Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Niat Puasa Qadha dan Ketentuan Pelaksanaannya, Yuk Bayar Utang Puasa Bun

Sheila Permatasari   |   HaiBunda

Jumat, 25 Mar 2022 14:14 WIB

beautiful muslim woman open her palm and pray before eating
Ilustrasi niat puasa qadha/ Foto: iStock

Bunda masih memiliki utang puasa di bulan Ramadan tahun lalu? Jika iya, usahakan untuk segera menggantinya ya, Bunda. Puasa untuk menggantikan utang tersebut disebut puasa qadha. Dalam pelaksanannya, harus disertai dengan membaca niat puasa qhada.

Niat puasa qhada adalah bagian dari rukun puasa, Bunda. Membaca niat dalam melaksanakan ibadah memang penting nih. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam hadist Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi:

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Artinya: "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju." (HR Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadist tersebut, para ulama telah sepakat bahwa membaca niat hukumnya wajib, Bunda. Termasuk niat untuk melaksakan puasa qhada. Dalam membaca niat, Mazhab Syafi’i beranggapan cukup dengan membacanya dalam hati. Namun, disebutkan juga bahwa membaca niat secara lisan dianjurkan dari kesunnahan, Bunda.

Untuk waktu membaca, niat puasa qhada bisa dibaca mulai malam hari sebelum melakukan puasa sampai waktu fajar. Jadi, niat puasa qhada Bunda masih sah dilafalkan selama tidak melebihi waktu fajar ya.

Banner Curhat Orang Terkaya RI

Waktu fajar disebut sebagai waktu tanda dimulainya puasa. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: "Barangsiapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya." (HR Ad-Daru Quthni dan Al-Baihaqi).

Melihat pentingnya membaca niat puasa qhada, Bunda tentunya harus tahu ya bagaimana bacaan niatnya. Nah, berikut bacaan niat puasa qhada seperti yang telah dikutip dari laman Detikcom, Bunda.

1. Niat Puasa Qhada

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."

Ingin tahu mengenai ketentuan puasa qhada, Bunda? Yuk cek di halaman berikutnya.

Jelang Ramadan, ketahui keutamaan membaca Al-Quran Bun:

[Gambas:Video Haibunda]



KETENTUAN PELAKSANAAN PUASA QHADA

Hari Raya Aidilfitri/Idul Fitri Celebration

Ilustrasi niat puasa qadha/ Foto: iStock

2. Ketentuan Puasa Qhada

Melaksanakan puasa qhada sebagai pengganti puasa Ramadan hukumnya adalah wajib untuk setiap Muslim ya, Bunda. Hal ini berarti, melaksanakan puasa qhada akan mendapatkan pahala dan jika meninggalkannya maka akan terhitung sebagai dosa.

Orang yang wajib mengganti puasa adalah orang yang sakit dan orang yang berada di perjalanan sehingga tidak bisa melaksanakan puasa saat bulan Ramadan. Hal ini seperti yang disampaikan Allah SWT dalan Quran surat Al-Baqarah ayat 184.

"Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain," surat Al-Baqarah ayat 184.

Nah untuk waktu pelaksanaannya, terdapat dua pendapat yang berbeda nih Bunda. Melansir dari Detikcom, dalam buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, pendapat pertama mengatakan bahwa jika puasa yang ditinggalkan berurutan, maka cara menggantinya pun dengan berurutan.

Pendapat tersebut memiliki alasan bahwa qhada adalah mengganti puasa yang ditinggalkan. Sehingga, cara pelaksanaannya pun harus sama, Bunda.

Sedangkan untuk pendapat yang kedua, menyatakan bahwa puasa qhada tidak harus dilakukan secara berurutan. Pendapat ini diambil karena tidak ada dalil yang menegaskan bahwa puasa qhada wajib dilakukan sesuai jumlah hari yang ditinggalkan ya, Bunda.

Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya pun menyatakan bahwa puasa qhada boleh dilakukan dengan terpisah atau tidak berututan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW dari Ibnu Umar, yang berbunyi:

"Qadha puasa Ramadhan itu jika ia berkehendak maka boleh melakukannya secara terpisah. Dan, jika ia berkehendak maka ia boleh juga melakukan secara berurutan." (HR. Daruquthni).

Dalam pelaksanaannya, Bunda bisa memilih salah satu dari kedua pendapat tersebut ya. Jika Bunda lupa dengan jumlah puasa yang harus diganti, lebih baik menentukannya dengan jumlah yang lebih banyak.

Adapun waktu yang dilarang untuk melaksanakan puasa qhada nih, Bunda, yaitu pada bulan Syawal hingga bulan Sya’ban atau sebeum bulan Ramadan berikutnya. Beberapa mahzab menyebutkan harus mengganti puasa sebelum pertengahan bulan Sya’ban.

Puasa qhada juga tidak boleh dilaksanakan pada hari yang diharamkan untuk berpuasa ya, Bunda. Seperti pada Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal dan Hari Raya Idul Adha, 10 Djulhijjah. Berpuasa juga haram dilakukan pada hari-hari tasyrik yakni 11, 12, dan 13 Djulhijjah.

Puasa qhada sifatnya wajib seperti puasa Ramadan, maka syarat yang membatalkannya pun sama ya, Bunda.

Nah, itulah bacaan niat puasa qhada dan ketentuan dalam pelaksanaannya. Semoga informasinya bermanfaat ya.


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda