HaiBunda

MOM'S LIFE

4 Cara Menangani Burnout yang Bisa Bikin Bunda Gampang Baper dan Marah

Ratih Wulan Pinandu   |   HaiBunda

Sabtu, 01 Jan 2022 14:05 WIB
Ilustrasi Bunda Alami Burnout/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Apa Bunda sedang mengalami kelelahan yang bikin sulit konsentrasi? Bisa jadi Bunda mengalami burnout nih.

Burnout kini menjadi istilah populer yang menggambarkan kelelahan seseorang dalam melakukan aktivitas. Lalu apa tanda dan penyebab burnout.

Burnout merupakan kondisi kelelahan mental atau stres akut, Bunda. Burnout dapat ditandai dengan munculnya gejala-gejala emosional dan kognitif. Gejala yang timbul bisa berbeda setiap orang, tergantung pada coping stres dan kerentanan kepribadiannya.


Orang yang cenderung pendiam atau introvert, biasanya akan menarik diri dari lingkungan hingga mudah terbawa perasaan alias baper. Sementara itu, orang ekstrovert yang mengalami burnout akan mudah marah dan suka bicara menyinggung perasaan orang lain.

Gejala burnout

Setiap orang memiliki gejala burnout yang berbeda. Namun, umumnya orang yang burnout memiliki gejala berikut:

  1. Hilang semangat kerja
  2. Benci atau tidak mau memikirkan pekerjaan, sehingga tidak produktif
  3. Performa dan minat kerja menurun
  4. Mudah marah
  5. Cenderung menarik diri dari lingkungan sosial
  6. Mudah sakit atau cepat lelah
  7. Psikosomatik
  8. Sulit tidur atau insomnia

Penyebab burnout

Burnout dapat terjadi ketika stres terkait pekerjaan tidak bisa diatasi dengan baik. Namun, tak semua orang mengalami burnout karena pekerjaannya ya.

Ada juga orang yang memiliki beban kerja berat, tapi tetap bisa meregulasi diri, termasuk emosi dan fisiologinya. Mereka tetap bisa membagi waktu untuk istirahat, makan, atau rileks.

Untuk mengetahui penyebab burnout, Bunda perlu mencari dulu akar permasalahannya. Akar masalah dan gejala adalah dua hal yang berbeda ya.

Akar masalah setiap orang bisa berbeda dan pada akhirnya berubah menjadi burnout. Sementara untuk mengenali gejalanya, Bunda dapat melihat kondisi emosional, misalnya jadi mudah marah karena kelelahan.

Ilustrasi Bunda Alami Burnout/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Cara menangani burnout

Burnout sebaiknya segera ditangani sebelum memengaruhi setiap aspek kehidupan Bunda. Burnout yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Nah, berikut 5 cara mengatasi burnout:

1. Cek gejala yang paling parah

Bunda perlu mengecek gejala yang paling parah untuk bisa menangani burnout, misalnya emosi dan minat yang menurun. Kalau sudah ditemukan tingkat keparahannya dan ternyata tidak mengganggu aktivitas, Bunda cukup melakukan self healing dengan relaksasi.

2. Self healing

Bila penyebab burnout karena masalah pekerjaan, Bunda dapat mengambil cuti kerja untuk melakukan self healing ya. Tapi, kalau burnout disebabkan suatu hal dan bukan hanya urusan kerja, maka penyebab itu mesti diselesaikan.

Cuti kerja bisa diisi dengan melakukan hobi guna memutus pola burnout. Namun, tidak disarankan melakukan aktivitas melelahkan sampai menguras energi secara fisik dan mental, seperti naik gunung atau rekreasi jalan yang melelahkan. Kenapa?

Bunda perlu tahu nih, fisik dan psikis itu adalah kesatuan sistem. Kalau psikis sudah lelah tentunya akan berpengaruh ke fisik, dan begitupun sebaliknya.

3. Mencari aktivitas atau hobi baru

Selain cuti, Bunda juga dapat melakukan kegiatan bermanfaat lainnya, seperti berkebun atau bercocok tanam. Carilah aktivitas atau hobi baru yang bermanfaat dan enggak bikin stres.

Saat melakukan aktivitas atau hobi ini akan muncul mindfulness, yakni cara kita untuk merasakan sensasi-sensasi dalam diri dan pengalaman indra yang terintegrasi ketika kita fokus pada sesuatu. Selain itu, tubuh juga bisa rileks karena hormon-hormon stres akan dilepaskan.

Aktivitas lainnya adalah dengan menonton film di bioskop. Saat menjalani aktivitas ini, Bunda perlu hindari menonton film atau drama secara maraton atau terus-menerus ya.

Hal tersebut dapat merusak fokus dan bikin lelah. Pada akhirnya, burnout tidak dapat diatasi dan malah berdampak pada kehidupan.

4. Datang ke psikolog

Bunda bisa datang ke psikolog untuk mencari solusi burnout. Psikolog nantinya akan mengurai penyebab stres, sehingga bisa dicari solusinya. Misalnya, ada tekanan yang dipendam saat bekerja hingga akhirnya menumpuk atau manajemen stres buruk karena terobsesi dengan kerja hingga akhirnya kelelahan.

Setelah menemukan penyebab, psikolog lalu akan mendiagnosis apa yang ditemukan dari wawancara dan observasi. Mereka akan mendengarkan keluhan, lalu mengamati ciri-ciri fisik burnout.

Pertemuan untuk konseling ke psikolog umumnya dilakukan satu kali pertemuan. Namun, bila ada terapi pendek bisa dilakukan 3-4 kali, atau 7 kali untuk terapi panjang. Setidaknya jarak setiap pertemuan atau sesi adalah satu minggu.

Simak juga cara pengusaha Grace Tahir atasi parental burnout, dalam video berikut:

(rap/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK