Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Mengenal Social Loafing, Sikap Malas Bekerja di Dalam Kelompok

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Rabu, 14 Jun 2023 19:25 WIB

Young Asian woman wear casual sit front of desk with computer laptop feeling unhappy stressed about debt problem on work idea in living room at house at night. Work from home concept.
Mengenal Social Loafing, Sikap Malas Bekerja di Dalam Kelompok/Foto: Getty Images/MTStock Studio
Jakarta -

Social loafing menggambarkan kecenderungan individu untuk berusaha lebih sedikit ketika mereka menjadi bagian dari suatu kelompok.

Hal ini karena semua anggota kelompok menyatukan upaya mereka untuk mencapai tujuan bersama, setiap anggota kelompok memberikan kontribusi lebih sedikit daripada jika mereka bertanggung jawab secara individual.

Jika pernah bekerja sebagai bagian dari kelompok yang memiliki tujuan lebih besar, Bunda pasti pernah mengalami fenomena psikologis ini secara langsung.

Banner Usia 4 Tahun Masuk TK

Jika pernah memimpin sebuah kelompok, kemungkinan besar Bunda merasa frustrasi karena kurangnya upaya yang terkadang dilakukan oleh anggota kelompok. Lantas, apa penyebab sikap psikologis ini?

Apa itu social loafing?

Melansir dari laman better up, social loafing adalah istilah yang sering digunakan dalam psikologi sosial. Itulah yang terjadi ketika seseorang berusaha lebih sedikit ketika mereka dinilai sebagai bagian dari kelompok.

Tingkat upaya ini lebih rendah dibandingkan saat orang yang sama bekerja sendiri atau menilai secara individual. Saat bekerja sendiri, banyak orang cenderung lebih berusaha. Akan tetapi, ketika ada kerja tim yang terlibat, beberapa orang akan mengendur.

Ketika melihat kinerja kelompok secara keseluruhan, social loafing mungkin tidak terlihat jelas. Hanya ketika Bunda melihat kinerja individu setiap orang, Bunda dapat mulai melihat social loafing dalam situasi seperti pekerjaan.

Penyebab social loafing

Melansir dari laman Verywell Mind, psikolog telah menemukan beberapa kemungkinan penjelasan dari sikap social loafing. Berikut adalah beberapa faktor pemicunya:

1. Motivasi

Motivasi dapat memainkan peran penting dalam menentukan apakah social loafing terjadi. Orang yang kurang termotivasi oleh suatu tugas lebih cenderung terlibat dalam social loafing ketika mereka menjadi bagian dari suatu kelompok.

2. Difusi tanggung jawab

Orang lebih cenderung terlibat dalam social loafing jika mereka merasa kurang bertanggung jawab secara pribadi untuk suatu tugas, dan mengetahui bahwa upaya individu mereka berdampak kecil pada hasil keseluruhan.

3. Ukuran kelompok

Dalam kelompok kecil, orang lebih cenderung merasa usaha mereka lebih penting dan oleh karena itu, akan berkontribusi lebih banyak. Akan tetapi, semakin besar kelompoknya, semakin sedikit upaya individu yang akan dilakukan orang.

4. Harapan

Jika mengharapkan orang lain untuk mengendur, Bunda mungkin juga akan melakukannya karena Bunda tidak ingin terjebak dalam melakukan semua pekerjaan.

Di sisi lain, jika berada dalam kelompok orang-orang berprestasi tinggi yang tampak mengendalikan segalanya, mungkin Bunda juga akan cenderung memilih untuk mundur dan membiarkan mereka semua yang menyelesaikan pekerjaannya.

Cara mengurangi social loafing

Social loafing dapat berdampak serius pada kinerja dan efisiensi kelompok. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak social loafing.

1. Buat tugas yang jelas

Memberikan arahan langsung kepada anggota kelompok dapat membantu mereka menetapkan tujuan dan mengelola alur kerja mereka secara lebih efektif dalam tim.

Saat mendelegasikan tugas dalam tim alih-alih mengandalkan kelompok untuk mengatur sendiri, Bunda dapat menanamkan rasa tanggung jawab pada setiap anggota tim. Ini seperti memberikan lebih banyak panduan dalam kelompok dan memotivasi setiap orang untuk bertanggung jawab.

2. Bagi menjadi beberapa subkelompok

Membuat lingkungan kelompok lebih kecil dan lebih intim dapat mengurangi social loafing. Dengan meningkatkan tingkat keakraban yang dimiliki anggota kelompok satu sama lain, Bunda dapat menciptakan perasaan kewajiban dan komitmen di antara tim.

3. Meningkatkan pengawasan

Memberikan lebih banyak pengawasan kepada kelompok dapat mendorong mereka untuk mempertahankan produktivitas dan upaya mereka saat bekerja dalam pengaturan kelompok.

Mengingatkan orang tentang ekspetasi kinerja mereka, melacak metrik, dan memeriksa mereka terkait kontribusi mereka dapat membantu menjaga tetap pada jalur produktivtasnya.

4. Berikan pengakuan individu

Lantaran salah satu penyebab utama social loafing adalah kurangnya motivasi individu untuk berkontribusi pada kelompok, cobalah untuk mengakui pencapaian individu dalam tim. Ketika seseorang menyelesaikan tugas yang sangat sulit atau membantu orang lain dalam tim, akui kontribusi mereka secara terbuka.

5. Membuat tugas kooperatif

Tetapkan tugas kooperatif di mana anggota kelompok memiliki kesempatan untuk bekerja secara aktif. Alih-alih mengadakan kerja kelompok di mana orang mengerjakan tugas tertentu kemudian menyatukan mereka, minta orang untuk bekerja berpasangan atau membuat tugas di mana mereka dapat berkolaborasi dan bertukar pikiran,

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui tentang social loafing, mulai dari pengertian, penyebab, hingga cara menguranginya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video mengenal istilah BPD dan bipolar, serta cara mengatasinya yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

(asa)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda