
moms-life
Cerita Para Bunda tentang Suka Duka Tinggal Bareng Mertua
HaiBunda
Minggu, 26 Sep 2021 17:05 WIB

Ketika mulai memasuki jenjang pernikahan, bayangan hidup berdua suami di rumah sendiri, membangun biduk rumah tangga hanya berdua saja, terkadang harus dikesampingkan. Sebagai gantinya, tinggal bareng mertua adalah kenyataan yang mesti dijalani.
"Dari awal nikah hari kedua pulang honeymoon langsung cus tinggal di sini, diajak suami pastinya di mana sebelumnya sudah mereka diskusikan tanpa saya," jawab Bunda M (Jakarta), salah satu pembaca HaiBunda yang kami minta untuk berbagi pengalamannya tinggal bareng mertua, melalui pesan teks.
Bagi sebagian pasangan ini adalah hal yang lumrah dan menyenangkan. Tapi ada juga yang menganggap ini sebagai 'ujian' dalam berumahtangga. Terlebih jika dijalani tanpa diskusi dengan pasangan di awal, seperti yang dialami Bunda M tadi.
Tinggal satu atap dengan mertua setelah menikah seringkali disamakan dengan adanya dua ratu dalam satu istana. Tidak ada wilayah teritori yang jelas, sehingga batas kepemimpinan pun kabur dan rentan konflik.
Ini tentu jadi kesulitan tersendiri untuk membangun rumah tangga yang mandiri, dengan nilai-nilai pribadi sebagai pasangan. Sebab, nilai tersebut pasti akan selalu tercampur dengan apa yang sudah berlaku dalam rumah tangga orang tua, tempat di mana Bunda tinggal.
Melansir dari womensweb.id, salah satu cara untuk membuat hidup berumah tangga tetap bebas stres meski tinggal bareng mertua adalah dengan menentukan batasan sejak awal.
Susan Newman, psikolog sekaligus penulis dari Nobody's Baby Now: Reinventing Your Adult Relationship with Your Mother and Father, juga mengatakan "Untuk melindungi dan menjaga hubungan Anda tetap kuat, Anda harus memiliki ketekunan dalam menetapkan batasan dengan mertua," dikutip dari Huffington Post.
Batasan itu akan memberi jarak yang sehat antara satu sama lain, Bunda. Jadi, Bunda tidak akan merasa 'diusik' oleh mertua. Sebaliknya, Bunda juga bisa tahu sampai titik mana harus menahan diri agar lebih menghargai mertua.
Pengalaman lain diceritakan oleh Bunda F (Bogor), ia mengatakan untuk beberapa hal biasanya langsung mengatakan kepada yang bersangkutan, terutama jika menyangkut soal anak. Saat anaknya diberi screentime, misal.
"Misalnya kayak bapak mertuaku terlalu sering kasih screentime buat anakku. Aku biasanya langsung minta batasan waktunya," ujar Bunda F. Ia bahkan tak segan mengajak mertua ke dokter spesialis anak dan berkonsultasi langsung agar sang mertua mendengar langsung dari ahlinya, Bunda.
Cara Bunda F bisa ditiru jika Bunda dan mertua sering bersitegang perihal pengasuhan anak, lho. Mertua akan dengar penjelasan langsung dari ahlinya dan Bunda pun bisa meminimalisir perdebatan tak berujung.
Kendati demikian, untuk hal yang dirasanya lebih sensitif seperti soal uang, ia memilih untuk menyampaikan lewat sang suami. "Menurutku, suami lebih tahu gimana cara buat nyampein tanpa bikin orangtuanya tersinggung apalagi sakit hati. Dari situ pelan-pelan kayaknya mertua juga mulai ngerti batasan-batasannya."
Hal ini berlainan dengan Bunda M yang memilih untuk menyimpan unek-uneknya sendiri. "Kalo gue enggak suka tapi masih bisa tahan, ya tahan. Kalo gue enggak suka dan enggak bisa tahan langsung ceplos aja," ujarnya.
Bunda D, di Depok juga membagi pengalamannya tinggal bareng mertua. Terkait batasan ia mengatakan tak punya batasan khusus, sebab sang mertua tak pernah mencampuri urusan "dapur rumah tangga" ia dan suami. "Semua keputusan selalu diserahkan ke kami sepenuhnya," pungkasnya.
Lain hal jika menyangkut tata cara dan kebiasaan sehari-hari. "Memang cenderung mengikuti orang tua, mungkin karena istilahnya aku 'numpang' di rumah orang tua, ya, jadi mau enggak mau harus mengikuti peraturan rumah yang memang udah lama dibentuk. Tapi di luar itu, yang ada di dalam circle keluarga kecilku (aku, suami, anak) orang tua tidak ikut campur."
Hmm, menarik ya, Bunda, pengalaman Bunda-Bunda ini tinggal bareng mertua. Terlepas dari 'cara' para Bunda tinggal bersama mertua, tentu ada momen manis sekaligus pahit selama menjalaninya, ya. Seperti apa kira-kira?
Lanjut baca pengalaman para Bunda di halaman selanjutnya yuk!
PAHIT MANIS TINGGAL BARENG MERTUA
Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur
Apa sih hal menyenangkan yang Bunda rasakan saat tinggal bareng mertua?
"Sukanya tinggal bareng mertua bisa nitipin anak sebentar buat sekadar me time atau pergi quality time sama suami. Selain itu, aku juga jadi belajar masak buat suami, lebih banyak kenal bumbu dapur karena ibu mertuaku jago banget masak."
- Bunda F
"Sukanya tinggal sama mertua dirasain terutama pas anak sakit demam tinggi dan enggak turun-turun, di situ aku & suami sempat rada panik karena tahun sebelumnya (anak kami) pernah panas tinggi dan tiba-tiba kejang. Nah, di sini ngerasa kebantu banget tinggal sama mertua karena ibu mertua lebih punya pengalaman harus ngapain kalo keadaannya lagi begitu."
- Bunda I
"Biasa aja sih, karena kan saya langsung hamil enggak kosong, jadi langsung kepikiran 'alhamdulillah nanti ada yang jagain anak saya secara saya masih harus kerja', gitu."
- Bunda M
"Sukanya, banyak dibantu orangtua mulai dari urusan pekerjaan rumah sampai urusan jaga anak."
- Bunda D
Lalu, apa yang membuat Bunda berpikir kalau tinggal bareng mertua itu enggak enak?
"Yang enggak enaknya tinggal bareng mertua tuh paling aku rasakan ya enggak bisa bebas mau ngelakuin apa-apa karena bukan rumah sendiri. Sesederhana mau dekorasi rumah gitu hahaha. Terus belum lagi bentrok atau beda pendapat masalah pengasuhan anak. Sering banget salah persepsi kalau soal anak. Kemudian juga masih ikuti aturan mertua, rentan konflik aja kalau enggak pintar-pintar saling menjaga hati. Satu lagi enggak enaknya tinggal bareng mertua, kurang bisa eksplor melakukan hubungan seks di ruangan rumah lainnya hahaha. Jadi geraknya terbatas."
- Bunda F
"Segalanya pasti banget dikomentarin dan mereka percaya cara pengasuhan mereka adalah cara terbaik, padahal setelah banyak artikel yang aku baca, itu enggak semua benar. Dan tentunya karena tinggal sama mertua, segala keputusan rumah tangga kami jadinya urusan mereka juga."
- Bunda I
"Ngerasain dari hamil diatur harus gini gitu, makan ini itu yang pastinya untuk kesehatan saya. Sebenarnya sampai hamil besar dan lahiran enggak ada masalah yang terlalu serius, adanya justru ketika anaknya lahir. Peperangan hati mulai muncul, ibu mertua terlalu merasa memiliki. Kadang jadi bingung ini yang ibu kandungnya siapa, sih?"
- Bunda M
"Pasti banyak dan sering beda pendapat sama mertua mulai dari hal kecil sampai hal besar. Dan ruang privasi dalam berumah tangga pasti jadi lebih sempit.."
- Bunda D
Lanjut baca halaman berikutnya, yuk! Bunda-bunda ini juga ingin berbagi tips berdasarkan pengalaman mereka, lho.
TIPS DARI BUNDA YANG SUDAH TINGGAL DENGAN MERTUA
Foto: Getty Images/iStockphoto/justocker
Tinggal bareng mertua mungkin memang bukan keahlian semua orang, ya, Bunda. Untuk bisa hidup harmonis di bawah satu atap pun mungkin tidak bisa langsung terjadi begitu saja. Bunda-bunda yang membagi pengalamannya tadi pun demikian.
Bunda F mengatakan, "Tipsnya yang paling pertama, kalau bisa pilihan tinggal bareng mertua adalah hasil keputusan bersama dengan suami. Jadi tidak saling menyalahkan di kemudian hari."
Jika ada hal yang mengganjal di hati, biasakan untuk selalu bercerita dengan suami. Bangun komunikasi yang baik dan pastikan Bunda dengan suami sudah 'satu suara' dalam hal ini. Suami Bunda juga harus bisa jadi penengah yang baik.
"Menurutku hubungan si suami & istri itu sangat penting, karena cuma kalian berdua yang bisa saling menguatkan," tutur Bunda I, senada dengan saran yang diberi Bunda F, dan Bunda D.
"Ketika mertua mulai 'menekan' Anda, katakan pada pasangan untuk mendorongnya kembali," ujar Greg Cason, psikolog berbasis Los Angeles, dikutip dari Huffington Post.
"Dengan tetap pasif, pasangan Anda seakan diam-diam membenarkan mertua Anda," lanjutnya lagi.
Bunda M juga mengingatkan untuk tetap bersikap baik pada mertua bagaimanapun keadaannya. Bagi Bunda M, walau terkadang dirasa sulit, namun ia selalu berusaha melakukannya karena bagi ia dan suami ini juga pengingat dan harapan; bagaimana mereka ingin diperlakukan oleh anak dan menantunya kelak.
"Selama kalian bisa, orangtua sehat walafiat dan financial mencukupi untuk tinggal pisah sama orang tua, lebih baik pisah aja, sih. Karena sebaik-baiknya mertua/menantu, yaaa, lebih baik tinggal pisah aja," tegas Bunda D menutup percakapan kami seputar tinggal bareng mertua.
Bunda juga punya pengalaman paling berkesan selama tinggal bareng mertua? Yuk bagikan artikel ini dan ceritakan pengalaman Bunda!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Hukum Mertua Ikut Campur Urusan Rumah Tangga Anak

Mom's Life
Cerita Indah Permatasari Bercanda Sebut Diri Calon Mantu saat Pertama Kali Bertemu Ayah Arie Kriting

Mom's Life
Tips Tinggal Serumah Bersama Mertua seperti Roger Danuarta

Mom's Life
Saat Mertua Tuntut Menantu Bisa Masak Seperti Dialami Jedar

Mom's Life
Sungkan Bicara pada Mertua? Coba Minta Suami Jadi Perantara


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Puput Nastiti Devi Liburan ke Korea Bareng Ibunda Ahok, Cantik Kenakan Hanbok
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda