Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Hari Ginjal Sedunia, Ini 3 Terapi Penyakit Ginjal Kronis yang Ditanggung BPJS

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 10 Mar 2022 15:12 WIB

Female doctor touches virtual Bladder and Kidneys in hand. Blurred photo, handrawn human organ, highlighted red as symbol of disease. Healthcare hospital service concept stock photo
Ilustrasi Ginjal / Foto: Getty Images/iStockphoto/mi-viri

Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day (WKD) tahun ini jatuh pada tanggal 10 Maret. Agenda ini dilaksanakan setiap tahun untuk menyuarakan literasi kesehatan ginjal, Bunda.

Mengusung tema 'Kidney Health for All: Bridge the Knowledge gap to Better Kidney care', WKD mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja sama dalam menjembatani kesenjangan pengetahuan kesehatan ginjal yang lebih baik.

Sayangnya, sebagian pasien penyakit ginjal kronik datang dalam keadaan yang sudah terlambat. Banyak dari mereka tidak merasakan adanya gejala sehingga fungsi ginjal sudah menurun tanpa mereka sadari.

Apabila fungsi ginjal sudah menurun dan penyakit ginjal kronik sampai ke tahap stadium akhir, pasien harus bertahan hidup dengan mengandalkan terapi ginjal.

Seperti Bunda ketahui, pengobatan penyakit ginjal kronik memakan biaya yang tidak murah. Direktur Utama Dewan Direksi BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, gagal ginjal termasuk ke dalam empat pembiayaan katastrofik terbesar di Indonesia.

"Gagal ginjal ini masuk ke dalam 10 penyakit penyebab biaya katastrofik terbesar, yakni 10 persen. Pada tahun 2021 ada 6,3 juta layanan gagal ginjal dengan biaya sekitar Rp6,5 triliun," ungkapnya di webinar Hari Ginjal Sedunia, Rabu (9/3/2022).

Banner Barang Dibeli Crazy Rich PalsuBanner Barang Dibeli Crazy Rich Palsu/ Foto: HaiBunda/Annisa Shofia

Namun bukan berarti bahwa pasien gagal ginjal tak memiliki harapan hidup. Mereka tetap dapat mempertahankan fungsi ginjal dengan rutin melakukan terapi. Ghufron mengatakan, saat ini ada tiga jenis terapi penyakit ginjal yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Berikut ini tiga jenis terapi penyakit ginjal kronis yang dilayani BPJS Kesehatan:

1. CAPD

Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) adalah metode pencucian darah yang dilakukan lewat perut. Proses ini berlangsung di dalam selaput dalam rongga perut (peritoneum), yang memiliki jaringan sebagai filter alami.

Metode cuci darah ini tak memerlukan akses ke pembuluh darah sehingga ramah digunakan untuk pasien penderita gangguan jantung. CAPD dilakukan dengan memasukkan cairan dialisis melalui kateter perut. Kelebihannya, pasien tetap dapat beraktivitas sambil melakukan cuci darah.

"CAPD memiliki kelebihan karena bisa dilakukan secara mandiri oleh pasien. Mereka tak perlu datang ke rumah sakit sehingga tidak kehilangan waktu yang berharga," tutur dr. Aida Lydia Sutranto, PhD., Sp.PD-KGH, Ketua Umum PERNEFRI.

Pencucian darah dengan metode CAPD termasuk salah satu terapi ginjal yang ditanggung BPJS Kesehatan, Bunda.

"Pembiayaan tatalaksana gagal ginjal per orang pada JKN untuk CAPD adalah Rp76 juta per tahun," kata Ghufron.

Selain cuci darah CAPD, ada juga terapi cuci darah hemodialisis. Baca di halaman berikutnya.

Saksikan juga video tentang aneka makanan yang mampu tingkatkan imunitas:

[Gambas:Video Haibunda]


HEMODIALISIS & CANGKOK GINJAL

Dialysis machine is working. Acting as a substitute for the kidneys to drive waste from the body.

Ilustrasi Cuci Darah Hemodialisis / Foto: Getty Images/iStockphoto/saengsuriya13

2. Hemodialisis

Berbeda dengan CAPD, hemodialisis merupakan terapi cuci darah yang berlangsung di luar tubuh. Hemodialisis dilakukan dengan menggunakan mesin khusus. Hal ini berarti pasien harus pergi ke rumah sakit setiap kali hendak melakukan hemodialisis.

Pembiayaan tatalaksana gagal ginjal per orang dengan JKN adalah Rp92 juta per tahun. Terapi ini dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu.

"Misalnya biaya hemodialisis pasien sekitar Rp1,2 atau Rp1,3 juta sekali cuci darah. Dalam seminggu ya berarti sekitar Rp2,5 jt," papar Ghufron.

3. Transplantasi ginjal

Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal merupakan prosedur bedah untuk mengganti ginjal yang sudah rusak. Pasien akan mendapatkan ginjal baru dari donor yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia.

Cangkok ginjal biasanya dilakukan pada pasien penderita gagal ginjal kornis stadium akhir, Bunda. Namun pada dasarnya, semua pasien gagal ginjal kecuali lansia di atas 70 tahun dapat melakukan transplantasi ginjal.

"Nanti kita lihat apakah ada kecocokan jaringan pada pasien dan pendonor. Donor juga harus dipastikan sehat apabila ia mendonorkan salah satu ginjalnya. Kemudian dilihat dari pasien, apakah dia punya komorbid dan mampu menjalani operasi," kata dr Aida.

Transplantasi ginjal dinilai sebagai cara yang paling efektif untuk mengatasi penyakit ginjal kronik. Biaya untuk sekali cangkok ginjal bisa dibilang lebih murah dibandingkan hemodialisis atau CAPD yang dilakukan berkali-kali selama menahun.

"Ini merupakan jenis terapi paling baik karena kalau dihitung, biayanya lebih murah dan hasilnya jauh lebih efektif," ucapnya.

Meski begitu, saat ini Indonesia masih kekurangan stok ginjal dari para pendonor sehingga cara ini sangat jarang dilakukan. Namun dari segi kemampuan, Ghufron mengatakan bahwa saat ini sudah ada 10 rumah sakit di Indonesia yang melayani transplantasi ginjal dengan program JKN.

"Transplantasi tentu direkomendasikan, namun donornya ini yang agak sulit. Tapi kalau dari segi kemampuan RS, kita sudah mampu. Pembiayaan tatalaksana satu kali tindakan transplantasi ginjal pada JKN adalah Rp378 juta," papar Ghufron.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda