Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Prilly Latuconsina Overthinking Sampai Tak Tidur, Ini Kata Dokter dan Tips Mengatasinya

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 16 Oct 2021 13:00 WIB

depressed Asian woman in deep many thoughts, having problem with over thinking
Ilustrasi Overthinking/Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur

Artis cantik Prilly Latuconsina belum lama ini menarik perhatian penggemarnya, Bunda. Ini karena wanita kelahiran 15 Oktober 1996 pernah alami overthinking.

Yang mengejutkan, hal tersebut membuat dirinya enggak bisa tidur. Katanya, overthinking yang pernah ia alami itu mengakibatkan dirinya tak tidur hingga dua hari lamanya.

"Supaya enggak overthinking akut gimana caranya sih prill? Karena aku kadang sampai nggak tidur," tutur Prilly membaca pertanyaan penggemarnya.

"Jangan nanya ke aku haha aku pernah nggak tidur 2 hari," jawab Prilly atas pertanyaan tersebut.

Enggak hanya soal overthinking, Prilly juga ditanya cara menghadapi kecemasan dan masalah hidup. Ternyata, mantan kekasih Maxime Bouttier ini memilih pergi ke psikolog dan psikoterapi dengan media seni.

"Bagaimana kamu berdamai dengan kecemasan atau masalah-masalah? Dan bagaimana kamu menghadapinya?," tanya netizen.

"Bicara ke psikolog-ku dan art therapy," jawab Prilly.

Memang, masalah psikologi, khususnya overthinking menjadi hal yang kerap muncul dan dialami bagi sebagian orang ya, Bunda. Untuk mengatasinya, ternyata enggak begitu sulit, lho.

"Overthinking, istilah yang sering ditujukan kepada orang-orang yang terlalu banyak berpikir, ya. Kita tahu ya, ada kondisi-kondisi yang memang istilahnya kita sebutnya pemikir," tutur dr. Aisah Dahlan, CHt., CM.NNLP, dikutip dari channel Youtube draisahdahlan pada Rabu (22/9/2021).

Lebih lanjut, dr Aisah sebut bahwa hal tersebut merupakan sebuah watak. Akan tetapi, jika terus didalami, maka akan menjadi masalah.

"Jadi ada watak yang memang pemikir. Walaupun semua orang berpikir, memang ada watak yang pemikir, inilah cenderung menjadi over."

"Enggak apa-apa pemikir, tapi overthinking ini yang jadinya akan tambah masalah," sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut, dr Aisah juga tuturkan beberapa tanda-tanda orang mengalami overthinking, Bunda. Apa saja? Simak kelanjutannya di halaman berikut, ya.

Bunda, simak juga masalah psikologis pada anak berkebiasaan gigit kuku dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

TANDA-TANDA ALAMI OVERTHINKING

depressed Asian woman in deep many thoughts, having problem with over thinking

Ilustrasi Overthinking/Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur

Ada beberapa hal yang melekat dan menjadi tanda bahwa seseorang mengalami overthinking, Bunda. Simak beberapa cirinya sebagai berikut, ya:

  1. Satu menghadapi masalah tidak fokus untuk mencari solusi. "Jadi kebanyakan yang dipikirin, ya muncul terus pikiran-pikirannya ini itu yang yang membuat khawatir, takut, cemas dan akhirnya bisa panik," tuturnya.
  2. Sering merenungkan hal yang sama berulang-ulang.
  3. Susah tidur nyenyak.
  4. Sering kesulitan membuat keputusan.
  5. Sering terlalu menyalahkan diri saat salah ambil keputusan.

Cara mengatasi overthinking

Untuk mengatasi overthinking dan menghindari kejadian seperti Prilly Latuconsina, dr Aisah sebut bahwa hal yang perlu kita lakukan yakni mengatur apa yang muncul dalam pikiran, Bunda.

Saat banyak hal muncul dalam kepala, cobalah untuk memilih mana yang baik dan enak untuk dipikirkan. Dengan memilih pikiran baik, maka pikiran-pikiran yang mengakibatkan panik dan kecemasan pun dapat disingkirkan.

"Diantara banyak pikiran-pikiran kita yang muncul, coba cari di antara itu perasaan yang bikin enak, supaya yang itu (panik) pergi, itu yang keluar," sarannya.


Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

LATIH MERASAKAN PIKIRAN

depressed Asian woman in deep many thoughts, having problem with over thinking

Ilustrasi Overthinking/Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur

Selain memilah pikiran yang baik, dr. Aisah juga menyarankan kita untuk merasakan pikiran, Bunda. Katanya, dengan begitu kita lebih peka menilai mana hal-hal yang baik dipikirkan.

"Kita perlu berlatih merasakan pikiran. Kalau mikir ini enak enggak, ya? Kalau mikir ini lebih, enggak, ya?"

"Merasakan pikiran kita ini untuk mengetahui apakah perasaan kita sinkron atau tdak dengan apa yang kita pikirkan," sambungnya.

Dr Aisah lantas memberikan alasan. Katanya, perasaan yang kita miliki sebenarnya memiliki frekuesi yang lebih kuat. Jika hal ini menjadi lebih kuat dan tinggi lagi, maka seseorang akan merasakan dirinya lebih tenang hingga bersemangat menjalani sesuatu

"Kenapa? Karena ingat, perasaan itu lebih kuat frekuensinya. Oke lah banyak pikiran, tapi coba cek pikiran kita, kita rasa dulu kalau kita mau memikirkan tentang hal ini. Enak, enggak?"

"Walaupun pikiran yang kita rasa enak hanya satu diantara puluhan pikiran yang dirasa enggak enak, itu kita perbesar frekuensi untuk naik menjadi (merasakan) bersyukur, atau paling tidak jadi semangat lah."

Dalam kesempatan itu, ia juga jelaskan bahwa ini bukan berarti kita dipaksa untuk selalu berpikir positif, Bunda. Hanya saja, jika apa yang kita pikirkan baik, maka kondisi tubuh kita yang lainnya pun akan mengikuti.

"Tujannya bukan berarti memaksakan diri kita berpikiran positif, bukan itu. Apalagi kondisi sekarang, namun lebih untuk mencari frekuensi perasaan yang rasanya lebih enak.

"Karena kondisi kita ini, nasib (kesehatan) kita ini, ditentukan oleh pikiran perasaan," lanjutnya.

Bunda, simak juga cara jitu atasi anak susah tidur dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda