Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Hal yang Terjadi pada Vagina saat Bunda Berhenti Melakukan Hubungan Seks

Kinan   |   HaiBunda

Senin, 28 Feb 2022 21:45 WIB

Young beautiful woman in roses garden
Foto: Getty Images/iStockphoto/Elitsa Deykova

Hubungan seks yang dilakukan secara berkala diketahui memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Nah, adakah efek yang bisa terjadi ketika seorang wanita jarang atau berhenti melakukannya?

Ada beberapa kondisi tertentu yang dapat membuat Bunda jadi jarang atau bahkan berhenti melakukan hubungan seks. Dikutip dari Health Shots, bagian tubuh yang terpengaruh salah satunya yakni vagina.

Stimulasi membuat alirah darah yang kaya oksigen mengalir ke area vagina dan vulva, yang membantu menjaga jaringannya tetap elastis dan terlumasi.

Jadi, apa saja yang mungkin terjadi pada vagina dan stimulasi yang dirasakan ketika Bunda berhenti melakukan hubungan seks rutin? Berikut ulasannya:

1. Lebih sulit terlumasi

Jeda melakukan hubungan seks dapat membuat vagina menjadi lebih sulit terlumasi secara alami. 

"Jika vagina seperti terasa lebih kencang setelah berhenti melakukan hubungan seks, ini mungkin berkaitan dengan rasa gugup, ketidaknyamanan, atau kurang gairah," ujar seksolog, Dr. Jess.

Apabila Bunda merasa gugup, luangkan waktu lebih banyak untuk foreplay atau gunakan pelumas tambahan jika perlu. Tunggu sampai tingkat gairah terasa meningkat sebelum penetrasi dilakukan.

Banner Makanan Harus Dihindari untuk Cegah Omicron

2. Butuh waktu lebih lama untuk mencapai orgasme

Menurut Jess, saat berhenti melakukan hubungan seks dalam tempo waktu tertentu, wanita kemungkinan akan menjadi lebih sulit mencapai orgasme.

Kondisi ini diduga berkaitan dengan bagian otak (korteks orbitofrontal lateral) yang kurang aktif selama respons orgasme.

Jadi, Bunda mungkin harus 'memperkenalkan' kembali tubuh dengan sensasi orgasme saat kembali melakukan aktivitas seksual. 

3. Respons seksual berubah

Saat Bunda jarang atau bahkan berhenti rutin hubungan seks, kemungkinan akan terjadi perubahan sementara dalam respons seksual saat melakukannya kembali.

Gairah jadi lebih sulit on dan Bunda jadi membutuhkan waktu lebih banyak saat foreplay.

4. Penetrasi terasa kurang nyaman

Setelah jeda berhubungan seks, kala berikutnya mungkin akan terasa kurang nyaman saat penetrasi.

Dipercaya situasi ini terjadi karena faktor psikis, seperti rasa cemas dan tidak percaya diri. Maka dari itu, pastikan Bunda memiliki cukup waktu untuk foreplay sebelum penetrasi.

Ini penting untuk membuat tubuh lebih rileks lho, Bunda.

Cegah bau tak sedap pada vagina yang bisa ganggu aktivitas seks, simak tipsnya di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




FREKUENSI SEKS IDEAL UNTUK PASUTRI

Foto: Getty Images/iStockphoto/Elitsa Deykova

5. Vagina terasa lebih kering 

Peningkatan gairah seksual membantu mempermudah proses pelumasan vagina. Ketika seks jarang dilakukan, maka akan berkurang pula pelumasan alami pada vagina.

Efeknya, vagina mungkin akan jadi terasa lebih kering dan sulit terlumasi secara alami. Foreplay diyakini dapat membantu meningkatkan pelumasan vagina dan penetrasi pun jadi lebih nyaman.

Bagi suami, rutin ejakulasi diketahui juga memberi dampak positif. Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa pria yang ejakulasi setidaknya 21 kali per bulan memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat, dibandingkan dengan pria yang ejakulasi 4-7 kali per bulan.

Seberapa sering pria berhubungan seks kerap kali dikaitkan dengan risikonya terkena kanker prostat, demikian dilansir Medical News Today.

Frekuensi ideal pasutri berhubungan seks

Bagi pasangan suami istri, seks tak sekadar memenuhi hasrat, tetapi juga penting bagi keharmonisan rumah tangga. Rutin berhubungan seks dapat dikaitkan dengan perasaan kedekatan pada pasutri. 

Sampai saat ini memang belum ada studi ilmiah yang menentukan jumlah ideal frekuensi hubungan seks. Yang terpenting, kedua belah pihak sama-sama mau memahami kondisi pasangan. Pastikan Ayah dan Bunda saling mengerti kebutuhan masing-masing, ya.


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda