenas usai kepergian Yang Chil Sung. Upacara penggantian nisan itu menjadi momen pertama kalinya anak Yang Chil Sung, Eddy Jawan bertemu dengan Yang Nam Soo.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda