Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tantangan yang Dihadapi Orang Tua saat Pandemi, Pendidikan Anak hingga Penurunan Pendapatan

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Minggu, 12 Dec 2021 11:39 WIB

Happy Asian family playing together at sofa, home living room
Ilustrasi Perlindungan pada Keluarga/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat

Sudah hampir 2 tahun Indonesia dilanda masa pandemi, Bunda. Tak hanya itu, keadaan semakin diperburuk dengan adanya mutasi dari berbagai varian virus seperti virus Delta dan yang terbaru adalah Omicron.

Tak hanya mempengaruhi kesehatan, masa pandemi juga sangat mempengaruhi perekonomian, pendidikan, dan lingkungan sosial, Bunda. Hal ini semakin dipersulit untuk para pasangan suami istri yang memiliki anak.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Tim SMERU Research Institute, Asep Suryahadi, Ph.D, ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para orang tua selama masa pandemi, nih.

"Anak juga menjadi pihak yang paling terdampak negatif selama masa pandemi. Mereka menghadapi tantangan baik dari aspek pendidikan, kesehatan, maupun risiko-risiko lainnya," ungkapnya dalam acara Peluncuran Laporan Dampak Sosial Ekonomi Pandemi COVID-19 terhadap Rumah Tangga di Indonesia: Tiga Putaran Survei Pemantauan Cepat, pada Jumat (10/12/2021).

Menurut Asep, sekitar 75 persen rumah tangga yang memiliki anak memiliki penurunan pendapatan dibandingkan pada bulan Januari tahun 2020. Tak hanya itu, satu dari rumah tangga dengan anak di bawah usia 5 tahun mengalami masalah kesulitan untuk diimunisasi karena takut tertular COVID-19.

Asep juga memaparkan bahwa 3 dari 4 orang tua khawatir bahwa anak mereka akan mengalami ketertinggalan pembelajaran, Bunda. Bahkan sekitar 57 persen anak-anak yang belajar tidak memiliki akses internet.

Selain itu, dilihat dari pemaparannya, Asep juga menjabarkan bahwa ada dampak lain yang bisa terlihat dari adanya masa pandemi ini, Bunda. Misalnya saja banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan hingga risiko mengalami gangguan kesehatan mental.

Banner Menu Olahan Telur

Saran untuk melindungi rumah tangga Indonesia

Melihat masalah-masalah yang terjadi di rumah tangga Indonesia selama masa pandemi, Asep merekomendasikan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah, nih. Berikut ini deretannya.

1. Lanjutkan bantuan sosial

Pada awal masa pandemi, pemerintah memberikan berbagai macam bantuan sosial kepada keluarga yang terdaftar dan layak untuk mendapatkannya, Bunda. Menurut Asep, hal ini perlu dilanjutkan untuk melindungi rumah tangga dan anak di Indonesia.

"Lanjutkan bantuan sosial, utamanya untuk keluarga dengan anak, dengan memberikan bantuan tanpa syarat yang cukup untuk menekan transmisi virus untuk jangka pendek," katanya.

"Dalam jangka panjang diperlukan perhatian lebih terhadap reformasi bantuan sosial yang bersifat adaptif sehingga kita bisa membangun ketahanan rumah tangga di sekitar kita," sambungnya.

2. Padukan bantuan tunai dengan layanan kesehatan dan gizi

Rumah tangga tentu akan jauh lebih baik ketika seseorang mendapatkan banyak bantuan di masa pandemi, Bunda. Dalam hal ini, Asep berharap agar bantuan tunai digabungkan dengan layanan kesehatan dan gizi.

Klik baca halaman berikutnya yuk, Bunda.

Bunda, simak juga video efek samping pasca vaksin COVID-19 pada Bunda menyusui berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




PERMUDAH LAYANAN KESEHATAN MENTAL

Happy family at home

Ilustrasi Perlindungan pada Keluarga/Foto: iStock

3. Lindungi masyarakat yang kehilangan pekerjaan

Menurut Asep, memperkuat perlindungan kepada masyarakat yang kehilangan pekerjaan selama masa pandemi bisa menjadi salah satu cara untuk melindungi rumah tangga di Indonesia, Bunda. Tak hanya itu, pemulihan lapangan kerja juga sangat memerlukan dukungan dari pemerintah.

"Di jangka pendek yang bisa dilakukan meliputi subsidi upah, regulasi pendukung, dan pelatihan," imbuhnya.

4. Dukung pembelajaran anak

Selama masa pandemi, sektor pendidikan memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara daring, Bunda. Namun, tidak semua anak di Indonesia bisa mendapatkan akses internet.

Karena itu, Asep menyarankan agar pemerintah membuat program pendidikan yang bisa mendukung ketertinggalan pembelajaran.

"Dukung pembelajaran anak dengan meluncurkan bantuan pendukung program belajar, sehingga anak bisa mengejar ketertinggalan yang mungkin saja terjadi selama periode belajar dari rumah," ucapnya.

5. Layanan kesehatan mental

Seperti yang Bunda tahu, selama masa pandemi, ada banyak masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan mental, Bunda. Sehingga, Asep mengharapkan agar layanan kesehatan mental semakin dipermudah.

"Perluas jangkauan layanan kesehatan mental dengan mengintegrasikan layanan kesehatan mental digital dengan BPJS Kesehatan untuk memastikan cakupan dan keterjangkauan dari layanan kesehatan mental bagi mereka yang membutuhkan."

6. Pastikan layanan kesehatan primer tersedia

Rekomendasi terakhir yang disarankan oleh Asep adalah memastikan adanya layanan kesehatan primer agar para penduduk yang rentan terkena COVID-19 bisa mendapatkan akses pada layanan yang dibutuhkan.

"Gunakan moda layanan alternatif seperti kunjungan rumah atau melalui program keliling lingkungan berbasis tim," ucapnya.


(mua/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda