Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cerita Mahasiswa Indonesia di Korea, Magang Jadi Kitchen Staff Dapat Rp116 Ribu Per Jam

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 22 Oct 2021 11:50 WIB

Mahasiswa Indonesia di Korea
Mahasiswa Indonesia di Korea/ Foto: YouTube CXO Media

Merantau di negeri orang justru membuat Ratih Andini Mahardi mencoba berbagai hal baru dan memiliki pengalaman yang mengasyikkan, Bunda. Perempuan yang berkuliah S2 di Sejong University, Seoul, Korea Selatan ini bercerita bahwa ada banyak hal menarik tentang hidupnya selama menjadi mahasiswa di Negeri Ginseng itu.

Untuk Bunda ketahui, Sejong University adalah universitas swasta yang berlokasi di ibu kota Korea Selatan, Seoul. Sejong University menempati peringkat ke-25 universitas di Korea dan ke-780 di dunia.

Ada fakta menarik tentang universitas satu ini. Beberapa notable alumni yang ternyata merupakan artis terkenal, lho. Bagi Bunda pencinta drama Korea, pasti tak asing dengan Song Hye-kyo, Yoo Yeon-seok, Gong Hyo-jin, dan Shin Hye-sun. Iya, keempat nama populer tadi adalah alumni Sejong University, Bunda.

"Aku itu sekarang lagi ambil Master Degree jurusan Asian Studies. Kenapa sih ambil Asian Studies? Fokus utama aku ambil Asian Studies itu adalah karena aku ingin belajar perekonomiannya dan pemerintahannya. Dan Asia di sini adalah Asia secara general. Jadi bukan spesifik pada Asia Selatan atau Asia Timur," tutur Ratih, di acara LDR, dilansir kanal YouTube CXO Media.

Ratih berkuliah S2 di Korea karena mendapat partial-scholarship dari kampusnya. Jadi, Ratih mendapat 30 persen beasiswa dari kampus, sisanya 70 persen, Ratih memakai biaya sendiri.

Banner 14 Resep Masakan Serba Murah

Untuk bisa mendapatkan partial-scholarship, Ratih mengambil English Track, semua mata kuliah berbahasa Inggris. Nah, program tersebut memiliki persyaratan nilai IELTS. Beruntung, Ratih mendapat nilai IELTS yang baik, memenuhi persyaratan, dan akhirnya dinyatakan lolos beasiswa, Bunda.

Namun, satu hal yang membuat Ratih sedih adalah pandemi Corona yang berlangsung. Wabah virus Corona melanda Korea Selatan, bertepatan saat Ratih masuk kuliah di sana, Bunda. Sehingga, semua kuliahnya dilakukan secara daring.

"Aku enggak bisa ketemu teman-teman baru. Bahkan profesornya juga enggak bisa. Semuanya ketemunya di online," ungkap Ratih.

Pembelajaran dilakukan secara daring akhirnya membuat Ratih jarang sekali pergi ke kampus, Bunda. Padahal, ia sudah menetap di Korea Selatan lebih dari dua semester.

Tak hanya kuliah, untuk mengusir kejenuhan sekaligus menambah uang saku, Ratih memiliki pekerjaan part-time di sana. Baca cerita pengalamannya di halaman berikut.

Simak juga resep hotteok oleh Chef Steby di video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




MAGANG DI KOREA, DAPAT RP116 RIBU PER JAM?

Mahasiswa Indonesia di Korea

Restoran tempat Ratih magang/ Foto: YouTube CXO Media

Ratih bekerja di salah satu restoran, di Itaewon, Korea Selatan. Daerah tersebut memang dikenal dengan daerah yang kental dengan suasana internasional. Daerah itu pun menjadi favorit bagi warga dari berbagai negara.

"Jadi, aku itu adalah kitchen staff di salah satu dining restaurant di Itaewon. Dan di sini pasti yang nonton Itaewon Class, pasti tahu Itaewon itu kayak apa. Dan ya, aku part-time job di sana," tutur Ratih.

Part-time menjadi alasan Ratih untuk mengeksplorasi Korea. Lantaran, ia mengaku, belum bisa menggunakan Bahasa Korea selama tinggal di Korea Selatan.

"Pengen banget deh ketemu orang baru, kerja part-time, dan aku pengen banget emang kerja di kitchen. Gimana pun caranya harus bisa. Walaupun dengan aku yang belum bisa Bahasa Korea," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ratih menceritakan, ia mendapatkan pekerjaan paruh waktunya itu lewat Craig List. Tak lupa, Ratih selalu mencantumkan catatan bahwa ia fasih berbahasa Inggris, tapi tidak fasih Bahasa Korea.

Alhasil, di restoran tempatnya bekerja, komunikasi Ratih dengan staf lainnya memakai Bahasa Inggris.

"Karena head chef aku itu orang Korea tapi dia tumbuh di Amerika Serikat. Jadi dia ngomong Bahasa Inggris, terus sous-chef aku juga orang Uzbekistan. Hmm.. staf-staf lain juga orang Korea, Ceko, Singapura," kata Ratih yang mengaku bahagia bisa bergabung disana.

Untuk gaji part-time yang ia jalani, semuanya dihitung dari per-jamnya, Bunda. Terdapat upah minimum yang dibayarkan untuk para pekerja part-time.

"Istilahnya kayak UMR-nya, anak part-time itu di sini kira-kira UMR-nya itu adalah 1 jamnya 8.950 won. Kira-kira satu jam-nya itu Rp112 ribu. Jadi kalau aku kerja 5 jam sehari, ya kalian hitung sendiri dapatnya berapa," jelasnya.

Namun, di restoran tempat Ratih bekerja, ia dibayar 9.000 won per jam atau sekitar Rp116 ribu. Selain kuliah dan part-time. Kesibukan Ratih lainnya yaitu kumpul organisasi pelajar Indonesia.

Baca kelanjutannya di halaman berikut.

KESIBUKAN RATIH DI SAMPING KULIAH DAN MAGANG

Mahasiswa Indonesia di Korea

Mahasiswa Indonesia di Korea/ Foto: YouTube CXO Media

Selain kuliah dan part-time, kesibukan Ratih lainnya yaitu kumpul organisasi pelajar Indonesia. Ia memanfaatkan hari liburnya sebaik mungkin untuk melakukan hal-hal yang menghiburnya.

"Kalau day off, aku suka banget lunch atau dinner sama teman-teman aku, atau jalan-jalan aja seperti turis sama teman-teman aku," ungkapnya.

Ratih juga menceritakan bagaimana kondisi pandemi COVID-19 di Korea Selatan. Ada beberapa tingkat atau level yang mengindikasikan kasus positif dan aturan seberapa ketat protokol yang diterapkan di sana.

Jika kondisinya cukup parah, semua kafe dan coffeeshop itu tidak diperkenankan untuk dine-in, hanya boleh takeaway.

"Yang boleh dine-in itu hanya restoran dan itu juga tutup jam 9," katanya.

Taman-taman fasilitas umum di sana juga dibatasi. Tidak semua boleh digunakan. Apabila, kondisi di luar tak memungkinkan, Ratih pun memilih tinggal di rumahnya dan menghabiskan waktu dengan menonton film atau serial.


(aci/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda