Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Fakta Selaput Dara yang Bunda Perlu Tahu, Apakah Bisa Rapat Kembali?

Kinan   |   HaiBunda

Minggu, 30 Jan 2022 21:45 WIB

ilustrasi vagina
Ilustrasi vagina. Foto: Getty Images/iStockphoto/Circle Creative Studio

Salah satu bagian dari vagina yang kerap dianggap penting yakni selaput dara atau hymen. Kondisi selaput dara pun sering dikaitkan dengan tanda 'keperawanan' wanita.

Dikutip dari Flo, selaput dara adalah lapisan jaringan tipis dan elastis yang terletak di bawah lubang vagina. Bentuk selaput dara masing-masing wanita berbeda dan ini juga berubah seiring waktu.

Sampai saat ini, fungsi biologis dari keberadaan selaput dara masih belum diketahui. Meski sering dianggap sebagai penentu apakah wanita sudah pernah berhubungan seks sebelumnya atau tidak, hal ini tidak terbukti.

Di dalam vagina, ada bagian bernama vulva yang berbentuk mengarah ke depan dan belakang panggul. Ujung atas vulva mengarah ke tulang kemaluan dan ujung bawahnya mengarah ke anus. Nah, selaput dara terletak di sisi bawah vagina.

Apa saja fakta-fakta soal selaput dara yang mungkin belum Bunda ketahui? Berikut ulasannnya dilansir berbagai sumber:

1. Selaput dara memiliki banyak bentuk

Selaput dara diketahui memiliki beraneka ragam bentuk, yang berbeda antara satu wanita dengan lainnya. Jika masih utuh, bagian ini mungkin terlihat seperti cakram tipis yang menutupi lubang vagina atau seperti cincin yang melingkar di sekitar vagina.

Banner Nama Bayi Perempuan IslamiFoto: Novita Rizki/ HaiBunda

Beberapa selaput dara juga dapat memiliki perforasi atau banyak lubang-lubang kecil. Selaput dara sebagian besar terdiri dari jaringan elastis yang dapat menyempit dan meregang saat kulit di sekitar vagina bergerak.

Bagian selaput dara yang menempel pada vulva sedikit lebih tebal atau lebih padat, dibandingkan lipatan selaput yang bergerak bebas dari permukaan kulit. Bagian membran ini tidak mengandung serabut saraf, otot, atau sel darah, sehingga tidak mungkin berdarah atau sakit meskipun robek.

2. Tidak menutup lubang vagina sepenuhnya

"Selaput dara adalah jaringan tipis yang membentang di bagian lubang vagina, tapi tidak menutupi sepenuhnya," ujar Mary Rosser, MD, PhD, dari Montefiore Health System, dikutip dari Self.

Menurut Rosser, saat masih anak-anak biasanya selaput dara masih lebih tebal. Lapisan ini kemudian akan berangsur-angsur menipis seiring bertambahnya usia, terutama karena berbagai aktivitas saat masa pubertas.

Baca selanjutnya di halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga video manfaat rutin berhubungan seks saat musim hujan:

[Gambas:Video Haibunda]




APAKAH SELAPUT DARA BISA UTUH KEMBALI?

woman wearing white Sleepwear lying on bed . Female holding hand to spot of vagina-ache. Concept photo Penis pain.Health care concept,Soft focus

Ilustrasi vagina. Foto: Getty Images/iStockphoto/patchanan promunat

3. Bukan penanda keperawanan wanita

Selaput dara bisa robek karena aktivitas berat, penggunaan tampon, atau karena hubungan seksual. Namun, selaput dara yang robek tidak selalu menyebabkan rasa sakit atau pendarahan.

Ada teori bahwa selaput dara yang robek berarti seorang wanita telah kehilangan keperawanannya. Namun ini tidak benar ya, Bunda.

Mitos ini mungkin berakar pada arti kata itu sendiri. 'Hymenaios' adalah nama dewa pernikahan Yunani, di mana beberapa budaya percaya seorang wanita tidak boleh berhubungan seks sampai ia menikah.

4. Belum tentu robek saat kali pertama berhubungan seks

Sampai saat ini, tidak ada bukti bahwa hubungan seksual dapat mengubah selaput dara. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua wanita akan berdarah saat kali pertama berhubungan seks. 

Beberapa selaput dara lebih elastis daripada yang lain, sehingga berhubungan seks untuk kali pertama mungkin tidak akan langsung merusaknya.

"Robeknya selaput dara juga tak pasti akan menimbulkan nyeri atau sampai berdarah. Kondisi ini lebih mungkin dialami oleh wanita dengan selaput dara lebih tebal dan kurang elastis," imbuh Rosser.

5. Tidak dapat utuh kembali

Jika sudah robek, selaput dara tidak dapat utuh kembali. Dilansir Planned Parenthood, selaput dara tak bisa tumbuh kembali setelah robek, baik yang disebabkan oleh hubungan seks maupun aktivitas lainnya.

ni mungkin sama sekali tidak terlihat atau Anda mungkin mengalami rasa sakit atau pendarahan dengan pemasangan tampon pertama atau hubungan pertama," kata Rosser. Anda lebih mungkin mengalami kerusakan yang nyata jika selaput dara Anda lebih tebal atau lebih kaku dan kurang elastis.

Demikian ulasan tentang fakta-fakta selaput dara alias hymen. Pada intinya, bagian ini memiliki bentuk dan elastisitas yang berbeda-beda pada tiap wanita. Tidak semua robekan selaput dara kali pertama akan berdarah juga ya, Bunda.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda