
moms-life
Ciri-ciri OCD Seperti Dialami Aliando, Salah Satunya Mendadak Sering Cemas Bun
HaiBunda
Jumat, 28 Jan 2022 20:32 WIB

Aliando Syarief lama tak muncul di layar kaca. Artis 25 tahun itu, ternyata menjalani terapi untuk bisa sembuh dari obsessive compulsive disorder (OCD), yang merupakan gangguan mental.
Pengidap OCD merasa harus melakukan suatu secara berulang-ulang. Jika tidak, pengidap OCD akan merasa cemas, khawatir, bahkan ketakutan. Kondisi seperti ini yang dialami Aliando.
"Jadi 2 tahun ini kenapa gue enggak balik lagi, project kemarin langsung hilang? Gue habis kena musibah. Gue didiagnosis kena OCD, obsessive compulsive disorder yang ekstrem," ujar Aliando di Live Instagram-nya, baru-baru ini.
Selama mengalami OCD, Aliando mengatakan ia tak bisa melakukan aktivitas dengan normal. Dia berharap bisa secepatnya sembuh dari gangguan mental itu, Bunda.
"Justru kita enggak bisa ngapa-ngapain. Jadi bukan kenapa-kenapa semoga cepat sembuh. Ini (main drum) salah satu terapi untuk bisa berjuang melawan OCD-nya," tuturnya.
Mengidap OCD membuatnya cukup merasa terganggu. Aliando Syarief juga mengungkapkan pernah mengidap OCD saat duduk di bangku kelas 2 SD. Sempat sembuh, tapi begitu memasuki usia 25, ia mengalaminya lagi.
Aliando juga mengungkap bahwa OCD mengganggu proyeknya. Bahkan ada proyek yang gagal dilakukan karena ia didiagnosis mengidap OCD.
Dua2 tahun kena OCD enggak bisa ngapa-ngapain dan susah untuk dipahami. Gue fokus ke mana, enggak sinkron pikiran dan otak. 2019 harusnya ada project lagi, tapi batal karena gue OCD," ungkapnya, dilansir detikcom.
Turut prihatin atas yang dialami Aliando ya, Bunda. Untuk Bunda ketahui, seseorang dengan gangguan mental ini bisa dikenali lewat ciri-ciri tertentu. Baca kelanjutannya di halaman berikut.
Simak juga cerita Maya Septha cara menjaga kesehatan mentalnya:
CIRI-CIRI OCD
Ilustrasi / Foto: Getty Images/iStockphoto/Vichakorn
Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan pada otak dan perilaku yang biasanya dimulai pada masa kanak-kanak. Dikutip dari laman International OCD Foundation, kondisi ini menyebabkan kecemasan parah pada mereka yang terkena dampak.
OCD melibatkan perilaku obsesi dan kompulsi yang dapat menghalangi aktivitas penting, seperti sekolah, pengembangan diri, hubungan sosial, dan kemampuan anak merawat diri. Secara umum, OCD didiagnosis ketika obsesi dan kompulsi ini berdampak negatif dan mengganggu kehidupan sehari-hari pengidapnya.
Dalam kasus yang jarang terjadi, gejala OCD mungkin berkembang dalam sekejap, misalnya perubahan cepat dalam perilaku dan suasana hati dan tiba-tiba muncul kecemasan parah.
Dilansir Mayo Clinic, obsesi seringkali menunjukkan gejala yang 'bertema', seperti:
- Takut kontaminasi atau kotoran
- Keraguan dan kesulitan menoleransi ketidakpastian
- Membutuhkan hal-hal yang teratur dan simetris
- Pikiran agresif atau mengerikan tentang kehilangan kendali dan melukai diri sendiri atau orang lain
- Pikiran yang tidak diinginkan, termasuk agresi, atau subjek seksual atau agama
Seperti halnya obsesi, kompulsi biasanya memiliki tema, contohnya seperti:
- Mencuci tangan sampai kulit menjadi kasar
- Memeriksa pintu berulang kali untuk memastikan pintu terkunci
- Memeriksa kompor berulang kali untuk memastikannya mati
- Menghitung dalam pola tertentu
- Diam-diam mengulangi doa, kata atau frase
Seperti Aliando, OCD umumnya ditemukan sejak masa kanak-kanak. Bagaimana cara mengetahuinya sejak dini dan jika sudah didiagnosa, bagaimana cara pendampingannya? Baca kelanjutannya di halaman berikut.
CARA KETAHUI OCD SEJAK DINI
ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/olesiabilkei
Psikolog klinis Owen Kelly, PhD mengatakan, antara 0,25 sampai 4 persen anak-anak akan mengalami OCD. Rata-rata usia anak yang bisa terkena sekitar 10 tahun, meskipun anak-anak usia 5 atau 6 tahun dapat didiagnosis dengan OCD.
"Anak-anak dapat menunjukkan gejala OCD sekitar usia 3 tahun, tapi itu sangat jarang terjadi," kata Kelly, dilansir Very Well Mind.
Banyak balita suka mengurutkan objek berdasarkan warna, bentuk, ukuran atau tekstur. Balita dengan OCD mungkin menjadi sangat kesal jika suatu langkah dilompati atau ada sesuatu yang tidak beres dan membuat mereka menjadi sangat cemas.
Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua menjadi sangat penting dalam keberhasilan perawatan OCD. Salah satunya dengan mengingat keterbatasan perkembangan kognitif anak-anak dan penjelasan konsep abstrak yang sesuai untuk usia anak.
"Orang tua dapat menjadi sumber dalam membantu terapis untuk mengembangkan cara menyajikan materi yang masuk akal bagi anak," ujar Kelly.
Seluruh anggota keluarga juga harus dilibatkan, terutama dalam terapi exposure and response prevention (ERP). Agar pengobatan dapat bekerja, jenis-jenis paksaan pada anak harus dihentikan dan anggota keluarga harus mengetahui hal ini.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
David Beckham Bersih-bersih Dapur Sebelum Tidur, Kenali Ciri-ciri OCD seperti Sang Legenda

Mom's Life
Cerita Penyintas OCD, Punya Kebiasaan Mengelus-elus Tembok Sejak SD

Mom's Life
David Beckham Derita OCD, Bersih-bersih Tengah Malam hingga Barang Harus Rapi Lurus

Mom's Life
Tubuh Kurus Rina Nose Jadi Sorotan, Dikira Stres Padahal....

Mom's Life
Risiko di Balik Diet OCD yang Bunda Mesti Tahu

Mom's Life
Aturan Menu Makan Saat Jalani Diet OCD
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda