Apa Itu Selaput Dara dan di Mana Letaknya? Yuk Ketahui Faktanya

Foto: Getty Images/iStockphoto/Elitsa Deykova

Selaput dara atau hymen menjadi salah satu bagian dari vagina yang dianggap penting. Keberadaan selaput dara pun disebut-sebut bisa menjadi tanda 'keperawanan' wanita. Namun demikian, tak sedikit pula yang belum mengetahui apa itu selaput dara dan di mana letak persisnya.

Dilansir Flo, selaput dara adalah lapisan jaringan tipis dan elastis yang terletak di bawah lubang vagina. Bentuk selaput dara masing-masing wanita berbeda dan ini juga berubah seiring waktu.

Selaput dara dapat menutupi sebagian lubang vagina. Dalam kasus yang jarang terjadi, selaput dara juga dapat sepenuhnya menutup lubang vagina, sehingga memerlukan pembedahan.

Meskipun sampai saat ini fungsi biologis selaput dara belum diketahui, dipercaya bahwa kondisi selaput dara menentukan apakah wanita pernah berhubungan seks sebelumnya. Kendati demikian, teori ini tidak benar ya, Bunda.

Di mana letak selaput dara?

Salah satu bagian vagina bernama vulva, yang berbentuk mengarah ke depan dan belakang panggul. Ujung atas vulva mengarah ke tulang kemaluan dan ujung bawahnya mengarah ke anus. Sementara itu, selaput dara terletak di sisi bawah lubang vagina.

Seperti disebutkan sebelumnya, selaput dara memiliki banyak bentuk. Jika masih utuh, bagian ini mungkin terlihat seperti cakram tipis yang menutupi lubang vagina atau seperti cincin yang melingkar di sekitar vagina. Beberapa selaput dara juga dapat memiliki perforasi atau banyak lubang-lubang kecil.

Selaput dara sebagian besar terdiri dari jaringan elastis yang dapat menyempit dan meregang saat kulit di sekitar vagina bergerak. Bagian selaput dara yang menempel pada vulva sedikit lebih tebal atau lebih padat, dibandingkan lipatan selaput yang bergerak bebas dari permukaan kulit.

Bagian membran ini tidak mengandung serabut saraf, otot, atau sel darah, sehingga tidak mungkin berdarah atau sakit meskipun robek.

Benarkah selaput dara dapat dijadikan patokan penanda keperawanan wanita? Intip informasi lengkap di halaman selanjutnya, yuk!

Simak video berikut yuk, Bunda, ketahui bagaimana prosedur vaginoplasty mempengaruhi kualitas hubungan seks Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]

SELAPUT DARA PENANDA KEPERAWANAN?

Foto: Getty Images/iStockphoto/Elitsa Deykova

Selaput dara dan penanda keperawanan

Selain bentuk, selaput dara juga memiliki berbagai ukuran, tampilan dan ketebalan. Semua faktor ini dapat berubah seiring bertambahnya usia, biasanya sebagai akibat dari masa pubertas, kehamilan, persalinan, dan menopause.

Selaput dara juga bisa pecah karena aktivitas berat, penggunaan tampon, atau karena hubungan seksual. Namun, selaput dara yang robek tidak selalu menyebabkan rasa sakit atau pendarahan.

Ada teori bahwa selaput dara yang robek berarti seorang wanita telah kehilangan keperawanannya. Mitos ini mungkin berakar pada arti kata itu sendiri. 'Hymenaios' adalah nama dewa pernikahan Yunani, di mana beberapa budaya percaya seorang wanita tidak boleh berhubungan seks sampai ia menikah.

Beberapa dari budaya ini percaya bahwa sudah atau belumnya wanita berhubungan seks dapat dideteksi melalui keutuhan selaput dara. Diamati juga apakah ada darah yang keluar dari vagina setelah seks kali pertama.

Sampai saat ini, tidak ada bukti bahwa hubungan seksual dapat mengubah selaput dara. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua wanita akan berdarah saat kali pertama berhubungan seks.

Beberapa selaput dara lebih elastis daripada yang lain, sehingga berhubungan seks untuk kali pertama mungkin tidak akan langsung merusaknya.

Bisakah selaput dara utuh kembali jika sudah pernah robek?

Salah satu pertanyaan yang kerap dilontarkan terkait selaput dara yakni mungkin atau tidaknya bisa kembali utuh.

Dikutip dari Planned Parenthood, jawabannya adalah tidak. Selaput dara tidak dapat tumbuh kembali setelah robek, baik karena hubungan seks maupun aktivitas lainnya.

Jadi, pada intinya selaput dara adalah bagian alami dari vagina, yang bentuknya bisa bervariasi pada setiap wanita. Ingat, tidak semua wanita akan mengalami berdarah atau rasa sakit saat melakukan hubungan seksual untuk kali pertama, ya.