moms-life
Mengenal Pygmalion Effect, Ekspetasi Tinggi Orang Lain yang Berikan Pengaruh Positif
Sabtu, 27 May 2023 14:40 WIB
Pygmalion effect mengacu pada situasi di mana harapan yang tinggi mengarah pada peningkatan kinerja dan harapan yang rendah menyebabkan kinerja yang memburuk. Akan tetapi, dalam beberapa kasus situasi ini menjadi suatu hal positif, lho.
Meski pygmalion effect awalnya diamati di dalam kelas, efek ini juga telah diterapkan di bidang manajemen, bisnis, dan psikologi olahraga.
Situasi ini juga dikenal sebagai rosenthal effect, diambil dari nama peneliti yang pertama kali mengamati fenomena tersebut.
Apa itu pygmalion effect?
Pygmalion effect istilah psikologis yang digunakan untuk menggambarkan dampak harapan positif atau negatif terhadap kinerja individu atau kelompok.
Gagasan dasarnya adalah ketika seorang pemimpin, figur otoritas, atau panutan percaya bahwa Bunda dapat berhasil dalam bidang tertentu, Bunda akan bekerja keras untuk memenuhi harapan mereka.
Ini juga menyiratkan bahwa Bunda berbuat lebih ketika lebih banyak yang memberikan ekspeKtasi tinggi terhadap Bunda.
Sejarah munculnya istilah pygmalion effect
Melansir dari laman Simply Sociology, Robert Rosenthal menemukan pygmalion effect dalam sebuah studi terobosan pada tahun 1964.
Dalam memperkenalkan konsep tersebut dalam buku mereka berjudul Pygmalion in the Classroom, Rosenthal dan rekannya Lenore Jacobson menggunakan mitos Yunani tentang Pygmalion dalam Metamorphoses oleh Ovid.
Pygmalion dalam cerita tersebut adalah seorang pematung dari Siprus, yang akhirnya jatuh cinta pada patung gading wanita yang dibuatnya.
Terpikat oleh keindahan patung tersebut, dia memohon kepada para dewa untuk memberikan seorang istri yang mirip dengannya. Para dewa menanggapi dengan mengabulkan permintaan Pygmalion. Patung itu kemudian menjadi hidup.
Berabad-abad kemudian, drama pygmalion karya George Bernard Shaw juga menyampaikan maksudnya. Di dalamnya, Liza menjelaskan bahwa perbedaan antara seorang wanita dan seorang gadis penjual bunga bukanlah bagaimana dia berperilaku, tetapi bagaimana dia diperlakukan.
Lebih lanjut, dia mengatakan, “Saya akan selalu menjadi gadis pembawa bunga bagi Profesor Higgins, karena dia selalu memperlakukan saya sebagai gadis pembawa bunga, dan akan selalu demikian; tetapi saya tahu saya bisa menjadi seorang wanita bagi Anda, karena Anda selalu memperlakukan saya sebagai seorang wanita, dan akan selalu begitu.”
Bagaimana pygmalion effect bekerja?
Pygmalion effect menunjukkan ekspektasi kekuatan yang dimiliki dalam membentuk perilaku. Efek ini terjadi ketika Bunda cenderung menginternalisasi label yang diberikan orang lain. Bunda selalu mencoba untuk menyesuaikan diri dengan label-label itu, baik positif maupun negatif.
Pygmalion effect bekerja secara melingkar:
- Ekspektasi orang lain tentang Bunda mempengaruhi perilaku mereka terhadap Bunda.
- Perilaku mereka terhadap Bunda mempengaruhi cara Bunda memandang diri sendiri.
- Bagaimana Bunda melihat diri sendiri mempengaruhi perilaku diri sendiri.
- Perilaku Bunda terhadap orang lain mempengaruhi keyakinan mereka, memperkuat harapan mereka.
Dengan kata lain, ekspektasi orang lain terhadap kinerja Bunda tidak hanya mempengaruhi cara Bunda bertindak, tetapi juga cara mereka bertindak
Meskipun pygmalion effect ini sering dianggap suatu hal yang negatif, situasi ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan orang lain dengan sengaja, seperti siswa, karyawan, atau seorang atlet.
Menyadari pygmalion effect dapat membantu orang-orang dalam posisi kepemimpinan menyadari bagaimana sikap dan ekspektasi bawahan mereka dapat mempengaruhi mereka, Bunda.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui tentang pygmalion effect. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video mengenal istilah BPD dan bipolar beserta cara menanganinya yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
(asa)