moms-life

5 Komplikasi Gangguan Depresi Mayor yang Membahayakan & Cara Mengatasinya

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Sabtu, 03 Jun 2023 21:25 WIB

Jakarta -

Bukan hanya depresi, gangguan depresi mayor dapat menyebabkan yang lebih buruk. Kondisi mental ini dapat menyebabkan komplikasi yang mempengaruhi kesehatan dan mengubah cara Bunda berpikir dan berperilaku.

Gangguan depresi mayor adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan suasana hati yang rendah atau tertekan secara terus-menerus dan hilangnya minat pada aktivitas yang pernah membawa kesenangan.

Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan depresi klinis, gangguan ini dapat mempengaruhi cara Bunda tidur, nafsu makan, dan kemampuan berpikir jernih. Gejala-gejala ini harus ada setidaknya selama dua minggu untuk diagnosis.


Banner PPDB 2023

Gangguan ini dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Sebagian besar kasus cenderung dimulai pada usia 20-an, tetapi dapat berkembang pada usia berapa pun.

5 Komplikasi gangguan depresi mayor

Melansir dari laman Cleveland Clinic, gangguan depresi mayor sering terjadi. Itu adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling umum. Ini mempengaruhi 5 persen hingga 17 persen orang di beberapa titik dalam hidup mereka.

Adapun beberapa potensi komplikasi yang mungkin bisa disebabkan oleh gangguan mental yang satu ini:

1. Obesitas

Saat depresi, tidak mengherankan jika Bunda beralih ke makanan untuk menghilangkan rasa tidak nyaman.

Gangguan depresi mayor juga bisa mengacak-acak hormon nafsu makan, sehingga Bunda makan lebih banyak dari biasanya. Beberapa antidepresan bahkan membuat berat Bunda malah bertambah.

Faktanya, kenaikan berat badan adalah salah satu alasan utama orang berhenti minum obat anti depresi.

2. Penyakit kronis

Orang yang menderita kondisi mental ini seringkali memiliki satu atau lebih penyakit jangka panjang, seperti:

  • Kanker
  • Sklerosis ganda
  • Penyakit jantung
  • Diabetes

Meski banyak dari kondisi ini tidak dapat disembuhkan, Bunda bisa mengendalikannya. Akan tetapi, depresi membuat mereka lebih sulit untuk diobati dan dikendalikan. Hal ini juga menjelaskan mengapa pria dan wanita yang menderita gangguan ini meninggal lebih cepat daripada orang yang tidak depresi.

3. Menyakiti diri sendiri

Dalam beberapa kasus, sebagian orang mencoba untuk memotong, membakar kulit, mencabut rambut, dan lain-lain, untuk menyelesaikan masalahnya.

Melukai diri sendiri lebih sering terjadi pada remaja, tetapi juga bisa terjadi di kemudian hari. Jika mengalami kesulitan, bicarakan dengan dokter atau teman terpercaya atau anggota keluarga. Dibutuhkan lebih dari kemauan untuk berhenti.

4. Penyalahgunaan zat

Sekitar sepertiga orang dengan gangguan depresi mayor memiliki masalah dengan alkohol atau obat-obatan. Keduanya dapat mengubah cara kerja pikiran dan tubuh Bunda.

Jika menggunakan zat dengan cara yang salah, Bunda cenderung mengalami gangguan kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan. Jika memiliki pikiran untuk bunuh diri, ada kemungkinan lebih besar Bunda akan menindaklanjutinya.

5. Perubahan kognitif

Melansir dari laman Web MD, gangguan depresi mayor mengubah cara kerja otak. Bunda yang mengalami kondisi ini mungkin akan mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian atau mengingat kata atau nama seseorang.

Hal ini dapat terjadi selama atau di antara serangan depresi berat. Itu dapat membuat lebih sulit berfungsi di semua bidang kehidupan Bunda, baik itu pekerjaan, sekolah, maupun hubungan pribadi.

Antidepresan mungkin tidak memperbaiki gejala kognitif, dan mungkin tidak membaik saat depresi terangkat. Akan tetapi, jenis perawatan lain dapat membantu.

Terapi remediasi kognitif mengajarkan Bunda cara mengatasi tantangan terkait otak. Terapi bicara umum, termasuk terapi perilaku kognitif dan terapi mindfulness, juga dapat bekerja dengan baik.

Nah, itulah beberapa potensi komplikasi gangguan depresi mayor yang perlu Bunda ketahui. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video mengenal istilah BPD dan bipolar yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

(asa)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT