moms-life
Mengenal Guilt Trip, Bentuk Manipulasi yang Bikin Orang Lain Merasa Bersalah
Selasa, 10 Jan 2023 18:00 WIB
Guilt trip bisa membuat seseorang merasa bersalah atas sesuatu yang mungkin bukan tanggung jawab atau kesalahan pribadinya. Ini biasanya rasa bersalah yang disebabkan oleh orang lain atau bentuk manipulatif.
Perilaku ini biasanya merupakan bentuk paksaan atau manipulasi psikologis, tetapi terkadang bisa merugikan diri sendiri, Bunda.
Meski ada berbagai metode untuk mengatasi dan menolak guilt trip, Bunda perlu memiliki pemahaman yang lengkap seputar perilaku ini untuk menghindarinya.
Mengenal guilt trip
Melansir dari laman Psychology Today, guilt trip adalah bentuk komunikasi verbal atau non-verbal di mana pemicu rasa bersalah mencoba untuk menimbulkan perasaan bersalah pada target, dalam upaya untuk mengontrol perilaku mereka.
Dengan demikian, guilt trip adalah bentuk manipulasi dan paksaan psikologi yang jelas.
Perilaku ini menyebabkan orang lain merasa bersalah atau rasa tanggung jawab untuk mengubah perilaku mereka atau mengambil tindakan tertentu. Karena rasa bersalah dapat menjadi motivator perilaku manusia yang begitu kuat, orang dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengubah cara berpikir, merasakan, dan berperilaku terhadap orang lain.
Terkadang, ini bersandar pada sesuatu yang sudah membuat seseorang merasa bersalah. Dalam kasus lain, seseorang mungkin menimbulkan perasaan bersalah atau tanggung jawab yang tidak dibenarkan untuk memanipulasi emosi dan perilaku orang lain.
Contoh dalam hubungan dan kehidupan sehari-hari
Ada banyak contoh guilt trip dalam hubungan dan kehidupan sehari-hari. Guilt trip dapat digunakan sebagian orang tergantung pada tujuan dari perilaku tersebut. Melansir dari laman Verywell mind, berikut adalah beberapa contoh guilt trip dalam hubungan dan kehidupan sehari-hari.
1. Manipulasi
Terkadang, tujuan utama dari guilt trip adalah memanipulasi seseorang untuk melakukan sesuatu yang biasanya tidak ingin mereka lakukan.
2. Menghindari konflik
Dalam kasus lain, orang mungkin menggunakan guilt trip untuk menghindari pembicaraan langsung tentang suatu masalah. Ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa perlu terlibat dalam konflik tersebut.
3. Pendidikan moral
Guilt trip juga bisa menjadi cara untuk membuat seseorang terlibat dalam perilaku yang menurut individu lebih bermoral atau benar.
4. Menimbulkan simpati
Dalam beberapa kasus, guilt trip memungkinkan individu untuk mendapatkan simpati orang lain dengan menempatkan diri mereka dalam peran seseorang yang telah dirugikan oleh tindakan yang seharusnya membuat orang lain merasa bersalah.
Dampak dari guilt trip
Memunculkan perasaan bersalah untuk mengubah perilaku seseorang dapat memiliki berbagai dampak. Apakah rasa bersalah digunakan dengan sengaja atau tidak, itu mencegah komunikasi dan hubungan yang sehat dengan orang lain.
Berikut adalah beberapa dampak langsung dari bentuk manipulasi psikologis terselubung yang satu ini.
1. Merusak hubungan
Penelitian menunjukkan bahwa guilt trip dapat merusak hubungan dekat seseorang dengan orang lain. Satu studi menemukan bahwa orang yang terluka oleh kritik pasangannya lebih cenderung menggunakan perasaan sakit hati itu untuk membuat pasangannya merasa bersalah dan menawarkan jaminan.
2. Kebencian
Salah satu alasan mengapa rasa bersalah dapat meracuni hubungan adalah karena hal itu dapat menyebabkan perasaan dendam yang bertahan lama.
“Guilt trip memaksakan keadaan permusuhan yang terkait dengan rasa bersalah, bersama dengan perasaan dendam karena merasa dimanipulasi,” tutur Peneliti Courtney Humeny.
3. Kesejahteraan yang buruk
Perasaan bersalah yang berlebihan dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-komplusif. Menjadi sasaran guilt trip dapat berkontribusi pada perkembangan atau menimbulkan dampak buruk pada kondisi tersebut.
Bagaimana mengatasi guilt trip?
Ada sejumlah taktik yang dapat membantu Bunda saat menghadapi rasa bersalah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan.
1. Akui permintaan tersebut
Biarkan mereka tahu bahwa Bunda memahami bahwa itu penting bagi mereka. Menanggapi dengan empati dan menunjukkan bahwa Bunda melihat kebutuhan mereka, dapat membantu mereka merasa bahwa mereka tidak diabaikan begitu saja.
Mengakui emosi mereka dapat membantu Bunda mengurangi intensitas perasaan tersebut.
2. Curahkan perasaan Bunda
Jelaskan bahwa Bunda juga melihat bagaimana mereka mencoba membuat Bunda merasa bersalah sehingga Bunda akan melakukan apa yang mereka inginkan. Kemudian, beri tahu mereka bagaimana perasaan Bunda terhadap jenis manipulasi itu.
Sarankan bahwa berinteraksi dengan cara itu akan menimbulkan kebencian dan bentuk komunikasi yang lebih langsung akan lebih efektif.
3. Tetapkan batasan
Batasan dapat membantu menetapkan pada apa yang akan dan tidak akan Bunda terima. Bahkan, jika akhirnya Bunda membantunya dengan permintaan mereka, pastikan Bunda dengan mengartikulasikan batasan Bunda dan menjelaskan konsekuensi dari melewati batasan tersebut.
Sementara itu, hal-hal lain yang dapat Bunda lakukan adalah melindungi harga diri dan menjaga jarak bila diperlukan. Kemungkinan besar Bunda akan jatuh dalam guilt trip, jika sudah merasa buruk tentang diri sendiri. Jadi, temukan strategi untuk membangun rasa harga diri tersebut.
Jika orang lain terus mencoba memanipulasi Bunda dengan perasaan bersalah, kurangi komunikasi dengannya atau bahkan, pertimbangkan juga untuk mengakhiri hubungan dengannya.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda tahu seputar guilt trip. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga video 5 cara orang cerdas menghadapi teman toxic yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
(asa)