Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Bekerja Shift Malam Bikin Kesehatan Mental Terganggu, Ini Faktanya Bun

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Rabu, 21 Jun 2023 19:30 WIB

Asian woman working late and serious action on the table in front of computer monitor desktop in the room at home in the dark,
Shift Malam Bikin Kesehatan Mental Terganggu, Ini Faktanya Bun/Foto: Getty Images/staticnak1983
Jakarta -

Shift malam bikin kesehatan mental seseorang terganggu. Hal ini bisa terjadi karena adanya pergeseran malam yang meminta tubuh bekerja melawan siklus tidur alami yang biasa dilakukan.

Menurut American Psychological Association, itu memprihatinkan karena memaksa orang untuk berjuang melawan jam sirkadian alami mereka sendiri setiap hari, membuat mereka rentan terhadap gangguan kesehatan mental dan masalah lainnya.

Banyak pekerja shift malam berjuang dengan kelelahan kronis dan itu bisa membuat mereka merasa mudah tersinggung dan bahkan depresi, Bunda.

Anak Mandiri

Memahami risiko dapat membantu banyak pekerja mengembangkan strategi untuk mengatasinya. Kebutuhan akan kerja shift malam selalu ada di banyak industri, termasuk industri kesehatan.

Dengan mempelajari cara bekerja shift malam dan tetap sehat, para pekerja tidak hanya dapat melindungi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan psikologisnya.

Risiko bekerja shift malam

Berikut adalah beberapa konsekuensi psikologis bagi pekerja shift malam yang perlu Bunda ketahui.

1. Mengganggu tidur malam

Melansir dari laman News Medical and Life Sciences, efek kerja shift malam paling jelas terjadi pada waktu tidur, yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas. Efeknya tergantung pada sifat shift malam, yaitu lamanya, frekuensi, dan waktu istirahat di antaranya serta kepribadian dan perilaku pekerja.

Rata-rata pekerja shift malam mengalami kurang tidur dua hingga empat jam yang terganggu sebelum waktunya. Selain itu, mereka mengalami tidur dengan gerakan mata cepat tahap dua yang lebih buruk, yang dianggap kurang nyenyak.

2. Meningkatkan risiko depresi

Mereka yang bekerja shift malam tidak selaras dengan ritme biologisnya, menyebabkan jetlag sosial, sebutan dari para peneliti.

Jetlag sosial dapat menyebabkan disfungsi kimiawi otak, memicu gejala depresi. Kekurangan vitamin D juga bisa dikaitkan dengan depresi. Pasalnya, bekerja di malam hari jarang sekali mendapatkan waktu yang berkualitas di bawah sinar matahari.

3. Meningkatkan risiko cedera di tempat kerja

Cedera di tempat kerja adalah salah satu konsekuensi psikologis dari bekerja shift malam. Bekerja di malam hari perlu melawan kecenderungan alami tubuh untuk mematikan proses vital, yang meliputi kesadaran dan gerakan.

Mengapa risiko lebih besar pada malam hari? Ada dua kemungkinan alasan. Kelelahan pekerja akibat gangguan tidur atau jam kerja panjang adalah salah satunya. Kurang pemantauan dan bantuan rekan kerja adalah hal lain.

4. Merusak kemampuan kognitif

Efek psikologis dari bekerja shift malam termasuk ingatan yang memburuk. Kecepatan pemrosesan mental yang lebih lambat adalah efek lainnya.

Kognisi menangani bagaimana manusia memandang, mengingat, berbicara, berpikir, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Akibatnya, kurang tidur dapat berdampak negatif pada efisiensi kognitif karyawan.

5. Mudah marah

Menurut sebuah studi epidemiologis, pekerja shift malam mengalami kegugupan, lekas marah, dan kecemasan sebagai akibat dari kondisi yang banyak tekanan. Hal ini karena gangguan ritme sirkadian terus-menerus serta defisit tidur yang meningkat.

Cara mengatasi kerja shift malam

Kerja shift malam datang dengan lebih dari tantangan, tetapi Bunda tak perlu khawatir karena ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini.

1. Prioritaskan tidur

Hubungan antara tidur dan kesehatan mental mungkin sangat jelas, tetapi pentingnya istirahat yang cukup tidak dapat dilebih-lebihkan. Tidur memulihkan dan memperbaiki tubuh dengan berbagai cara, dan data dari the Centers For Disease Control and Prevention (CDC), menunjukkan bahwa kurang dari 7 jam tidur malam berkaitan dengan sejumlah risiko kesehatan.

Memiliki rutinitas tidur membantu ritme sirkadian Bunda menyesuaikan dengan jam tidur yang tidak biasa. Penelitian menunjukkan bahwa sebaiknya hindari kafein dalam 6 jam sebelum tidur, dan tidur siang selama 10 menit selama waktu istirahat dapat efektif mengurangi rasa kantuk dan membangunkan otak.

2. Jadwalkan waktu dengan teman

Memiliki jadwal yang tidak biasa dapat membuat Bunda tidak sinkron dengan keluarga dan teman, menyebabkan Bunda melewatkan acara sosial dan bahkan komunikasi sehari-hari dengan mereka.

Hal ini berarti Bunda perlu melakukan sedikit lebih banyak rencana untuk tetap terhubung dengan orang-orang sekitar, terutama keluarga dan teman terdekat.

3. Tambahkan olahraga rutin

Berolahraga bermanfaat bagi kesehatan mental. Hanya 5 hingga 30 menit olahraga sedang setiap hari dapat mengangkat suasana hati dan meningkatkan perhatian. Mengganti 15 menit duduk dengan aktivitas berat seperti berlari bahkan dapat menurunkan risiko depresi, Bunda.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui tentang shift malam bikin kesehatan mental seseorang terganggu hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video mengenal istilah BPD dan bipolar serta cara mengatasinya yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

(asa)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda